Kendari (ANTARA) - Kadis Dikbud Sulawesi Tenggara Asrun Lio menyambut positif langkah-langkah konkret yang diambil pihak Inspektorat Sultra atas rekomendasi Kejaksaan Tinggi, untuk kembali membentuk tim audit atas pelaksanaan Pameran Kebudayaan Nasional tahun 2021 lalu.
Menurut Asrun yang juga Pj Sekda Sultra itu, langkah tersebut sangat tepat dan dibutuhkan, guna memperjelas kembali terhadap keyakinan pihak UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra, yang merupakan satu kesatuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, bahwa dalam penyelenggaraan momen nasional setiap tahunnya tersebut, tidak ada masalah saat terlaksana di Provinsi Sultra, katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kendari, Minggu.
"Perlu dipahami bahwa sebagai UPTD maka bagian ini memiliki otonomi atau kebijakan sendiri dalam melakukan pengelolaan anggarannya, tentunya sesuai dengan aturan termasuk berbagai petunjuk-petunjuk yang ada. Jadi Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya merupakan sepenuhnya sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA,red)," tuturnya.
Terkait ada dan tidaknya masalah dugaan korupsi di dalamnya, lanjut Akademisi asal Bombana ini, tentu UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra cukup bingung, karena tugas UPTD hanyalah melaksanakan momen nasional tahunan tersebut sesuai aturan.
Setelah menyelenggarakan kegiatan yang bersumber dari dana APBN dimaksud, pertanggungjawaban tetap dilakukan, termasuk di dalamnya pelaporan hingga pemeriksaan terhadap pihak-pihak penyelenggara oleh tim pemeriksa.
Ia mengungkapkan, meskipun momen nasional yang bersumber dari dana APBN serta dilaksanakan oleh UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra, serta kebijakan anggaran tetap menjadi otonomi sepenuhnya pihak UPTD, namun sebagai pimpinan tertinggi pada instansi tersebut, dirinya tetap memiliki tanggungjawab untuk memberi perhatian dan pendampingan terhadap UPTD.
Terlepas dari itu semua, bahwa sebagai perpanjangan tangan terhadap penjabaran teknis program Gubernur termasuk pemerintah pusat, pihaknya tidak boleh alergi terhadap kritikan, apalagi sifatnya sebagai antisipasi dan membangun guna dilakukan perbaikan-perbaikan di kemudian hari.
"Sebagai pejabat dan pelayan masyarakat, kami tetap membuka diri terhadap kritikan ataupun masukan yang bersifat membangun. Tidak dipungkiri, amanat yang kami emban saat ini banyak risiko yang mengintai. Namun semua terpulang dari niatan suci kami untuk mengabdi.
Olehnya, selaku Pj Sekda serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, tetap meminta dukungan, masukan positif, dan doa semua pihak agar selama menjalankan tugas tetap diberikan keselamatan juga kelancaran," ucap Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra ini.
Adapun kegiatan yang dimaksud tersebut yakni Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara Tahun 2021, yang diikuti sekitar 31 provinsi yang ada di Indonesia, dimana Kota Kendari, Sultra mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah.
"UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra dinilai berhasil karena mampu mendapatkan kepercayaan pusat sebagai tuan rumah momen nasional tersebut. Hal ini tidak lepas dari bagaimana kesiapan kita saat mengikuti agenda nasional tersebut di Kota Ambon pada tahun sebelumnya," ungkap Asrun Lio.
Kadis Dikbud Sultra menambahkan, agenda tersebut merupakan momen tepat bagi daerah dalam mempromosikan kekayaan kebudayaan Sultra di tingkat nasional, diantaranya berupa alat-alat musik tradisional yang merupakan kearifan lokal sekaligus kekayaan tak ternilai sebagai bagian dari warisan budaya bangsa yang wajib dilestarikan dan dipromosikan demi keberlangsungan untuk generasi penerus.
"Seperti yang telah saya ungkapkan sebelumnya, dalam kegiatan tingkat nasional tersebut, sekitar 31 provinsi yang ada di Indonesia berkunjung ke daerah ini, selain ajang promosi kebudayaan daerah, juga menjadi ajang promosi kuliner lokal hingga tempat-tempat wisata, mengingat para tamu yang berkunjung memanfaatkan momen untuk berjalan-jalan.
Apalagi saat itu, kita masih dihadapkan pada situasi Covid-19 yang mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, selain bidang pendidikan juga berdampak pada bidang ekonomi yang berujung pada tingkat pendapatan masyarakat.
Meskipun Sultra telah masuk dalam kategori melandai waktu itu, tetapi prokes tetap diutamakan, sehingga melalui momentum agenda nasional Tahun 2021 dimaksud, bisa dimanfaatkan menggairahkan kembali bidang ekonomi masyarakat lokal hingga pariwisata," papar mantan Sekretaris Dewan Kehormatan Kode Etik UHO ini.
Pameran kebudayaan nasional tersebut juga sejalan serta mendukung upaya Pemerintah Sultra di bawah kepemimpinan Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama Wakilnya, Lukman Abunawas dalam upaya mengembangkan seni budaya lokal yang ada di Bumi Anoa, meskipun masih dalam suasana pandemi Covid-19.
"Pameran Kebudayaan Nasional Tahun 2021 tersebut telah dilaksanakan dan pihak penyelenggara juga tetap melakukan pelaporan dan kami tetap terbuka terhadap hasil pemeriksaan. Tentu kami berharap tidak ada masalah karena semua terlaksana sesuai aturan serta petunjuk teknis yang ada," tutupnya.
Menurut Asrun yang juga Pj Sekda Sultra itu, langkah tersebut sangat tepat dan dibutuhkan, guna memperjelas kembali terhadap keyakinan pihak UPTD Museum dan Taman Budaya Sultra, yang merupakan satu kesatuan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, bahwa dalam penyelenggaraan momen nasional setiap tahunnya tersebut, tidak ada masalah saat terlaksana di Provinsi Sultra, katanya dalam keterangan tertulis yang diterima di Kendari, Minggu.
"Perlu dipahami bahwa sebagai UPTD maka bagian ini memiliki otonomi atau kebijakan sendiri dalam melakukan pengelolaan anggarannya, tentunya sesuai dengan aturan termasuk berbagai petunjuk-petunjuk yang ada. Jadi Kepala UPTD Museum dan Taman Budaya merupakan sepenuhnya sebagai Kuasa Pengguna Anggaran (KPA,red)," tuturnya.
Terkait ada dan tidaknya masalah dugaan korupsi di dalamnya, lanjut Akademisi asal Bombana ini, tentu UPTD Museum dan Taman Budaya Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra cukup bingung, karena tugas UPTD hanyalah melaksanakan momen nasional tahunan tersebut sesuai aturan.
Setelah menyelenggarakan kegiatan yang bersumber dari dana APBN dimaksud, pertanggungjawaban tetap dilakukan, termasuk di dalamnya pelaporan hingga pemeriksaan terhadap pihak-pihak penyelenggara oleh tim pemeriksa.
Ia mengungkapkan, meskipun momen nasional yang bersumber dari dana APBN serta dilaksanakan oleh UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra, serta kebijakan anggaran tetap menjadi otonomi sepenuhnya pihak UPTD, namun sebagai pimpinan tertinggi pada instansi tersebut, dirinya tetap memiliki tanggungjawab untuk memberi perhatian dan pendampingan terhadap UPTD.
Terlepas dari itu semua, bahwa sebagai perpanjangan tangan terhadap penjabaran teknis program Gubernur termasuk pemerintah pusat, pihaknya tidak boleh alergi terhadap kritikan, apalagi sifatnya sebagai antisipasi dan membangun guna dilakukan perbaikan-perbaikan di kemudian hari.
"Sebagai pejabat dan pelayan masyarakat, kami tetap membuka diri terhadap kritikan ataupun masukan yang bersifat membangun. Tidak dipungkiri, amanat yang kami emban saat ini banyak risiko yang mengintai. Namun semua terpulang dari niatan suci kami untuk mengabdi.
Olehnya, selaku Pj Sekda serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sultra, tetap meminta dukungan, masukan positif, dan doa semua pihak agar selama menjalankan tugas tetap diberikan keselamatan juga kelancaran," ucap Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra ini.
Adapun kegiatan yang dimaksud tersebut yakni Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara Tahun 2021, yang diikuti sekitar 31 provinsi yang ada di Indonesia, dimana Kota Kendari, Sultra mendapatkan kepercayaan sebagai tuan rumah.
"UPTD Museum dan Taman Budaya Provinsi Sultra dinilai berhasil karena mampu mendapatkan kepercayaan pusat sebagai tuan rumah momen nasional tersebut. Hal ini tidak lepas dari bagaimana kesiapan kita saat mengikuti agenda nasional tersebut di Kota Ambon pada tahun sebelumnya," ungkap Asrun Lio.
Kadis Dikbud Sultra menambahkan, agenda tersebut merupakan momen tepat bagi daerah dalam mempromosikan kekayaan kebudayaan Sultra di tingkat nasional, diantaranya berupa alat-alat musik tradisional yang merupakan kearifan lokal sekaligus kekayaan tak ternilai sebagai bagian dari warisan budaya bangsa yang wajib dilestarikan dan dipromosikan demi keberlangsungan untuk generasi penerus.
"Seperti yang telah saya ungkapkan sebelumnya, dalam kegiatan tingkat nasional tersebut, sekitar 31 provinsi yang ada di Indonesia berkunjung ke daerah ini, selain ajang promosi kebudayaan daerah, juga menjadi ajang promosi kuliner lokal hingga tempat-tempat wisata, mengingat para tamu yang berkunjung memanfaatkan momen untuk berjalan-jalan.
Apalagi saat itu, kita masih dihadapkan pada situasi Covid-19 yang mempengaruhi berbagai sendi kehidupan, selain bidang pendidikan juga berdampak pada bidang ekonomi yang berujung pada tingkat pendapatan masyarakat.
Meskipun Sultra telah masuk dalam kategori melandai waktu itu, tetapi prokes tetap diutamakan, sehingga melalui momentum agenda nasional Tahun 2021 dimaksud, bisa dimanfaatkan menggairahkan kembali bidang ekonomi masyarakat lokal hingga pariwisata," papar mantan Sekretaris Dewan Kehormatan Kode Etik UHO ini.
Pameran kebudayaan nasional tersebut juga sejalan serta mendukung upaya Pemerintah Sultra di bawah kepemimpinan Gubernur Sultra, Ali Mazi bersama Wakilnya, Lukman Abunawas dalam upaya mengembangkan seni budaya lokal yang ada di Bumi Anoa, meskipun masih dalam suasana pandemi Covid-19.
"Pameran Kebudayaan Nasional Tahun 2021 tersebut telah dilaksanakan dan pihak penyelenggara juga tetap melakukan pelaporan dan kami tetap terbuka terhadap hasil pemeriksaan. Tentu kami berharap tidak ada masalah karena semua terlaksana sesuai aturan serta petunjuk teknis yang ada," tutupnya.