Baubau (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengapresiasi Kesultanan Buton yang telah memelihara dan menjaga kearifan lokal di tengah modernisasi dan derasnya budaya asing.
"Saya sangat menghargai dirawatnya, dipeliharanya adat, dipeliharanya tradisi, dirawatnya kearifan-kearifan lokal di Kesultanan Buton ini. Meskipun modernisasi, budaya asing yang terus menggerogoti budaya kita, tapi saya melihat adat, tradisi, kearifan lokal, tata krama tetap dipelihara dan dirawat di Kesultanan Buton, Sulawesi Tenggara," kata Presiden saat memberi sambutan pada Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Kesultanan Buton yang diselenggarakan di Baruga Keraton Kesultanan Buton, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa.
Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada Sultan Buton La Ode Muhammad Izat Manarfa untuk gelar Kesultanan Buton yang diterimanya.
“Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia Sultan Buton Bapak La Ode Muhammad Izat Manarfa beserta seluruh jajaran lembaga adat Kesultanan Buton yang telah memberikan anugerah gelar kepada saya, yaitu La Ode Muhammad Lakina Bhawaangi yi Nusantara,” tutur Presiden.
Baca juga: Presiden Joko Widodo dianugerahi Gelar Kehormatan Adat Kesultanan Buton
Kapitalao Matanaiyo atau Panglima Bagian Timur Lembaga Adat Kesultanan Buton La Ode Muhamad Arsal yang membacakan penjelasan singkat penganugerahan gelar kehormatan adat dan budaya Kesultanan Buton menyampaikan arti dari kata La Ode.
Ia menyebutkan, La adalah ungkapan sapaan atau panggilan yang dilekatkan pada seorang laki-laki dalam komunitas masyarakat Buton.
Ode, adalah pujian yang diberikan kepada seseorang, karena memiliki kharisma multitalenta, yakni memiliki sifat, sikap dan perilaku yang mulia, rendah hati, sopan santun, arif dan bijaksana, jujur dan adil, bertanggung jawab memberikan keteladanan dan panutan, serta memiliki komitmen yang tinggi di dalam menyejahterakan dan memakmurkan rakyat.
Muhammad bermakna terpuji, dan Muhammad juga sebutan bagi orang yang melakukan perbuatan yang mulia, sehingga patut untuk dipuji dan disanjung.
Lakina adalah jabatan, pimpinan dalam sebuah kadie, wilayah, daerah atau suatu negara.
Bhawaangi adalah batasan wilayah atau ruang lingkup kerja yang menjadi wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola seluruh potensi sumber daya yang ada di dalamnya.
Sedangkan Nusantara adalah sebuah istilah yang berasal dari perkataan atau sebuah bentuk bahasa Jawa kuno yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta yang terdiri atas dua kata, yakni Nusa dan Antara.
"Jadi, gelar kehormatan adat dan budaya Kesultanan Buton yang dianugerahkan kepada Bapak Presiden RI adalah La Ode Muhammad, Lakina Bhawaangi Yi Nusantara," paparnya.
Hadir mendampingi Presiden, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, dan Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden apresiasi Kesultanan Buton mampu menjaga kearifan lokal
"Saya sangat menghargai dirawatnya, dipeliharanya adat, dipeliharanya tradisi, dirawatnya kearifan-kearifan lokal di Kesultanan Buton ini. Meskipun modernisasi, budaya asing yang terus menggerogoti budaya kita, tapi saya melihat adat, tradisi, kearifan lokal, tata krama tetap dipelihara dan dirawat di Kesultanan Buton, Sulawesi Tenggara," kata Presiden saat memberi sambutan pada Penganugerahan Gelar Kehormatan Adat Kesultanan Buton yang diselenggarakan di Baruga Keraton Kesultanan Buton, Kota Baubau, Provinsi Sulawesi Tenggara, Selasa.
Presiden juga menyampaikan terima kasih kepada Sultan Buton La Ode Muhammad Izat Manarfa untuk gelar Kesultanan Buton yang diterimanya.
“Saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Yang Mulia Sultan Buton Bapak La Ode Muhammad Izat Manarfa beserta seluruh jajaran lembaga adat Kesultanan Buton yang telah memberikan anugerah gelar kepada saya, yaitu La Ode Muhammad Lakina Bhawaangi yi Nusantara,” tutur Presiden.
Baca juga: Presiden Joko Widodo dianugerahi Gelar Kehormatan Adat Kesultanan Buton
Kapitalao Matanaiyo atau Panglima Bagian Timur Lembaga Adat Kesultanan Buton La Ode Muhamad Arsal yang membacakan penjelasan singkat penganugerahan gelar kehormatan adat dan budaya Kesultanan Buton menyampaikan arti dari kata La Ode.
Ia menyebutkan, La adalah ungkapan sapaan atau panggilan yang dilekatkan pada seorang laki-laki dalam komunitas masyarakat Buton.
Ode, adalah pujian yang diberikan kepada seseorang, karena memiliki kharisma multitalenta, yakni memiliki sifat, sikap dan perilaku yang mulia, rendah hati, sopan santun, arif dan bijaksana, jujur dan adil, bertanggung jawab memberikan keteladanan dan panutan, serta memiliki komitmen yang tinggi di dalam menyejahterakan dan memakmurkan rakyat.
Muhammad bermakna terpuji, dan Muhammad juga sebutan bagi orang yang melakukan perbuatan yang mulia, sehingga patut untuk dipuji dan disanjung.
Lakina adalah jabatan, pimpinan dalam sebuah kadie, wilayah, daerah atau suatu negara.
Bhawaangi adalah batasan wilayah atau ruang lingkup kerja yang menjadi wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola seluruh potensi sumber daya yang ada di dalamnya.
Sedangkan Nusantara adalah sebuah istilah yang berasal dari perkataan atau sebuah bentuk bahasa Jawa kuno yang banyak dipengaruhi oleh bahasa Sansekerta yang terdiri atas dua kata, yakni Nusa dan Antara.
"Jadi, gelar kehormatan adat dan budaya Kesultanan Buton yang dianugerahkan kepada Bapak Presiden RI adalah La Ode Muhammad, Lakina Bhawaangi Yi Nusantara," paparnya.
Hadir mendampingi Presiden, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi, dan Wali Kota Baubau La Ode Ahmad Monianse.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Presiden apresiasi Kesultanan Buton mampu menjaga kearifan lokal