Cianjur (ANTARA) - Sebanyak satu orang narapidana di Lapas Kelas II B Cianjur, Jawa Barat meninggal dunia karena meminum cairan pembersih tangan yang dicampur dengan minuman penambah stamina.
Sementara dua orang napi lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Cianjur.
Kalapas Kelas II B Cianjur, Heri Aris Susila di Cianjur, Senin mengatakan ketiga orang warga binaan tersebut langsung dibawa ke RSUD Cianjur, untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun nyawa seorang diantaranya tidak dapat tertolong karena saat ditemukan mulutnya sudah berbusa.
"Kondisi warga binaan saat ditemukan petugas tidak sadarkan diri di dalam selnya, untuk napi Rifky ditemukan dengan mulut berbusa dan berlendir. Ketiganya langsung dibawa ke RSUD Cianjur untuk mendapat pertolongan medis," kata Heri.
Selang beberapa jam mendapat perawatan, Rifky dinyatakan meninggal dunia karena mengalami dehidrasi akut. Sedangkan dua orang napi lainnya Robi dan Nurmawan saat ini, masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Dugaan sementara cairan dan minuman penambah stamina di dapat dari dalam lapas.
Ia menegaskan bahwa pihaknya membantah ada pesta minuman keras di dalam lapas sehingga menyebabkan seorang napi meninggal dunia dan dua orang lainnya mendapat perawatan di rumah sakit karena pemeriksaan ketat dan pembatasan aktifitas diterapkan di dalam lapas. Sedangkan untuk mendapat cairan pembersih dan minuman penambah stamina tidak dilarang.
"Jasad napi yang meninggal sudah dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan. Kami mendapat keterangan kalau napi dengan kasus pencurian itu memang kecanduan alkohol sejak lama," katanya.
Saat ini, dua orang napi lainnya yang masih menjalani perawatan mendapat penjagaan dari petugas lapas dan kepolisian dengan kondisi mulai membaik. "Kita akan lebih memperketat lagi pengawasan dan pengiriman makanan serta minuman akan dibatasi," katanya.
Sementara dua orang napi lainnya masih menjalani perawatan di RSUD Cianjur.
Kalapas Kelas II B Cianjur, Heri Aris Susila di Cianjur, Senin mengatakan ketiga orang warga binaan tersebut langsung dibawa ke RSUD Cianjur, untuk mendapatkan pertolongan medis. Namun nyawa seorang diantaranya tidak dapat tertolong karena saat ditemukan mulutnya sudah berbusa.
"Kondisi warga binaan saat ditemukan petugas tidak sadarkan diri di dalam selnya, untuk napi Rifky ditemukan dengan mulut berbusa dan berlendir. Ketiganya langsung dibawa ke RSUD Cianjur untuk mendapat pertolongan medis," kata Heri.
Selang beberapa jam mendapat perawatan, Rifky dinyatakan meninggal dunia karena mengalami dehidrasi akut. Sedangkan dua orang napi lainnya Robi dan Nurmawan saat ini, masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Dugaan sementara cairan dan minuman penambah stamina di dapat dari dalam lapas.
Ia menegaskan bahwa pihaknya membantah ada pesta minuman keras di dalam lapas sehingga menyebabkan seorang napi meninggal dunia dan dua orang lainnya mendapat perawatan di rumah sakit karena pemeriksaan ketat dan pembatasan aktifitas diterapkan di dalam lapas. Sedangkan untuk mendapat cairan pembersih dan minuman penambah stamina tidak dilarang.
"Jasad napi yang meninggal sudah dibawa pihak keluarga untuk dimakamkan. Kami mendapat keterangan kalau napi dengan kasus pencurian itu memang kecanduan alkohol sejak lama," katanya.
Saat ini, dua orang napi lainnya yang masih menjalani perawatan mendapat penjagaan dari petugas lapas dan kepolisian dengan kondisi mulai membaik. "Kita akan lebih memperketat lagi pengawasan dan pengiriman makanan serta minuman akan dibatasi," katanya.