Kendari (ANTARA) - Harga daging sapi di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menjelang perayaan Idul Adha 2022  berkisar antara Rp120 ribu hingga Rp180 ribu per kilogram.

Harga ini mengalami kenaikan antara Rp30 ribu hingga Rp50 ribu per kilogramnya saat hari-hari biasa karena sebelumnya hanya berkisar antara Rp130 ribu hingga Rp140 ribu per kilogramnya.
.
Hasil pantauan di sejumlah pasar tradisional di Kendari, Jumat, selain daging sapi yang harganya naik juga terjadi pada harga ayam kampung maupun ayam potong yang rata-rata naik antara Rp25.000 hingga Rp40.000 per ekornya.

Untuk ayam kampung ukuran sedang misalnya yang semula Rp120.000 ekor kini naik hingga Rp150.000 ekor dan ayam jantan t yang sebelumnya Rp150.000 per ekor naik hingga mencapai Rp200.000 per ekor.

Kelompok sayuran maupun bumbu masak seperti cabe merah juga alami kenaikan yang cukup dirasakan konsumen. Untuk cabe besar dari Rp60.000 per kilogram naik hingga Rp75.000 per kilogram dan cabe hijau keriting dari Rp45.000 per kilogram naik menjadi Rp60.000 per kilogram.

Suleman (45), pedagang sapi di pasar Bonggoeya Kendari mengatakan, kenaikan harga daging sapi dan kelompok lainnya di sebabkan karena harga hewan kurban dari pemilik ternak juga telah menaikkan jauh-jauh hari, sehingga mempengaruhi terhadap penjual pengecer di pasaran.

"Bayangkan saja, biasanya hewan kurban (sapi-red)  yang sudah layak potong seharga Rp12,5 juta per ekor naik menjadi Rp14 juta per ekor bahkan lebih dengan perkiraan sapi itu setelah dipotong hanya menghasilkan daging paling banyak 80 kilogram di luar tulang makanya harga hanya bisa menghasilkan Rp12 juta," ujarnya.

  Pedagang musiman yang menjual ayam kampung  di by pas Kota Kendari, Jumat, menawarkan harga ayam bervariasi antara Rp150.000 hingga Rp200.000 per ekor tergantung dari besar kecilnya ayam tersebut . (Foto ANTARA/Azis Senong) Ia mengatakan, kenaikan harga daging sapi dan ayam kampung di saat memasuki hari raya Idul kurban sudah menjadi hal biasa, sehingga konsumen mau tidak mau tetap membeli karena menjadi kebutuhan menu utama di hari raya tersebut.

Kadis Perindustrian dan Perdagangan Sultra, Siti Saleha dalam keterangan terpisah mengatakan, kenaikan beberapa harga pokok di pasaran terutama yang bersentuhan langsung dengan dapur pasti alami kenaikan dan sulit dihindari.

"Sudah menjadi mekanisme pasar, dan kami tidak bisa melakukan intervensi bila seketika alami kenaikan di pasaran terutama harga daging, ayam kampung, dan kelompok cabai lainnya. Dan kalau pun dari Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) provinsi maupun kabupaten kota melakukan operasi pasar bila terjadi kelangkaan sembako di pasaran," tuturnya.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024