Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan puncak kasus COVID-19 Omicron varian baru BA.4 dan BA.5 maksimum hanya akan mencapai 25.000 kasus per hari, yang berkaca pada pemantauan varian tersebut di negara lain.

"Kita percaya nanti akan ada kenaikan mungkin maksimumnya 25 ribu per hari," kata Budi Gunadi Sadikin dalam keterangannya secara daring, di sela acara Penyambutan Kenegaraan Presiden Republik Federal Jerman, di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis.

Dia menjelaskan di Afrika Selatan sebagai negara pertama teridentifikasinya varian baru COVID-19 tersebut, puncak kasus BA.4 dan BA.5 hanya sepertiga dari puncak kasus COVID-19 varian Omicron atau Delta sebelumnya.

Sehingga jika pada saat puncak varian Delta dan Omicron sebelumnya di Indonesia terjadi 60.000 kasus per hari, maka diperkirakan puncak Omicron varian baru BA.4 dan BA.5 hanya akan mencapai 20.000-25.000 kasus per hari.

Dia mengatakan puncak kasus biasanya terjadi satu bulan setelah kasus pertama teridentifikasi. Dalam hal ini, diperkirakan puncak kasus BA.4 dan BA.5 di Indonesia kemungkinan terjadi pada pekan ketiga dan keempat Juli 2022.

"Setelahnya akan turun kembali ," jelas dia.

Selain itu dia mengatakan bahwa tingkat kematian dari varian baru ini jauh lebih rendah, yakni hanya seperduabelas atau sepersepuluh dari Delta dan Omicron.
  Ilustrasi - Seorang warga di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara saat menjalani vaksinasi COVID-19 (ANTARA/Harianto)


Dari Kendari, Sultra, dilaporkan Dinas Kesehatan Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menyebutkan cakupan vaksinasi COVID-19 dosis ketiga atau booster di daerah tersebut mencapai 42.118 jiwa dari 265.147 sasaran.

"Cakupan vaksinasi booster di Kendari mencapai 18,36 persen atau sebanyak 42.118 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum melalui telepon di Kendari, Kamis.

Dia menyebutkan untuk cakupan vaksinasi dosis pertama sudah melampaui target yaitu 104,22 persen atau 276.323 jiwa. Kemudian dosis kedua atau lengkap sudah mencapai 72,81 persen atau 193.057 orang.

Penerima vaksinasi COVID-19 per kategori di Kota Kendari di antaranya tenaga kesehatan 5.795 orang (139,6 persen) dosis pertama, 5.382 orang (129,66) dosis kedua, dan 3.855 orang (92,87) dosis penguat dari target 4.151 sasaran.

Penerima dosis pertama petugas publik mencapai 52.590 orang atau 139,09 persen, dosis kedua 39.604 orang (104,74), dosis penguat 15.922 orang (42,11) dari 37.810 sasaran.

Cakupan vaksinasi dosis pertama kelompok lanjut usia tercatat 9.496 orang atau 55,73 persen, dosis kedua 7.663 orang (44,97), dosis penguat 2.145 orang (12,59) dari 17.040 sasaran.

Penerima dosis pertama masyarakat umum dan rentan sebanyak 148.691 orang atau 87,26 persen dan dosis kedua 102.081 orang (59) dan dosis penguat 20.156 orang (11,83) dari  170.409 sasaran.

Vaksinasi bagi remaja mencapai 39.929 orang atau 111,73 persen dosis pertama dan 28.475 orang (79,68) dosis kedua dari 35.737 sasaran.

Selanjutnya, vaksinasi usia 6-11 tahun dosis pertama mencapai 19.355 orang atau 51,82 persen dan dosis kedua 9.500 orang (25,43) dari 37.352 sasaran.

Dinas Kesehatan Kendari mengajak masyarakat berpartisipasi menyukseskan program vaksinasi sebagai upaya mencegah risiko terinfeksi COVID-19 yang hingga saat ini belum hilang sepenuhnya.
 

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Menkes perkirakan puncak BA.4 dan BA.5 maksimum 25.000 kasus per hari

Pewarta : Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024