Makassar (ANTARA) - Pengelola KM Ladang Pertiwi 2 yang selamat usai kapalnya tenggelam di perairan Selat Makassar, dijemput Kapal Negara (KN) SAR Kamajaya di Pulau Pamantauang, Kabupaten Pangkajene Kepulauan (Pangkep), akhirnya tiba di pelabuhan peti kemas di wilayah Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Senin malam.
Sebanyak empat orang turun dari KN Kamajaya, selanjutnya dijemput anggota Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Sulsel dan menggiring mereka ke dalam mobil untuk menjalani pemeriksaan di kantor polda setempat.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dikeluarkan pihak kepolisian saat membawa empat orang tersebut ke kantor polisi untuk diminta keterangan berkaitan kecelakaan kapal kayu tersebut pada Kamis, 26 Mei 2022.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Sulsel Muhammad Rizal, usai menurunkan empat orang tersebut, kepada wartawan mengatakan kapal sandar di pelabuhan pukul 22.15 WITA dengan membawa empat orang, dua juragan dan ABK serta dua orang lainnya pemilik kapal serta kepala desa di Pulau Pamantauang.
Ia menyebutkan, empat orang tersebut masing-masing dua orang korban, satu anak buah kapal (ABK) bernama Mahfud serta, nakhoda kapal/juragan bernama Supriadi. Dua orang lainnya bukan korban, yakni pemilik kapal KM Ladang Pertiwi 2 atas nama Haji Saiful dan kepala desa di pulau setempat Muhammad Basit.
"Kami membawa empat orang itu dalam rangka menyamakan data sinkronisasi terkait dengan jumlah penumpang yang dimuat pada saat meninggalkan Pelabuhan Paotere dengan tujuan Pelabuhan Pamantauang," katanya pula.
Pihaknya berharap ada sinkronisasi data perkembangan terakhir dengan jumlah penumpang, dari total 31 korban penumpang ditemukan dalam kondisi selamat. Hal ini agar bisa diketahui pasti berapa jumlah korban yang masih dicari.
Suasana KN SAR Kamajaya yang membawa pengelola KM Ladang Pertiwi 2 saat sandar di pelabuhan peti kemas Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (30/5/2022) malam. ANTARA
Selain itu, data korban dalam pencarian bisa saja berubah-ubah. Karena itu, pihaknya masih menunggu laporan, baik dari tim operasi SAR maupun masyarakat termasuk data kependudukan dari kepala desa setempat.
"Karena diperintahkan oleh Bupati untuk mendata semua pulau. Ada lima pulau di sekitaran Pulau Pamantauang itu yang ikut di kapal tersebut, sehingga didata berapa jumlah warga yang naik di atas kapal tadi," katanya kepada wartawan.
Baca juga: KM Ladang Pertiwi kecelakaan di Sulsel, belasan penumpang selamat
Sejauh ini, Basarnas masih menyinkronkan data kemarin selama pencarian hingga di hari ketiga operasi pencarian korban, mengingat saat ini data sementara korban hilang 11 orang, ditemukan selamat 31 orang, dengan data yang ada 42 orang penumpang kapal.
"Besok pagi akan kami laksanakan konferensi pers dengan pihak polda terkait dengan permintaan data. Saat ini kami menunggu hasil pemeriksaan dari teman-teman Polda Sulsel untuk mengungkap berapa jumlah korban yang sebenarnya yang harus kami cari saat ini," ujar Rizal.
Untuk pencarian hari ini, telah diperluas dan dibantu beberapa alutsista dari kapal Polairud Polda Sulsel, TNI AL, serta pihak terkait lainnya untuk mencari para korban yang dinyatakan hilang.
Sebanyak empat orang turun dari KN Kamajaya, selanjutnya dijemput anggota Direktorat Reserse dan Kriminal Umum (Dit Reskrimum) Polda Sulsel dan menggiring mereka ke dalam mobil untuk menjalani pemeriksaan di kantor polda setempat.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dikeluarkan pihak kepolisian saat membawa empat orang tersebut ke kantor polisi untuk diminta keterangan berkaitan kecelakaan kapal kayu tersebut pada Kamis, 26 Mei 2022.
Kepala Seksi Operasi Basarnas Sulsel Muhammad Rizal, usai menurunkan empat orang tersebut, kepada wartawan mengatakan kapal sandar di pelabuhan pukul 22.15 WITA dengan membawa empat orang, dua juragan dan ABK serta dua orang lainnya pemilik kapal serta kepala desa di Pulau Pamantauang.
Ia menyebutkan, empat orang tersebut masing-masing dua orang korban, satu anak buah kapal (ABK) bernama Mahfud serta, nakhoda kapal/juragan bernama Supriadi. Dua orang lainnya bukan korban, yakni pemilik kapal KM Ladang Pertiwi 2 atas nama Haji Saiful dan kepala desa di pulau setempat Muhammad Basit.
"Kami membawa empat orang itu dalam rangka menyamakan data sinkronisasi terkait dengan jumlah penumpang yang dimuat pada saat meninggalkan Pelabuhan Paotere dengan tujuan Pelabuhan Pamantauang," katanya pula.
Pihaknya berharap ada sinkronisasi data perkembangan terakhir dengan jumlah penumpang, dari total 31 korban penumpang ditemukan dalam kondisi selamat. Hal ini agar bisa diketahui pasti berapa jumlah korban yang masih dicari.
Selain itu, data korban dalam pencarian bisa saja berubah-ubah. Karena itu, pihaknya masih menunggu laporan, baik dari tim operasi SAR maupun masyarakat termasuk data kependudukan dari kepala desa setempat.
"Karena diperintahkan oleh Bupati untuk mendata semua pulau. Ada lima pulau di sekitaran Pulau Pamantauang itu yang ikut di kapal tersebut, sehingga didata berapa jumlah warga yang naik di atas kapal tadi," katanya kepada wartawan.
Baca juga: KM Ladang Pertiwi kecelakaan di Sulsel, belasan penumpang selamat
Sejauh ini, Basarnas masih menyinkronkan data kemarin selama pencarian hingga di hari ketiga operasi pencarian korban, mengingat saat ini data sementara korban hilang 11 orang, ditemukan selamat 31 orang, dengan data yang ada 42 orang penumpang kapal.
"Besok pagi akan kami laksanakan konferensi pers dengan pihak polda terkait dengan permintaan data. Saat ini kami menunggu hasil pemeriksaan dari teman-teman Polda Sulsel untuk mengungkap berapa jumlah korban yang sebenarnya yang harus kami cari saat ini," ujar Rizal.
Untuk pencarian hari ini, telah diperluas dan dibantu beberapa alutsista dari kapal Polairud Polda Sulsel, TNI AL, serta pihak terkait lainnya untuk mencari para korban yang dinyatakan hilang.