Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 melaporkan jumlah pasien yang sembuh dari COVID-19 saat ini mencapai 6.287.663 jiwa setelah mengalami penambahan 1.873 jiwa hingga Kamis pukul 12.00 WIB.

Dalam data Satgas COVID-19 yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, menyebutkan lima provinsi dengan angka kesembuhan terbanyak adalah DKI Jakarta sebanyak 900 jiwa, Jawa Timur 237 jiwa, Jawa Barat 236 jiwa, Banten 165 jiwa, dan Jawa Tengah 112 jiwa.

Meski angka kesembuhan terus meningkat dengan baik, kasus aktif kembali naik sebanyak 415 kasus. Dengan demikian, total keseluruhan kasus aktif mencapai 18.919 kasus.
 

Akibatnya, kasus positif di Indonesia mengalami penambahan sebanyak 2.307 kasus. Total keseluruhan kini ada 6.464.962 kasus positif yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Satgas menyebutkan DKI Jakarta mengalami penambahan kasus positif terbanyak, yakni 789 kasus, disusul Jawa Barat 348 kasus, Jawa Timur 308 kasus, Jawa Tengah 167 kasus, dan Banten 145 kasus.

Sedangkan korban jiwa akibat COVID-19 bertambah 19 jiwa, sehingga jumlah keseluruhan dari kasus kematian mencapai 158.380.

Satgas menyatakan sebanyak 4.863 orang pada hari ini dinyatakan sebagai suspek COVID-19. Kemudian 62.468 spesimen sudah diperiksa di semua laboratorium yang ada.

Sebelumnya, Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan bahwa perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) adalah langkah tepat mengingat krisis akibat pandemi COVID-19 yang belum berakhir dan membuat PPKM masih diperlukan.

"Keputusan perpanjangan PPKM ini memang sudah tepat. Selaras juga dengan rekomendasi WHO yang mengatakan bahwa situasi krisis belum berakhir," ujar Dicky.
 

Mengenai perpanjangan PPKM Level 1 yang dilakukan sampai 7 November 2022, Dicky mengatakan meski penerapannya jauh lebih ringan dibandingkan ketika awal pandemi, sebagai intervensi non-medis langkah itu masih diperlukan.

Menurutnya, pemberlakuan PPKM masih diperlukan hingga status dari Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of International Concern COVID-19 masih dalam kategori mengkhawatirkan.

"Ketika, Public Health Emergency of International Concern dicabut oleh WHO atas rekomendasi komite ahli, di situlah otomatis PPKM menjadi tidak relevan lagi," katanya.

  Arsip - Salah satu masyarakat saat melaksanakan vaksinasi. ANTARA/Anggi Mayasari


Vaksinasi

Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 mencatat sebanyak 205.067.605 orang sudah terima dosis pertama vaksin COVID-19, setelah mengalami penambahan 11.714 sampai dengan Kamis pukul 12.00 WIB.

Berdasarkan data yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis, tidak hanya dosis pertama saja, dosis kedua juga mengalami penambahan sebanyak 18.018 orang. Sehingga penerima dosis kedua kini mencapai 171.746.954 orang.

Kemudian pada dosis ketiga, sebanyak 64.684.444 orang sudah menerimanya. Jumlah itu didapat setelah meningkat 47.954 orang pada hari ini.

Sedangkan pada dosis keempat mengalami kenaikan 1.845 orang, totalnya sampai hari ini sudah mencapai 656.116 orang.

Adapun target sasaran vaksinasi pemerintah yang di beberkan Satgas COVID-19 kini ada sebanyak 234.666.020 orang.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menekankan pemberian vaksin COVID-19 dosis ketiga atau penguat menjadi modal penting dalam melindungi warga Indonesia dari munculnya subvarian baru.

"Kehadiran subvarian XBB COVID-19 di negara tetangga tentu dapat berdampak pada Indonesia. Kalau tidak memiliki proteksi dari booster akan rawan," ujar Dicky.

Varian XBB sendiri merupakan sub-varian Omicron baru, saat ini sudah terdapat di negara tetangga, seperti Singapura dan Australia.

Menurutnya, hanya dengan modal booster dan juga disiplin 5M (mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, dan mengurangi mobilitas) serta 3T, yakni testing (pemeriksaan), tracing (pelacakan) dan treatment (pengobatan) akan mengurangi dampak dari subvarian baru.

Dicky yang juga Praktisi dan Peneliti Global Health Security itu mengingatkan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 memiliki kemampuan bermutasi yang cepat.

"Ancaman gelombang tetap berpotensi ada, COVID-19 masih menjadi suatu ancaman, ini seiring dengan kehadiran subvarian baru," tuturnya.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas COVID-19 laporkan pasien sembuh capai 6,28 juta jiwa

Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024