Kendari (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Tenggara menyebut sektor pertambangan dan penggalian berkontribusi besar dalam mendorong pertumbuhan kredit perbankan di provinsi tersebut meski masih dalam situasi pandemi COVID-19.
Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sultra Maulana Yusuf melalui telepon di Kendari, Minggu mengatakan dari sisi pertumbuhan year on year, sektor pertambangan dan penggalian hingga April 2022 pertumbuhannya paling signifikan dari yang lainnya yakni sebesar 2.343,34 persen dari total kredit Rp33,16 triliun.
"Karena kita tahu bersama di Sultra mulai banyak pertambangan nikel, jadi pertumbuhan kredit di sektor ini paling signifikan dan mendominasi di Sultra," katanya.
Selanjutnya, di posisi kedua sektor yang mendorong pertumbuhan kredit perbankan di Sultra yakni sektor pertanian perburuan dan kehutanan sebesar 34,65 persen, ketiga untuk pemilikan rumah tinggal sebesar 14,68 persen.
Kemudian perdagangan besar dan eceran sebesar 5,22 persen dan terakhir
untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya termasuk pinjaman multiguna pertumbuhannya paling rendah sebesar 5,22 persen.
Sementara, jika dilihat dari sisi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional di provinsi tersebut didominasi sektor untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya termasuk pinjaman multiguna yaitu sebesar 41,24 persen.
Kemudian, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 19,44 persen, dan sektor untuk pemilikan rumah tinggal sebesar 10,1 persen, sedangkan penyaluran di sektor pertambangan penggalian sebesar 8,41 persen disusul sektor pertanian perburuan dan kehutanan sebesar 5,58 persen.
Menurutnya, sektor pertambangan dan galian merupakan salah satu sektor penunjang pertumbuhan kredit perbankan di Sulawesi Tenggara utamanya di situasi pandemi COVID-19.
"Sebab permintaan pasokan sumber energi seperti batu bara dan lainnya tetap dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik, industri besi dan lainnya," kata Maulana.
Kepala Bagian Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan OJK Sultra Maulana Yusuf melalui telepon di Kendari, Minggu mengatakan dari sisi pertumbuhan year on year, sektor pertambangan dan penggalian hingga April 2022 pertumbuhannya paling signifikan dari yang lainnya yakni sebesar 2.343,34 persen dari total kredit Rp33,16 triliun.
"Karena kita tahu bersama di Sultra mulai banyak pertambangan nikel, jadi pertumbuhan kredit di sektor ini paling signifikan dan mendominasi di Sultra," katanya.
Selanjutnya, di posisi kedua sektor yang mendorong pertumbuhan kredit perbankan di Sultra yakni sektor pertanian perburuan dan kehutanan sebesar 34,65 persen, ketiga untuk pemilikan rumah tinggal sebesar 14,68 persen.
Kemudian perdagangan besar dan eceran sebesar 5,22 persen dan terakhir
untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya termasuk pinjaman multiguna pertumbuhannya paling rendah sebesar 5,22 persen.
Sementara, jika dilihat dari sisi penyaluran kredit oleh perbankan konvensional di provinsi tersebut didominasi sektor untuk pemilikan peralatan rumah tangga lainnya termasuk pinjaman multiguna yaitu sebesar 41,24 persen.
Kemudian, sektor perdagangan besar dan eceran sebesar 19,44 persen, dan sektor untuk pemilikan rumah tinggal sebesar 10,1 persen, sedangkan penyaluran di sektor pertambangan penggalian sebesar 8,41 persen disusul sektor pertanian perburuan dan kehutanan sebesar 5,58 persen.
Menurutnya, sektor pertambangan dan galian merupakan salah satu sektor penunjang pertumbuhan kredit perbankan di Sulawesi Tenggara utamanya di situasi pandemi COVID-19.
"Sebab permintaan pasokan sumber energi seperti batu bara dan lainnya tetap dibutuhkan untuk menunjang kebutuhan bahan bakar pembangkit listrik, industri besi dan lainnya," kata Maulana.