Kendari (ANTARA) - Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kendari dan Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan dengan Industri (FKLPI) Sulawesi Tenggara bersinergi dalam mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan di daerah tersebut.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Sultra La Ode Muhammad Ali Haswandi di Kendari, Sabtu, mengatakan persoalan ketenagakerjaan dan kemiskinan merupakan masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh satu lembaga saja, tetapi perlu keterlibatan semua pihak, baik pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dunia usaha dan industri, maupun lembaga-lembaga pelatihan.

"Kalau ini ingin kita tuntaskan maka harus ada kolaborasi yang baik dari semua pihak," katanya.

Ia mengatakan hal itu di sela membuka rapat koordinasi yang diselenggarakan BPVP Kendari dengan tema "Mengurangi Angka Pengangguran serta Kemiskinan di Sultra melalui Pemberdayaan Alumni Pelatihan Berbasis Kompetensi".

Ia menjelaskan masalah lainnya, yaitu tingkat penerimaan angkatan kerja yang tidak maksimal, di mana tidak semua jumlah pelamar dapat diterima untuk bekerja akibat kualifikasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau dunia usaha dan industri.

"Kondisi ini merupakan tantangan bagi pemerintah untuk menciptakan calon angkatan kerja yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha dan industri. Terkait dengan hal tersebut maka peran BPVP Kendari menjadi sangat penting dan menentukan," katanya.

Pihaknya akan mencoba melakukan terobosan untuk memasifkan pemberian pelatihan bagi para calon angkatan kerja di setiap daerah di Sultra dengan melibatkan BPVP Kendari, FKLPI, pemerintah provinsi serta pemerintah kabupaten dan kota.

"Kita akan mulai dengan rapat terlebih dahulu, kemudian meminta usulan kegiatan pelatihan apa yang cocok dilaksanakan dari setiap wilayah bekerja sama dengan BPVP Kendari," ujar dia.

Kepala BPVP Kendari La Ode Haji Polondu mengatakan persoalan penuntasan atau pengurangan pengangguran dan kemiskinan dalam mewujudkan masyarakat yang sejahtera, hanya dapat dilakukan jika terjalin kerja sama yang baik di antara semua pihak terkait.

"Kalau masalah ini kita pikirkan dan kita selesaikan secara bersama secara ikhlas dan tulus dengan kompak maka tidak akan begitu sulit. Apalagi setiap tahunnya kita dapat menciptakan tenaga kerja terampil dan kompeten di Provinsi Sulawesi Tenggara kurang lebih 3.000 orang," katanya.

Menurut dia, cara yang dapat ditempuh juga tidak begitu sulit karena calon angkatan kerja yang memiliki keterampilan berbasis kompetensi alumnus pelatihan BPVP Kendari merupakan calon angkatan kerja yang kompeten, siap pakai, dan memiliki daya saing.

"Tidak membuat tumpul ilmu dan keterampilan yang telah mereka peroleh melalui pelatihan adalah cara terbaik dan mewujudkan itu perlu peran dan partisipasi semua pihak," ujar dia.

Ia berharap, para alumnus pelatihan di BPVP Kendari mendapat bantuan modal peralatan kerja atau membukakan peluang sebesar-besarnya bagi mereka agar terserap di dunia usaha atau dunia industri untuk bekerja menerapkan keterampilan yang dimiliki.

Dia menyebut hal itu telah dilakukan PT ASDP Indinesia Fery Cabang Baubau melalui dana program tanggung jawab sosial perusahaan, dengan memberikan bantuan peralatan bagi alumnus pelatihan di Kabupaten Buton Selatan tujuh tujuh paket pelatihan berjumlah 112 orang.

Dari tujuh paket pelatihan yang berbeda-beda tersebut, saat ini para alumnus telah banyak berbuat dan menjalankan usaha secara mandiri.

Selain itu, PT PLN Cabang Kendari melalui perjanjian kerja bersama dengan BPVP Kendari telah melaksanakan pelatihan pembuatan batako dan paving blok menggunakan limbah batu bara, di mana saat ini para alumnus telah menjalankan usaha tersebut.

Selain itu, tambah dia, di Kabupaten Konawe Utara melalui perjanjian kerja bersama antara Bupati Konawe Utara dan BPVP Kendari, para alumnus pelatihan dua paket berjumlah 32 orang mendapatkan bantuan mesin jahit dan mesin serta peralatan las kepada setiap alumnus pelatihan BPVP Kendari di daerah tersebut.

"Bahkan, Pemerintah Kabupaten Konawe Utara mempermudah pengembangan usaha para alumni pelatihan dengan memanfaatkan hasil mereka," ucap dia.

Menurut dia, jika semua bergerak dengan cara tersebut maka dapat menuntaskan pengangguran di Sulawesi Tenggara.

Ketua FKLPI Sultra Ahmat berharap, FKLPI dapat menjadi solusi untuk pengurangan pengangguran dan kemiskinan di Sultra, melalui kerja sama yang baik dengan berbagai pihak dan BPVP Kendari.

Pihaknya akan terus memberikan masukan dan sumbangan pemikiran kepada BPVP Kendari sesuai dengan harapan dan keinginan industri yang ada dalam FKLPI sehingga kebutuhan angkatan kerja sesuai dengan standar atau keinginan dunia industri.

"Jadi, alumni BPVP Kendari dapat langsung bekerja karena standar kebutuhan angkatan kerjanya sesuai dengan yang diinginkan dunia kerja," katanya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024