Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Sulawesi Tenggara menyampaikan transaksi saham di provinsi itu naik116,9 persen selama kuartal I 2022 seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian.
Pelaksana Harian Kepala Kantor Perwakilan BEI Sultra Ricky di Kendari, Selasa malam, mengatakan kinerja pasar modal di Sulawesi Tenggara sepanjang 2022 terbilang cukup baik, ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah investor dan nilai transaksi jual beli saham.
"Nilai rata-rata transaksi jual beli saham per bulan selama tahun 2022 sebesar Rp206.762.250.900. Jumlah ini berada di atas nilai transaksi rata-rata di tahun 2021 yang bernilai Rp448.547.226.956. Artinya telah terjadi kenaikan sekitar 116,9 persen dari sisi nilai rata-rata transaksi per bulan," katanya.
Dia menyebut, sepanjang 2022 terdapat penambahan sebanyak 1.312 investor saham baru yang berasal dari Sulawesi Tenggara, sehingga total investor saham di daerah itu mencapai 14.635.
"Jumlah ini bertambah sebanyak 9,8 persen dari total investor saham di tahun 2021," ujar dia.
Ia menjelaskan, dari total 14.635 investor, terdapat 9.683 investor yang berada di bawah usia 30 tahun, menandakan kesadaran kaum muda dalam berinvestasi saham di Sulawesi Tenggara cukup besar yakni sekitar 66,1 persen dari total investor yang ada.
Sementara itu dari sisi nilai aset saham yang dimiliki oleh investor di Sulawesi Tenggara telah mencapai Rp377 miliar, nilai tersebut naik sebanyak Rp188 miliar atau sekitar dua kali lipat dari total aset saham pada akhir 2021 sebesar Rp189 miliar.
Menurutnya, meningkatnya jumlah investor saat ini didukung dengan mudahnya bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, baik dalam bentuk saham ataupun reksadana.
Selain itu, pembukaan rekening saham sudah dapat dilakukan secara daring maupun berkunjung langsung ke perusahaan sekuritas yang diminati.
"Syaratnya cukup dengan melampirkan KTP,
buku tabungan dan dana minimal Rp100.000 yang langsung menjadi saldo awal rekening saham atau reksadana yang bersangkutan," demikian Ricky.
Pelaksana Harian Kepala Kantor Perwakilan BEI Sultra Ricky di Kendari, Selasa malam, mengatakan kinerja pasar modal di Sulawesi Tenggara sepanjang 2022 terbilang cukup baik, ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah investor dan nilai transaksi jual beli saham.
"Nilai rata-rata transaksi jual beli saham per bulan selama tahun 2022 sebesar Rp206.762.250.900. Jumlah ini berada di atas nilai transaksi rata-rata di tahun 2021 yang bernilai Rp448.547.226.956. Artinya telah terjadi kenaikan sekitar 116,9 persen dari sisi nilai rata-rata transaksi per bulan," katanya.
Dia menyebut, sepanjang 2022 terdapat penambahan sebanyak 1.312 investor saham baru yang berasal dari Sulawesi Tenggara, sehingga total investor saham di daerah itu mencapai 14.635.
"Jumlah ini bertambah sebanyak 9,8 persen dari total investor saham di tahun 2021," ujar dia.
Ia menjelaskan, dari total 14.635 investor, terdapat 9.683 investor yang berada di bawah usia 30 tahun, menandakan kesadaran kaum muda dalam berinvestasi saham di Sulawesi Tenggara cukup besar yakni sekitar 66,1 persen dari total investor yang ada.
Sementara itu dari sisi nilai aset saham yang dimiliki oleh investor di Sulawesi Tenggara telah mencapai Rp377 miliar, nilai tersebut naik sebanyak Rp188 miliar atau sekitar dua kali lipat dari total aset saham pada akhir 2021 sebesar Rp189 miliar.
Menurutnya, meningkatnya jumlah investor saat ini didukung dengan mudahnya bagi masyarakat untuk berinvestasi di pasar modal, baik dalam bentuk saham ataupun reksadana.
Selain itu, pembukaan rekening saham sudah dapat dilakukan secara daring maupun berkunjung langsung ke perusahaan sekuritas yang diminati.
"Syaratnya cukup dengan melampirkan KTP,
buku tabungan dan dana minimal Rp100.000 yang langsung menjadi saldo awal rekening saham atau reksadana yang bersangkutan," demikian Ricky.