Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan curah hujan dengan intensitas ringan hingga lebat masih berpotensi mengguyur sebagian wilayah ibu kota provinsi di Indonesia, Sabtu, meski situasi iklim telah memasuki musim kemarau.

Dilansir dari laman www.bmkg.go.id, situasi hujan ringan diprakirakan melanda sebagian wilayah Sumatera, di antaranya Kota Medan dan Kota Pangkalpinang. Sementara Kota Banda Aceh, Kota Pekanbaru dan Tanjungpinang diprakirakan Berawan.

Kota Padang diperkirakan cerah berawan, Kota Jambi berkabut, Kota Bengkulu berawan, Kota Palembang serta Bandar Lampung diperkirakan berpotensi diguyur hujan dengan intensitas ringan.

Selanjutnya wilayah Jawa, Kota Serang dan Jakarta diperkirakan berawan, Kota Bandung diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas sedang, Kota Semarang diperkirakan hujan dengan intensitas ringan.

Kota Yogyakarta diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas sedang dan Kota Surabaya diperkirakan berawan.

Wilayah Kalimantan sebagian besar diprakirakan akan diguyur hujan, Kota Pontianak diperkirakan akan diguyur hujan disertai petir, Kota Palangkaraya diperkirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan, begitupun dengan kota Banjarmasin.

Untuk Kota Tanjung Selor diprakirakan diguyur hujan disertai petir dan Kota Samarinda diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan.

Selanjutnya wilayah Bali dan Nusa Tenggara, umumnya cerah berawan, di antaranya Kota Denpasar serta Kota Mataram dan Kota Kupang.

Beralih ke wilayah Sulawesi, Kota Palu diprakirakan berawan, Kota Mamuju dan Makassar diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan, Kota Gorontalo berawan dan Kota Manado diprakirakan diguyur hujan dengan intensitas ringan, serta Kota Kendari diprakirakan berawan.

Yang terakhir wilayah Indonesia bagian timur, sebagian besar wilayah berpotensi diguyur hujan dengan intensitas sedang, seperti di Kota Ternate dan Kota Ambon. Sementara Kota Jayapura dan Manokwari akan diguyur hujan dengan intensitas ringan.

BMKG menginformasikan saat ini sebagian wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau. Situasi hujan terjadi akibat fenomena atmosfer, seperti sirkulasi siklonik terpantau di Papua Barat yang membentuk daerah pertemuan dan perlambatan angin atau konvergensi yang memanjang dari Papua hingga Papua Barat.

Daerah konvergensi juga terpantau memanjang dari Aceh hingga Selat Malaka, dari Jawa Barat sehingga Banten, di laut Jawa dari Kalimantan Selatan hingga Kalimantan Tengah bagian Selatan, dari Kalimantan timur hingga Kalimantan Utara, dari Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, dari Kepulauan Sangihe Talaud dari Maluku hingga Maluku Utara dan juga di Papua bagian utara.

Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan awan hujan terutama di sekitar wilayah sirkulasi siklonik maupun di sepanjang daerah konvergensi.

  Foto udara kondisi terpaan gelombang air laut di pesisir pantai utara, Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (23/5/2022). Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Pekalongan mengimbau warga sekitar pesisir pantai utara Pekalongan untuk waspada dengan adanya gelombang laut setinggi sekitar 1-3 meter dan dapat menyebabkan banjir rob. ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/wsj.

Gelombang laut

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang mengimbau masyarakat, khususnya para pelaku kegiatan kelautan agar mewaspadai gelombang tinggi saat peralihan musim hujan ke musim kemarau.

"Selama tiga hari ke depan gelombang tinggi di perairan Laut Jawa masuk kategori sedang, yakni antara 1,25 meter hingga 2,5 meter," kata Koordinator Observasi dan Informasi Stasiun Meteorologi Maritim Tanjung Emas Semarang Ganis Erutjahjo di Semarang, Jumat.

Menurut dia, gelombang tinggi tersebut dipengaruhi adanya angin kencang yang terjadi selama masa peralihan musim.


"Ketinggian gelombang secara umum dipengaruhi oleh adanya kecepatan angin, kebetulan untuk kecepatan angin pada saat itu diperkirakan berkisar antara 15-20 knot," ujarnya.

Ia menyebut gelombang tinggi tersebut juga berimbas pada ketinggian pasang air laut atau rob yang mengakibatkan banjir pesisir di wilayah pantai utara Jawa Tengah.

"Oleh karena itu, kami mengimbau para pelaku kegiatan kelautan dan pelayaran, khususnya nelayan dengan perahu kecil untuk lebih mewaspadai terjadinya cuaca buruk," katanya.

Bagi para nelayan, cuaca buruk berupa gelombang tinggi dan angin kencang juga mempengaruhi hasil tangkapan ikan saat melaut. 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Meski kemarau, sebagian wilayah ibu kota masih diguyur hujan

Pewarta : Andi Firdaus
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024