Malang, Jawa Timur (ANTARA) - Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Budi Hermanto siap mengasuh anak berusia 11 tahun warga Kota Malang, Jawa Timur, yang menjadi yatim piatu akibat kedua orang tuanya meninggal dunia dalam tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Budi, saat ditemui ANTARA di Kabupaten Malang, Senin mengatakan bahwa sesuai arahan Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, terhadap keluarga korban khususnya anak yang ingin mendaftar anggota kepolisian, akan ada proses rekruitmen.

"Itu untuk yang waktunya sudah mau masuk. Tapi jika waktunya masih panjang, kita akan jadi orang tua asuh," kata Budi.

Sebagai informasi, M Alfiansyah seorang anak berusia 11 tahun yang menjadi yatim piatu akibat kedua orang tuanya meninggal dunia pada tragedi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, bercita-cita menjadi seorang polisi.

Kedua orang tua Alfiansyah yakni M Yulianton (40) dan Devi Ratna Sari (30) yang merupakan orang tua kandung korban tersebut meninggal dunia akibat peristiwa kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10) malam itu.

Budi mengatakan, jika memang sang anak bercita-cita untuk menjadi seorang polisi, maka nantinya Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) akan menyekolahkan Alfiansyah hingga selesai dan kemudian didaftarkan ke kepolisian.

"Santunan saja memang tidak cukup, tapi kita punya beban moril, menyekolahkan dia sampai selesai. Setelah itu didaftarkan ke kepolisian, itu tanggung jawab kita," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam waktu dekat ia juga berencana akan mendatangi keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan yang ada di wilayah Kota Malang, Jawa Timur. Hal itu merupakan bentuk empati kepada para keluarga korban.

"Kami mewakili Kapolri nanti akan datang ke keluarga korban tersebut. Sekalian kita akan doa bersama. Santunan itu nomor sekian, tapi yang pertama kita berempati," ujarnya.

Pada Sabtu (1/10), terjadi kericuhan usai pertandingan antara Arema FC melawan Persebaya Surabaya dengan skor akhir 2-3 di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Kekalahan itu menyebabkan sejumlah suporter turun dan masuk ke dalam area lapangan.

Kerusuhan tersebut semakin membesar dimana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya. Petugas keamanan gabungan dari kepolisian dan TNI berusaha menghalau para suporter tersebut dan pada akhirnya menggunakan gas air mata.

Berdasarkan data terakhir, menyebutkan bahwa korban meninggal dunia akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan, sebanyak 125 orang. Selain itu, dilaporkan sebanyak 323 orang mengalami luka pada peristiwa itu.


Korban tragedi Kanjuruhan mendapatkan perawatan di RSUD Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). Hingga hari ketiga pascatragedi Kanjuruhan, terdapat 10 korban yang masih dirawat di rumah sakit tersebut. ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/rwa.


Dirawat di RSSA

Korban luka akibat tragedi Kanjuruhan yang dirawat di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, Jawa Timur, saat ini tinggal 26 orang.

"Dari 45 pasien luka yang masuk ke Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar, saat ini tinggal 26 orang yang dirawat. Sisanya sudah diambil keluarga," kata Kasubbag Hukum, Humas dan Pemasaran RSSA Malang Dony Iryan Vebry Prasetyo di Kota Malang, Senin.

Dony mengatakan, dari 26 orang pasien yang dirawat, enam orang harus menjalani perawatan di ICU karena harus mendapat penanganan secara khusus.

"Dari 26 pasien itu, enam di ICU, karena harus mendapat penanganan khusus. Sementara 20 orang menjalani perawatan di ruang perawatan biasa," ujar dia.

Dia mengatakan, kebanyakan pasien yang ditangani RSSA Malang adalah pasien dengan keluhan sesak nafas.

"Jadi bukan memar karena benda tumpul, tapi mungkin karena himpitan. Ada yang patah tulang tapi gak parah," kata dia.

Selain sesak nafas, pasien dengan mata merah paling banyak ditangani.

Dony mengatakan dalam penanganan pasien akibat tragedi Kanjuruhan yang paling kerja keras adalah dokter mata dan dokter pneumonia atau penyakit dalam.

"Ada tujuh pasien baru yang masuk tadi siang sebanyak tujuh orang. Jadi total kami merawat 45 orang," kata dia.

Sementara Kementerian Kesehatan RI telah merampungkan proses rekapitulasi jumlah korban yang berjatuhan saat tragedi di Stadion Kajuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/10) malam.
 
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hasil rekapitulasi laporan dari 25 fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) yang menangani korban diperoleh jumlah korban luka ringan dan sedang 219 pasien, luka berat 68 pasien.
 
"Yang saat ini masih perawatan sebanyak 26 pasien dan meninggal 125 jiwa," katanya.
 
Laporan tersebut datang dari Fasyankes di antaranya RSUD Kanjuruhan, RSI Gondanglegi, RS Hasta Brata Batu, RSSA, RSU Wajak Husada, RS Mitra Delima, RS Wava Husada, Klinik Tejahusada, RS Ben Mari, RS Sumber Sentosa.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Kapolresta Malang Kota asuh anak yatim piatu akibat tragedi Kanjuruhan

Pewarta : Vicki Febrianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024