Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari Sulawesi Tenggara Sulkarnain Kadir meminta dunia pendidikan bisa melindungi generasi penerus bangsa dari bahaya narkoba dan obat-obat terlarang lainnya.

"Kita berharap anak-anak kita tidak terpapar narkoba bukan hanya anak biologis kita tapi anak-anak yang ada dalam tanggung jawab kita, anak-anak yang sedang dalam bimbingan kita di sekolah kita masing-masing," kata Wali Kota saat membuka konsolidasi kebijakan kota tanggap ancaman narkoba (Kotan) pada lingkungan pendidikan di Kendari, Kamis.

Wali Kota menekankan agar semua pihak harus mempunyai pemahaman dan persepsi yang sama tentang ancaman penyalahgunaan narkoba sehingga dibutuhkan komitmen dalam memberantas barang haram itu.

Apalagi, berdasarkan data Badan Narkotika Nasional Kota Kendari angka prevalensi penyalahgunaan narkoba meningkat dari 1,8 persen pada tahun 2019 menjadi 1,95 persen di tahun 2021, yang sebagian besar penyalahguna narkoba adalah orang-orang dalam usia produktif.

"Ini sangat penting karena menyangkut masa depan anak-anak kita. Berbicara narkoba pasti yang terbayang di benak kita adalah sesuatu yang merusak. Kita harus sepakat bahwa narkoba ini sesuatu yang tidak baik, tidak benar dan yang paling kita khawatirkan akan merusak kehidupan kita," ujar Wali Kota.

Dia mengajak agar adanya berkomitmen bersama melakukan langkah-langkah antisipasi, pencegahan termasuk penanganan narkoba bagi anak-anak di lingkungan pendidikan. Lingkungan sekolah harus menjadi tempat yang kondusif bagi para pelajar.

"Kalau anak-anak kita mengalami tekanan di rumahnya paling tidak jika dia ke sekolah jadi tempat untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi secara personal. Sekolah harus bisa memastikan punya alarm, punya proteksi pengamanan untuk melindungi anak-anak dari terpapar narkoba," kata Wali Kota.

Wali Kota menyebut, sering kali masalah menjadi rumit karena salah mengambil sikap. Seorang anak sudah terpapar kemudian diperlakukan dengan tidak tepat. 

"Kalau untuk bandar dan pengedar hukumannya berat, tapi kalau korban pilihannya kan rehabilitasi. Ini harus bisa dipilah, harus hati-hati. Harus tepat penanganannya jangan sampai korban kita perlakukan sebagai penjahat padahal dia butuh pertolongan, butuh bantuan," jelas Wali Kota.

Meski begitu, Wali Kota juga mengingatkan khususnya kepada BNN dan aparat penegak hukum lainnya agar berhati hati-hati jangan sampai ada pengedar berpura-pura menjadi korban sehingga lepas dari jeratan hukum.

Selain itu, Wali Kota juga meminta agar tenaga pendidik atau guru di satuan pendidikan melakukan tes urine karena akan menjadi panutan bagi para siswa dalam mencegah penyalahgunaan narkoba.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024