Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) meraih Penghargaan United Nations Population Award (UNPA) 2022 dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas keberhasilan Indonesia mengatasi masalah penduduk melalui program Keluarga Berencana (KB).

“Penghargaan Kependudukan dari PBB merupakan buah dari usaha keras dan dukungan kerja sama antarlembaga pemerintah,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin.

Hasto menuturkan penghargaan yang diterima BKKBN di UN Headquarter, New York pada Senin (13/6) tersebut adalah bukti nyata bila perkembangan dan pelaksanaan program KB dan kependudukan yang diterapkan di dalam negeri mendapatkan pengakuan dan dukungan dari dunia internasional.
 

UNPA yang telah dua kali diraih oleh Indonesia itu, juga merupakan pengakuan dunia kepada BKKBN atas setiap program kependudukan yang bisa meningkatkan kesadaran dan merancang solusi untuk masalah kependudukan.
 

Arsip - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Hasto Wardoyo didampingi BupatI Brebes Idza Priyanti mengunjungi Puskesmas Kecipir Losari, Kabupaten Brebes. ANTARA/HO-Humas BKKBN Jateng/am.

Program KB yang diusung BKKBN berhasil menurunkan angka kelahiran total (TFR) secara tajam dari 5,6 menjadi 2,2 kelahiran per perempuan sejak tahun 1970 hingga tahun 2000.

Penurunan angka kelahiran kemudian memperlambat laju pertumbuhan penduduk. Sehingga, dapat memberikan pengaruh positif terhadap kualitas pelayanan publik, baik dari aspek pendidikan, kesehatan serta infrastruktur dan standar hidup masyarakat yang meningkat.

“Dampak nyata dari program tersebut adalah bonus demografi yang diraih Indonesia saat ini. Bonus demografi berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan, dimana jumlah penduduk yang produktif lebih banyak ketimbang penduduk yang tidak produktif,” ucap dia.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN, Rizal Damanik mengatakan terpilihnya BKKBN sebagai pemenang UNPA 2022 tidak lepas dari kerja keras dan kerja cerdas seluruh komponen BKKBN.
 

"Saya berharap UNP Award 2022 bisa menjadi nilai tambah bagi Indonesia di mata dunia. Apalagi, tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah Presidensi G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada 23-24 Oktober mendatang,” kata Rizal.

 

"Capaian kinerja ini termasuk kategori berhasil karena masih berada di bawah target AKI yaitu 70 kasus dan target nasional yaitu 228/100.000 per angka kelahiran hidup," (1) (1/)

 

Sebelumnya, Indonesia melalui Presiden RI Soeharto juga pernah menerima penghargaan tersebut pada tahun 1989 atau 33 tahun lalu

UNPA diberikan oleh PBB setiap tahun kepada individu, beberapa individu, atau kepada institusi atau beberapa institusi atau kepada kombinasi dari keduanya sejak 1981 dalam penetapan oleh Majelis Umum PBB melalui Resolusi 36/201 pada tanggal 17 Desember 1981.

Sebelumnya diwartakan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengajak masyarakat untuk menyambut Hari Keluarga Nasional yang jatuh pada 29 Juni dengan lebih menghargai setiap kehamilan yang terjadi pada ibu.

“Menghadirkan anak di dalam rumah tangga itu sebetulnya bisa dianggap mudah, juga bisa sulit. Sehingga kita tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan untuk punya anak. Kesempatan untuk hamil itu tidak boleh disia-siakan, jangan merasa nanti pasti akan hamil atau sukses lagi,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

Hasto menekankan setiap keluarga harus benar-benar menyadari makna mendalam dari sebuah kehamilan. Sebab, tidak mudah bagi seorang ibu untuk mengandung dan mempertahankan kehamilan yang aman dan sehat.

Ia menyebutkan persentase ibu yang berhasil untuk hamil dengan baik dan melahirkan dengan sukses hanya mencapai lima sampai dengan 15 persen di antara pasangan usia subur yang ada (PUS).

“Marilah kita rencanakan kehamilan kita. Itu harus benar-benar dihargai, kita urus dengan sebaik-baiknya. Perlakukanlah orang hamil orang yang mau hamil dalam keluarga menjadi suatu yang sangat istimewa,” ucap Hasto.

Hasto menambahkan, Hari Keluarga Nasional juga harus dimaknai sebagai waktu untuk memikirkan kembali karakter dan nilai-nilai yang tertanam pada anak-anak.

Sebab berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, sebanyak 9,8 persen anak remaja telah terkena emotional mental disorders. Angka tersebut naik secara signifikan dari tahun 2013 yang mencapai 6,1 persen.

Anak-anak pada zaman kini, kata Hasto, cederung lebih senang mengurung diri di kamar, tidak memiliki komunikasi yang intens dengan keluarga serta bersikap apatis terhadap lingkungan sekitarnya.

Dengan demikian, Hasto menyarankan agar setiap keluarga membentuk karakter setiap anak menjadi unggul dengan diberlakukannya kembali kebiasaan berkumpul di meja makan bersama, sembari bertukar pikiran ataupun mendengarkan kisah keseharian anak.

Dirinya juga berharap setiap orang tua dapat memperkuat dan menjalankan pola asuh (parenting) yang baik, sehingga setiap aman dapat hidup dengan bahagia, merasa aman dan memiliki karakter yang kuat dan cerdas.

“Maka saya minta, marilah betul-betul kita kembali ke keluarga untuk memikirkan perencanaan keluarga yang baik dan ingat, didiklah anak dan cucumu sesuai dengan zamannya, karena dia tidak dilahirkan di zamanmu. Sehingga kita harus dengan penuh kesabaran dan dengan penuh ketelatenan (membangun karakter setiap anak),” kata Hasto.



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BKKBN raih penghargaan PBB karena RI berhasil atasi masalah penduduk

Pewarta : Hreeloita Dharma Shanti
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024