Kendari (ANTARA) - Pakar kebudayaan nasional asal Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) Prof. Dr. La Niampe M.Hum menilai Gubernur Provinsi Sultra Ali Mazi diusulkan sekaligus menerima gelar adat "Omputo Lakino Liwu Pancana" di Kabupaten Buton Tengah (Buteng).

Kelayakan untuk menerima gelar tersebut, menurut Prof La Niampe yang juga Guru Besar Ilmu Kebudayaan Universitas Haluoleo (UHO) Kendari itu , tentu berdasarkan sejumlah alasan penting dan mendasar, katanya di Kendari, Senin.

Dasar usulan itu pertama, karena Gubernur Sultra selain masih memiliki hubungan keturunan dengan para pemimpin tradisional yang pernah berkuasa di wilayah kerajaan Muna atau Pancana (sekarang wilayah administrasi Kabupaten Buton Tengah), juga selama menjabat sebagai gubernur telah dua kali mengunjungi bumi Pancana tersebut.

Kunjungan pertama pada tanggal 12 Februari 2020 yaitu meresmikan pintu gerbang Kabupaten Buton Tengah dan gedung kesenian Mawasangka Center, serta mengunjungi korban konflik sosial di Desa Wadiabero dan Desa Matanaeo Kecamatan Gu, sekaligus memberikan bantuan kepada masyarakat korban konflik.

Kunjungan yang kedua, dalam rangka Hari Ulang Tahun Buton Tengah yang ke-8, sekaligus melaksanakan upacara peletakkan batu pertama pembangunan gedung kantor bupati dan kantor DPRD Kabupaten Buton Tengah, ungkapnya.

Dia melanjutkan, alasan kedua yakni Ali Mazi merupakan ahli waris Oputa Yi Koo dimana pada tahun 2019 yang lalu, ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Presiden Joko Widodo.

Diriwayatkan bahwa sebelum memangku jabatan Sultan Buton, Oputa Yi Koo pernah menjabat sebagai kepala kampung atau kadie Lakudo dengan gelar Lakino Lakudo. Ia tercatat sebagai keturunan ke-5 dari Lakilaponto atau Murhum (Raja Muna VII, Raja Buton VI atau Sultan Buton I) dan juga tercatat sebagai keturunan ke-6 Sugi Manuru (Raja Muna VI).

"Ali Mazi tercatat keturunan ke-9 dari Oputa Yi Koo yang berarti pula keturunan ke-14 dari Lakilaponto atau Murhum dan keturunan ke-15 dari Sugi Manuru yang merupakan Raja Muna VI," ujarnya.

Pakar kebudayaan Universitas Haluoleo (UHU) Sultra mengungkapkan, jika wilayah geografi daratan pulau Muna bagian Selatan yang kini masuk ke dalam wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sultra, pada masa lampau memiliki sejarah yang unik. Pasalnya, pada masa pemerintahan kerajaan Muna tradisional yakni raja Muna I sampai dengan raja 
Muna VII.

Penduduk di wilayah ini merupakan bagian dari wilayah pemerintahan kerajaan Muna, dan tercatat sejak masa pemerintahan raja Buton VI atau Sultan  Buton 1 sampai sultan Buton XXXVIII, dimana penduduk wilayah ini masuk wilayah pemerintahan kerajaan Buton tetapi secara geografi tetap berada diwilayah daratan Pulau Muna bagian Selatan.

"Berkaitan dengan pemberian gelar adat kepada Gubernur Sultra, Ali Mazi yang dimaksudkan di sini adalah nama tambahan sebagai penghormatan menurut adat dan bersifat turun-temurun yang melekat secara perorangan. Gelar ini diberikan berdasarkan kesepakatan Asosiasi Lembaga Adat Kabupaten Buton Tengah setelah melalui proses diskusi dan hasil kajian ilmiah. 
Gelar adat yang diberikan kepada Gubernur Sulawesi Tenggara Bapak Ali Mazi di Kabupaten Buton Tengah adalah Omputo Lakino Liwu Pancana," paparnya.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024