Kendari (ANTARA) - Wali Kota Kendari Sulawesi Tenggara, Sulkarnain Kadir berharap generasi muda yang ada di daerahnya agar ikut terlibat dalam membangun sektor pertanian sistem organik penuh.

"Kita berharap pertanian ini menjadi daya tarik bagi generasi muda kita, sehingga tidak lagi berpikir mau ke kota saja untuk mencari pekerjaan," kata Wali Kota di sela panen padi sawah di daerah Amohalo, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga, Kendari, Selasa.

Pemerintah Kota Kendari bersama Bank Indonesia (BI) Sultra bekerja sama dalam mendorong pertanian sistem organik penuh di daerah Amohalo, Kelurahan Baruga, Kecamatan Baruga.

"Di tengah kita sudah ada peluang kesempatannya (mengembangkan pertanian orgnik hanya memang ini butuh kesungguhan," ujar Wali Kota.

Wali Kota mengaku akan mendukung pertanian organik di kawasan tersebut sehingga akan menganggarkan bantuan sapi secara bertahap yang akan dimulai 100 ekor lebih dahulu di 2023.

Menurut Wali Kota, metodologi pertanian organik yang dilakukan Bank Indonesia sebagai upaya menekan inflasi daerah khususnya di bidang pertanian sangat memberi dampak yang sangat positif.

Wali Kota melanjutkan, pertanian organik sangat baik karena berkelanjutan dan berbeda dengan sistem kimiawi yang dapat merusak lingkungan. Dimana jangka pendek hasilnya bagus tetapi di tahun-tahun berikutnya produksi akan menurun karena unsur harapnya menjadi rusak.

"Ada efisiensi mengurangi biaya karena tidak lagi menggunakan pupuk yang harus berasal dari produk yang dibeli," kata Wali Kota.


  Pelaksana Harian Kepala Perwakilan BI Sultra Aryo Wibowo T. Prasetyo, Selasa (7/6/2022) (ANTARA/Harianto)




Pelaksana Harian Kepala Perwakilan BI Sultra Aryo Wibowo T. Prasetyo mengatakan selain pupuk, bibit, dan lahan salah satu tantangan penting dalam mengembangkan pertanian yakni sumber daya manusia.

Dia menyebut, kelompok-kelompok muda beberapa daerah mengalami kesulitan penerus rata-rata petaninya tua, dimana petani-petani muda belum tampak.

"Ini merupakan salah satu poin masalah ke depannya. Untuk itu kita bekerja sama dengan petani, pemerintah daerah bagaimana kaum pemuda ini tertarik salah satunya adalah memberi janji keuntungan," ujar dia

Menurutnya, petani padi sawah bukan sekedar menghasilkan beras tetapi ada bisnis yang harus meningkatkan kesejahteraan sehingga membuat para pemuda tertarik bertani.

"Jangan membuat mereka berpikir bahwa ah daripada saya menjadi petani sudah kotor capek, kejemur tidak bisa menopang hidup. Tetapi kami berharap disampaikan kepada kaum muda bahwa dengan pertanian itu bisa hidup," ujar dia.

Sehingga menurut dia, salah satu upaya menarik minat generasi muda terlibat dalam mengembangkan pertanian yakni dengan sistem digital farming. Metode ini akan membantu para petani supaya tidak turun ke lapangan terus karena akan dimonitor melalui gawai.

"Itu para pemuda perlu diinformasikan, mereka pasti akan tertarik untuk bertani, apalagi beras rata-rata penyumbang inflasi dalam tiga tahun sejak 2019," katanya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024