Kendari (ANTARA) - Penjabat (Pj) Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu menyebut bahwa bertambahnya angka inflasi di ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) tersebut disebabkan tingginya harga transportasi angkutan udara.

"Sektor yang berkontribusi terhadap peningkatan inflasi Kendari adalah sektor angkutan udara. Kita ingin memberikan subsidi ke penumpang pesawat agak susah, tetapi kita sudah berupaya dengan berkoordinasi dengan seluruh maskapai yang masuk di Kota Kendari,” kata Pj Wali Kota Kendari Asmawa Tosepu usai Rapat Koordinasi TPID se-Sultra di Kendari, Selasa.

Ia mengatakan berdasarkan data Badan Pudat Statistik (BPS) setempat, pada November 2022 di Kendari tercatat mengalami inflasi (yoy) sebesar 6,85 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 115,60.

"Sektor transportasi khususnya angkutan udara yang menjadi kendala dalam menekan angka inflasi. Namun Pemerintah Kota (Pemkot) Kendari telah mengeluarkan surat agar maskapai mampu menyesuaikan harga tiket saat ini," ujar dia.

Sementara itu, lanjut Asmawa, dari sektor pertanian maupun peternakan angka inflasi di sektor tersebut diperkirakan masih terkendali. Sebab pihaknya saat ini melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus melakukan pemantauan terhadap harga komoditi.

Untuk menekan angka inflasi ini, kata Asmawa, Pemkot Kendari juga melakukan koordinasi antar-daerah di Sultra untuk melakukan kerja sama.

"Kita selalu melakukan langkah-langkah monitoring pasar, kemudian pasar murah sampai ke tingkat kelurahan, termasuk berkoordinasi dengan kabupaten kota di sekitar untuk melakukan kerja sama," katanya.

Jelang Natal dan malam Tahun Baru, lanjutnya, Pemkot Kendari bakal melaksanakan operasi pasar dan  pasar murah yang akan dilaksanakan di setiap kelurahan guna mengendalikan inflasi.

Pewarta : Suparman
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024