Semarang (ANTARA) - Sebanyak tiga orang dilaporkan meninggal dunia akibat tersetrum selama banjir yang terjadi sejak 31 Desember 2022 hingga Senin di wilayah Kota Semarang, Jawa Tengah.

Kapolsek Genuk Kompol RIS Andrian mengatakan dua kejadian dengan tiga korban tewas tersebut seluruhnya terjadi di wilayah Kecamatan Genuk.

Peristiwa pertama, kata dia, terjadi pada 31 Desember 2022 dengan korban dua mahasiswa Universitas Sultan Agung Semarang.

Kedua korban yang bernama Dinda Shefira (19) dan Muh. Kevinabeel (19) itu, meninggal dunia setelah tersetrum di tempat indekosnya di Jalan Kapas, Kecamatan Genuk.

"Dari keterangan saksi diketahui ada kabel terputus yang posisinya terendam di air," katanya.

Peristiwa kedua, kata dia, terjadi pada hari ini di kompleks PT Alfa Trans di kawasan Industri Terboyo, Kota Semarang.

Korban bernama Sunaryo (62), warga Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, diduga tewas tersengat listrik saat menghidupkan genset.

Dari keterangan saksi, kata dia, korban dilaporkan akan memasak dan terlebih dahulu menghidupkan genset.

"Posisi genset saat itu sedikit terendam air," katanya.

Korban selanjutnya dievakuasi oleh petugas gabungan kepolisian dan SAR untuk melintasi banjir yang masih menggenangi kawasan itu.
  Petugas stasiun memindahkan kursi tunggu penumpang yang terendam banjir di selasar tunggu Stasiun Tawang, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (31/12/2022). Banjir yang merendam stasiun dengan ketinggian air bervariasi 15-70 cm akibat intensitas hujan tinggi sejak Sabtu (31/12) dini hari itu menyebabkan sejumlah aktivitas pelayanan stasiun terganggu serta sejumlah rute perjalanan kereta api mengalami keterlambatan baik kedatangan maupun keberangkatan. ANTARA FOTO/Aji Styawan/aww.

 

Lima kelurahan dan empat desa


Banjir akibat luapan sungai di Kota Sampang, Jawa Timur, Minggu, merendam lima kelurahan dan empat desa, menyebabkan aktivitas warga di kota itu lumpuh.

Menurut Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sampang Asroni di Sampang, Jawa Timur, Minggu malam, jumlah desa dan kelurahan terdampak banjir itu, berdasarkan laporan tim lapangan yang disampaikan ke BPBD Kota Sampang hingga Minggu sekitar pukul 21.30 WIB.

"Saat ini tim terus melakukan pemantauan dan mengevakuasi warga yang terjebak banjir, terutama warga lanjut usia dan anak-anak," katanya.

Ketinggian genangan banjir di empat desa dan lima kelurahan itu bervariatif, antara 40 cm hingga 1 meter, bahkan di beberapa titik ada yang mencapai 2 meter.

Asroni menjelaskan dari empat desa dan lima kelurahan yang tergenang banjir itu, yang terparah di Kelurahan Dalpenang Kecamatan Sampang dan Kelurahan Rong Tengah Kecamatan Sampang.

"Kedua kelurahan ini parah, karena berada di dekat aliran Sungai Kalikamuning yang meluap itu. Banjir yang terjadi kali ini kan disebabkan oleh sungai yang meluap akibat hujan deras di hulu sungai," katanya.

Selain menggenangi perkampungan warga, banjir yang melanda Kota Sampang itu juga menggenangi Rumah Tahanan Negara (Rutan) Klas IIB Sampang.

Menurut Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan Kelas IIB Sampang Fajarisman, ketinggian genangan banjir di sekitar Rutan Sampang antara 30 hingga 40 cm.

"Tapi genangan air di Rutan hanya pada area luar atau halaman rutan, sementara ruang tahanan warga binaan disebut masih aman dari banjir," katanya.

Namun, sambung dia, jika banjir semakin semakin semakin deras, menurut Fajarisman, kemungkinan ruang tahanan juga bisa tergenang.

"Karena itu, penjagaan di sekitar rutan kita perketat, khawatir genangan banjir semakin tinggi," katanya.

Sementara itu, berdasarkan pantauan di lapangan, hingga sekitar pukul 21.45 WIB, banjir yang menggenangi Kota Sampang belum surut.

Ketinggian genangan air di jalan protokol kota ini antara 30 hingga 40 cm, sedangkan di sebagian perkampungan warga, antara 50 cm hingga 1 meter lebih.




Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tiga orang tewas tersetrum selama banjir melanda Semarang

Pewarta : Immanuel Citra Senjaya
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024