Jakarta (ANTARA) - Kasus COVID-19 di Indonesia kembali bertambah setelah pada hari ini terkonfirmasi 5.653 kasus baru, dengan DKI Jakarta menjadi provinsi yang melaporkan tambahan terbesar, menurut data yang dihimpun Satuan Tugas Penanganan COVID-19.
Dalam data yang diterima di Jakarta, Rabu, peningkatan kasus COVID-19 itu disertai juga laporan tambahan pasien pulih sebanyak 2.331 orang dan sepuluh orang meninggal dunia.
Dengan adanya tambahan itu, maka terakumulasi kasus COVID-19 di Indonesia sejak Maret 2020 sebesar 6.149.084 orang. Dari jumlah tersebut, 5.957.908 orang telah dinyatakan pulih dan 156.875 orang meninggal dunia.
Terdapat 34.301 kasus aktif atau pasien yang tengah menjalani perawatan dan isolasi setelah terkonfirmasi positif COVID-19. Angka itu memperlihatkan adanya tambahan 3.312 orang dibandingkan Selasa (19/7) lalu.
Selain itu, terdapat pula 6.536 orang yang masuk dalam kategori suspek COVID-19.
Kasus baru hari ini terkonfirmasi setelah dilakukan pengujian terhadap 118.906 spesimen dari 87.431 orang di jejaring laboratorium seluruh Indonesia.
Tingkat positif atau positivity rate nasional untuk kategori spesimen harian adalah 7,95 persen dan kategori orang harian 6,47 persen.
Provinsi yang melaporkan adanya tambahan kasus terbanyak hari ini adalah DKI Jakarta, dengan 2.950 kasus baru, Jawa Barat 1.076 kasus baru, Banten 699 kasus baru, Jawa Timur 328 kasus baru dan Bali dengan 159 kasus baru.
Untuk mencegah adanya importasi kasus COVID-19, Kementerian Kesehatan mewajibkan seluruh jamaah haji Indonesia yang pulang dari Arab Saudi untuk menjalani skrining kesehatan di setiap debarkasi.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana mengatakan ketentuan pemeriksaan skrining antigen COVID-19 yang semula acak terhadap 10 persen dari jumlah jamaah setiap kloter, kini dilakukan terhadap seluruh jamaah yang kembali ke Tanah Air.
Ketika dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu, Budi menyatakan bahwa ketentuan itu diatur dalam Surat Pemberitahuan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Nomor SR.03.4/C/3519/2022 tentang Perubahan Ketentuan Bagi Pengawasan yang berlaku per 15 Juli 2022.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum, Selasa (16/11/2021) (ANTARA/Harianto)
Dari Kendari, Sulawesi Tenggara, Dinas Kesehatan mengimbau agar tetap waspada dan tidak lengah meski saat ini daerah tersebut dengan nol kasus aktif dari wabah pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum melalui telepon di Kendari, Rabu mengatakan kewaspadaan tetap harus dilakukan karena wabah tersebut belum hilang sepenuhnya sehingga masyarakat harus tetap menaati protokol kesehatan utamanya memakai masker.
"Meskipun kita masih zero (nol) kasus aktif, itu bukan jaminan untuk tidak disiplin protokol kesehatan karena di Jawa sana kasus COVID-19 masih tinggi," katanya.
Dia mengingatkan seluruh masyarakat Kendari untuk tidak lengah menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas di luar rumah, meski pun wabah pandemi telah terkendali di daerah tersebut.
Selain itu, dia mengingatkan kepada warga yang belum melakukan vaksin COVID-19 agar segera vaksinasi dan bagi yang sudah untuk melengkapi hingga dosis penguat atau booster.
Ia menjelaskan, saat ini vaksinasi booster telah menjadi syarat perjalanan dan pelaksanaan keramaian merujuk Surat Edaran BNPB. Dia menegaskan adanya surat edaran itu, maksa otomatis Kota Kendari juga seharusnya akan mengikuti aturan tersebut.
"Karena surat edaran itu sudah keluar saya harapkan masyarakat yang belum booster segera ke posko di pelataran Kantor Dinas Kesehatan Kendari karena pelayanan booster selalu ada, vaksinasi di Dinkes tidak pernah berhenti," ucap dia.
Dia menambahkan, terkait stok vaksin usai booster kembali dipersyaratkan, hal itu bukan persoalan karena ketersediaan vaksin masih ada bahkan jenis Pfizer baru saja tiba di Dinas Kesehatan Provinsi yang bakal didistribusikan ke kota.
"Stok vaksin masih aman. Bahkan vaksin jenis Pfizer sudah masuk ke provinsi tapi kota belum ambil. Jadi nanti jatah Kota Kendari dari provinsi yang bagikan, jadi kita belum tahu berapa jumlah jatah Dinas Kesehatan Kendari," kata Rahminingrum.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas: 5.653 kasus baru COVID-19, penambahan terbesar di DKI
Dalam data yang diterima di Jakarta, Rabu, peningkatan kasus COVID-19 itu disertai juga laporan tambahan pasien pulih sebanyak 2.331 orang dan sepuluh orang meninggal dunia.
Dengan adanya tambahan itu, maka terakumulasi kasus COVID-19 di Indonesia sejak Maret 2020 sebesar 6.149.084 orang. Dari jumlah tersebut, 5.957.908 orang telah dinyatakan pulih dan 156.875 orang meninggal dunia.
Terdapat 34.301 kasus aktif atau pasien yang tengah menjalani perawatan dan isolasi setelah terkonfirmasi positif COVID-19. Angka itu memperlihatkan adanya tambahan 3.312 orang dibandingkan Selasa (19/7) lalu.
Selain itu, terdapat pula 6.536 orang yang masuk dalam kategori suspek COVID-19.
Kasus baru hari ini terkonfirmasi setelah dilakukan pengujian terhadap 118.906 spesimen dari 87.431 orang di jejaring laboratorium seluruh Indonesia.
Tingkat positif atau positivity rate nasional untuk kategori spesimen harian adalah 7,95 persen dan kategori orang harian 6,47 persen.
Provinsi yang melaporkan adanya tambahan kasus terbanyak hari ini adalah DKI Jakarta, dengan 2.950 kasus baru, Jawa Barat 1.076 kasus baru, Banten 699 kasus baru, Jawa Timur 328 kasus baru dan Bali dengan 159 kasus baru.
Untuk mencegah adanya importasi kasus COVID-19, Kementerian Kesehatan mewajibkan seluruh jamaah haji Indonesia yang pulang dari Arab Saudi untuk menjalani skrining kesehatan di setiap debarkasi.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Budi Sylvana mengatakan ketentuan pemeriksaan skrining antigen COVID-19 yang semula acak terhadap 10 persen dari jumlah jamaah setiap kloter, kini dilakukan terhadap seluruh jamaah yang kembali ke Tanah Air.
Ketika dikonfirmasi dari Jakarta, Rabu, Budi menyatakan bahwa ketentuan itu diatur dalam Surat Pemberitahuan Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Nomor SR.03.4/C/3519/2022 tentang Perubahan Ketentuan Bagi Pengawasan yang berlaku per 15 Juli 2022.
Dari Kendari, Sulawesi Tenggara, Dinas Kesehatan mengimbau agar tetap waspada dan tidak lengah meski saat ini daerah tersebut dengan nol kasus aktif dari wabah pandemi COVID-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum melalui telepon di Kendari, Rabu mengatakan kewaspadaan tetap harus dilakukan karena wabah tersebut belum hilang sepenuhnya sehingga masyarakat harus tetap menaati protokol kesehatan utamanya memakai masker.
"Meskipun kita masih zero (nol) kasus aktif, itu bukan jaminan untuk tidak disiplin protokol kesehatan karena di Jawa sana kasus COVID-19 masih tinggi," katanya.
Dia mengingatkan seluruh masyarakat Kendari untuk tidak lengah menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas di luar rumah, meski pun wabah pandemi telah terkendali di daerah tersebut.
Selain itu, dia mengingatkan kepada warga yang belum melakukan vaksin COVID-19 agar segera vaksinasi dan bagi yang sudah untuk melengkapi hingga dosis penguat atau booster.
Ia menjelaskan, saat ini vaksinasi booster telah menjadi syarat perjalanan dan pelaksanaan keramaian merujuk Surat Edaran BNPB. Dia menegaskan adanya surat edaran itu, maksa otomatis Kota Kendari juga seharusnya akan mengikuti aturan tersebut.
"Karena surat edaran itu sudah keluar saya harapkan masyarakat yang belum booster segera ke posko di pelataran Kantor Dinas Kesehatan Kendari karena pelayanan booster selalu ada, vaksinasi di Dinkes tidak pernah berhenti," ucap dia.
Dia menambahkan, terkait stok vaksin usai booster kembali dipersyaratkan, hal itu bukan persoalan karena ketersediaan vaksin masih ada bahkan jenis Pfizer baru saja tiba di Dinas Kesehatan Provinsi yang bakal didistribusikan ke kota.
"Stok vaksin masih aman. Bahkan vaksin jenis Pfizer sudah masuk ke provinsi tapi kota belum ambil. Jadi nanti jatah Kota Kendari dari provinsi yang bagikan, jadi kita belum tahu berapa jumlah jatah Dinas Kesehatan Kendari," kata Rahminingrum.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Satgas: 5.653 kasus baru COVID-19, penambahan terbesar di DKI