Kendari (ANTARA) - Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Kendari memberikan pelatihan cara membuat sabun dari jelantah (minyak goreng bekas) dan sereh berbasis teknologi ramah lingkungan kepada warga pesisir di Desa Leppe Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara.
Dosen Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kendari Satya Darmayani di Kendari, Selasa, mengatakan pelatihan pembuatan sabun tersebut diberikan kepada masyarakat pesisir Kabupaten Konawe melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat.
"Jadi kami memberikan edukasi tentang pemberdayaan masyarakat pesisir Desa Leppe melalui pelatihan pembuatan sabun jelantah dan sereh berbasis teknologi ramah lingkungan," katanya.
Ketua kegiatan pengabdian masyarakat ini menyebut salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi yang dapat dimanfaatkan menjadi sabun yang ramah lingkungan. Namun sejauh ini masyarakat belum mengetahui potensi ekonomis minyak goreng bekas tersebut.
Selain itu, masyarakat juga belum mengetahui metode tepat guna pengolahan limbah minyak goreng sebagai bahan baku sabun serta belum memiliki pengetahuan tentang pengendalian pencemaran air dan tanah.
"Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah volume limbah minyak goreng yang tinggi, perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah menjadi sabun," ujar dia.
Ia mengatakan, pihaknya memperlihatkan secara langsung proses pembuatan sabun padat dari limbah minyak jelantah dan limbah sereh yang merupakan limbah rumah tangga yang dapat diolah kembali menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Dengan begitu masyarakat dapat meminimalkan pembuangan kedua limbah tersebut dengan menerapkan zero waste industry. Dimana kedua limbah tersebut dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan sabun.
Poltekkes Kendari latih warga pesisir Desa Leppe Kecamatan Soropia, Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara cara membuat sabun dari limbah minyak jelantah, Selasa (15/11/2022) (ANTARA/Harianto)
Pihaknya memilih Desa Leppe sebagai tempat pelatihan karena desa tersebut merupakan desa mitra binaan Poltekkes Kemenkes Kendari sesuai dengan MoU Nomor Up.04.02/1/2597/2018 yang mana Desa Leppe adalah desa yang berada Di Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.
Menurutnya, salah satu sumber perekonomian masyarakat nelayan Desa Leppe Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe sebagian besar berasal dari laut, permasalahan ekonomi masyarakat nelayan di Desa Leppe masih merupakan salah satu masalah sosial yang serius di dalam kehidupan masyarakat nelayan.
"Pada umumnya masyarakat nelayan masih banyak masuk ke dalam kelompok miskin, sebab itu untuk membantu perekonomian masyarakat nelayan perlu adanya pelatihan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Desa Leppe," ujar dia.
Dia berharap pelatihan tersebut menjadi solusi untuk membantu perekonomian masyarakat Desa Leppe yang mayoritas bekerja sebagai nelayan, dapat merubah pola hidup masyarakat agar mengolah limbah minyak jelantah berbasis zero waste industry.
"Sehingga pembuangan minyak jelantah di sembarang tempat dapat berkurang juga dapat mengurangi risiko pencemaran air tanah, serta terciptanya produk sabun bernilai ekonomis," kata Satya.
Dosen Teknologi Laboratorium Medis Poltekkes Kendari Satya Darmayani di Kendari, Selasa, mengatakan pelatihan pembuatan sabun tersebut diberikan kepada masyarakat pesisir Kabupaten Konawe melalui Program Pengabdian Kepada Masyarakat.
"Jadi kami memberikan edukasi tentang pemberdayaan masyarakat pesisir Desa Leppe melalui pelatihan pembuatan sabun jelantah dan sereh berbasis teknologi ramah lingkungan," katanya.
Ketua kegiatan pengabdian masyarakat ini menyebut salah satu potensi limbah minyak goreng adalah kandungan asam lemak dari minyak nabati yang tinggi yang dapat dimanfaatkan menjadi sabun yang ramah lingkungan. Namun sejauh ini masyarakat belum mengetahui potensi ekonomis minyak goreng bekas tersebut.
Selain itu, masyarakat juga belum mengetahui metode tepat guna pengolahan limbah minyak goreng sebagai bahan baku sabun serta belum memiliki pengetahuan tentang pengendalian pencemaran air dan tanah.
"Oleh karena itu, untuk mengatasi masalah volume limbah minyak goreng yang tinggi, perlu dilakukan tindakan untuk meningkatkan nilai tambah bagi limbah minyak goreng dengan jalan mengolah menjadi sabun," ujar dia.
Ia mengatakan, pihaknya memperlihatkan secara langsung proses pembuatan sabun padat dari limbah minyak jelantah dan limbah sereh yang merupakan limbah rumah tangga yang dapat diolah kembali menjadi barang yang bernilai ekonomis.
Dengan begitu masyarakat dapat meminimalkan pembuangan kedua limbah tersebut dengan menerapkan zero waste industry. Dimana kedua limbah tersebut dapat diolah menjadi bahan baku pembuatan sabun.
Pihaknya memilih Desa Leppe sebagai tempat pelatihan karena desa tersebut merupakan desa mitra binaan Poltekkes Kemenkes Kendari sesuai dengan MoU Nomor Up.04.02/1/2597/2018 yang mana Desa Leppe adalah desa yang berada Di Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe.
Menurutnya, salah satu sumber perekonomian masyarakat nelayan Desa Leppe Kecamatan Soropia Kabupaten Konawe sebagian besar berasal dari laut, permasalahan ekonomi masyarakat nelayan di Desa Leppe masih merupakan salah satu masalah sosial yang serius di dalam kehidupan masyarakat nelayan.
"Pada umumnya masyarakat nelayan masih banyak masuk ke dalam kelompok miskin, sebab itu untuk membantu perekonomian masyarakat nelayan perlu adanya pelatihan untuk meningkatkan taraf ekonomi masyarakat Desa Leppe," ujar dia.
Dia berharap pelatihan tersebut menjadi solusi untuk membantu perekonomian masyarakat Desa Leppe yang mayoritas bekerja sebagai nelayan, dapat merubah pola hidup masyarakat agar mengolah limbah minyak jelantah berbasis zero waste industry.
"Sehingga pembuangan minyak jelantah di sembarang tempat dapat berkurang juga dapat mengurangi risiko pencemaran air tanah, serta terciptanya produk sabun bernilai ekonomis," kata Satya.