Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 menyebut bahwa kasus kematian akibat COVID-19 naik menjadi 232 kasus hanya dalam kurun waktu satu minggu terakhir.
“Perlu perhatian pada jumlah kematian pada sepekan terakhir, yaitu sebanyak 232 kematian dibandingkan pekan-pekan sebelumnya,” kata Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof. Wiku Adisasmito dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 per 10 November 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
Wiku menyatakan kasus kematian yang terus merangkak naik, perlu dijadikan perhatian bersama karena jumlah kasus yang ditemukan itu melebihi banyak kasus sebelumnya yang berkisar antara 70 hingga 160 kasus.
Provinsi yang Wiku sebutkan menjadi penyumbang kasus kematian terbanyak adalah Jawa Tengah yakni sebanyak 63 kematian dalam sepekan, diikuti Jawa Timur 26 kasus, DI Yogyakarta 20 kasus, DKI Jakarta 19 kasus dan Sulawesi Selatan 16 kasus kematian.
Wiku melihat hal tersebut merupakan imbas dari positivity rate per pekan, yang terus mengalami kenaikan dalam enam pekan terakhir. Per 6 November saja, angka positivity rate menyentuh 16,18 persen.
“Angka positivity rate dalam sepekan sebesar 16,18 persen ini, lebih tinggi jika dibandingkan dengan enam pekan sebelumnya yang hanya 5,92 persen,” ujarnya.
Di sisi lain, angka keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) pada tingkat nasional per 9 November 2022, sudah menyentuh 10,31 persen. Padahal pemerintah telah berupaya untuk menyediakan sebanyak 57.832 tempat tidur yang tersebar di seluruh rumah sakit.
“Perlu diingat bahwa adanya tren peningkatan dalam enam minggu terakhir, perlu ditangani lebih lanjut baik oleh pemerintah pusat maupun daerah utamanya di tingkat provinsi,” ucap Wiku.
Meski demikian, laju penambahan pada pasien yang dinyatakan telah sembuh dari COVID-19 berhasil dipertahankan. Sehingga persentase kesembuhan menyentuh rata-rata 95 persen di sepanjang tahun 2022. Sementara kesembuhan di enam pekan terakhir dapat dipertahankan pada angka 97 persen.
Wiku menekankan walaupun angka kesembuhan jauh lebih tinggi dibandingkan kematian, semua pihak tidak dapat bersantai atau abai terhadap situasi pandemi COVID-19 yang masih terus memunculkan berbagai varian atau sub varian baru.
Sebab hal tersebut dapat memperbesar potensi lonjakan kasus, yang juga dipicu oleh kembalinya aktivitas sosial dan ekonomi dalam masyarakat seperti sedia kala.
Ia mengingatkan protokol kesehatan yang rendah akan memicu kenaikan kasus karena saat ini tren mobilitas yang dilakukan masyarakat pun sudah mencapai hingga 29 persen untuk tempat rekreasi, berbelanja dan perkantoran.
“Adanya tren kenaikan hendaknya dapat menjadi pengingat bahwa COVID-19 masih ada. Kita harus menjaga diri kita dengan protokol kesehatan, agar berkegiatan menjadi aman dan nyaman,” katanya.*
Baca juga: Kamis, kasus COVID-19 di Indonesia tambah 6.294 orang DKI Jakarta miliki pasien baru terbanyak
Vaksin dosis tiga
Vaksinasi COVID-19 tahap ketiga sebagai booster telah mencapai 65.601.788 orang setelah hari ini 48.890 orang telah mendapatkan vaksin dosis ketiga, menurut data yang dihimpun Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Data yang diterima di Jakarta, Kamis, penerima vaksin COVID-19 dosis pertama kini juga telah mencapai 205.225.965 orang atau bertambah 8.996 orang dibandingkan Rabu kemarin (9/11).
Untuk penerima vaksinasi kedua, terjadi penambahan 17.102 orang menjadikan 172.060.005 orang telah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19.
Penerima vaksinasi keempat telah mencapai 693.128 orang, atau bertambah 3.166 orang yang mendapatkan dosis keempat sebagai penguat atau "booster".
Satgas Penanganan COVID-19 juga melaporkan bahwa terdapat penambahan 6.294 kasus baru, yang disertai juga 4.223 pasien sembuh dan 37 orang meninggal dunia.
Terdapat pula 45.831 kasus aktif atau pasien yang menjalani perawat dan isolasi mandiri setelah terinfeksi COVID-19. Jumlah itu memperlihatkan kenaikan 2.071 dibandingkan kemarin.
Sementara itu, vaksin COVID-19 buatan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya yang diberi nama INAVAC telah mendapatkan izin penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Vaksin itu rencananya digunakan sebagai pencegahan COVID-19 menggunakan inactivated virus dan dapat diberikan pada individu usia 18 tahun ke atas.
Metode itu menggunakan virus yang telah dimodifikasi atau dinonaktifkan sehingga virus tidak dapat memperbanyak diri dan menyebabkan penyakit.
"INAVAC telah mendapatkan izin emergency use authorization oleh BPOM dan akan diproduksi secara massal," ujar Rektor Unair Prof. Moh Nasih di Surabaya, Rabu kemarin (9/11).*
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas sebut kasus kematian naik jadi 232 dalam sepekan terakhir