Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara membina petani di Kabupaten Wakatobi untuk mengembangkan komoditas bawang merah dengan sistem total organik.
Kepala BI Sultra Doni Septadijaya dalam keterangan tertulis di Kendari, Minggu, mengatakan pengembangan komoditas bawang merah tersebut merupakan salah satu program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Sebagai upaya perluasan GNPIP di Kabupaten Wakatobi, Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Pemerintah Daerah Wakatobi bersinergi menyelenggarakan bimbingan pengembangan komoditas bawang merah secara total organik," katanya.
Dia menyampaikan sebagai tindak lanjut yang responsif terhadap kondisi inflasi nasional dan daerah, pihaknya bersama Pemerintah Daerah setempat menggandeng 40 petani bawang merah di Desa Liya Togo untuk mengembangkan bawang merah.
Ia mengatakan pengembangan komoditas bawang merah secara total organik dilakukan dengan pendekatan urban farming. Upaya tersebut merupakan salah rangkaian kegiatan Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wakatobi WAVE) 2022.
"Pengembangan komoditas bawang merah penting dilakukan karena sebagai salah satu penyumbang inflasi," ujar dia.
Dia menerangkan para petani bawang merah akan mempelajari konsep budidaya dengan pendekatan urban farming dan total organik, yaitu memanfaatkan polybag sebagai solusi efisiensi penggunaan lahan dan menggunakan pupuk organik berteknologi MA-11.
"Melalui kegiatan ini diharapkan Kabupaten Wakatobi mampu mandiri pangan yang akhirnya mampu menciptakan stabilitas harga pangan dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar dia.
Ia mengaku bahwa pihaknya berkomitmen untuk bersinergi bersama pemerintah daerah dalam memperluas implementasi GNPIP melalui Gerakan TABE Di (tanam cabai di pekarangan) di berbagai daerah se-Sultra.
"Dalam upaya menghadirkan Sultra sebagai daerah terdepan yang mampu menjawab tantangan inflasi daerah," kata Doni.
Kepala BI Sultra Doni Septadijaya dalam keterangan tertulis di Kendari, Minggu, mengatakan pengembangan komoditas bawang merah tersebut merupakan salah satu program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
"Sebagai upaya perluasan GNPIP di Kabupaten Wakatobi, Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Pemerintah Daerah Wakatobi bersinergi menyelenggarakan bimbingan pengembangan komoditas bawang merah secara total organik," katanya.
Dia menyampaikan sebagai tindak lanjut yang responsif terhadap kondisi inflasi nasional dan daerah, pihaknya bersama Pemerintah Daerah setempat menggandeng 40 petani bawang merah di Desa Liya Togo untuk mengembangkan bawang merah.
Ia mengatakan pengembangan komoditas bawang merah secara total organik dilakukan dengan pendekatan urban farming. Upaya tersebut merupakan salah rangkaian kegiatan Wakatobi Wonderful Festival and Expo (Wakatobi WAVE) 2022.
"Pengembangan komoditas bawang merah penting dilakukan karena sebagai salah satu penyumbang inflasi," ujar dia.
Dia menerangkan para petani bawang merah akan mempelajari konsep budidaya dengan pendekatan urban farming dan total organik, yaitu memanfaatkan polybag sebagai solusi efisiensi penggunaan lahan dan menggunakan pupuk organik berteknologi MA-11.
"Melalui kegiatan ini diharapkan Kabupaten Wakatobi mampu mandiri pangan yang akhirnya mampu menciptakan stabilitas harga pangan dan berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat," ujar dia.
Ia mengaku bahwa pihaknya berkomitmen untuk bersinergi bersama pemerintah daerah dalam memperluas implementasi GNPIP melalui Gerakan TABE Di (tanam cabai di pekarangan) di berbagai daerah se-Sultra.
"Dalam upaya menghadirkan Sultra sebagai daerah terdepan yang mampu menjawab tantangan inflasi daerah," kata Doni.