Kendari (ANTARA) - Dinas Pariwisata Sulawesi Tenggara memaparkan sebanyak tujuh destinasi wisata yang bisa menjadi prioritas dalam pengembangan agar dapat menjadi objek pilihan bagi wisatawan yang berkunjung ke provinsi tersebut.
Kepala Dinas Pariwisata Sultra Belli Harli Tombili di Kendari, Minggu, mengatakan tujuh destinasi itu antara lain Keraton Wolio di Buton, Kawasan Kars Liangkabori di Muna, Hutan Mangrove terluas di Asia Tenggara di Buton Utara, Jalan Akses Kendari-Toronipa-Labengki, Pulau Anoa (Padamarang) di Kolaka, Mata Rombeo di Kolaka Utara dan Rawa Aopa Watumohai di Konawe Selatan.
"Tujuh destinasi tersebut hasil dari keputusan bersama para yang telah diskusi bersama wartawan nasional serta aktivis pariwisata se-Indonesia saat di momen hari Pers Nasional (HPN)," katanya.
Dia menjelaskan saat ini sedang dilakukan penyusunan kerangka regulasi sehingga nantinya tujuh destinasi itu bisa dikenalkan ke level nasional bahkan hingga internasional.
Menurut Belli, tujuh destinasi tersebut akan dibuat setara dengan level Wakatobi agar masyarakat dapat memiliki pilihan objek wisata yang lebih banyak ketika berkunjung ke wilayah Sulawesi Tenggara.
"Kita buat seperti ini agar nantinya kalau orang berkunjung ke Sultra, nantinya punya pilihan lain setelah balik berkunjung dari Wakatobi," katanya.
Ia berharap agar program ini nantinya mendapat dukungan masyarakat dengan melakukan promosi serta menjaga lingkungan agar keindahannya bisa terus dapat dinikmati.
"Yang bersentuhan dengan pariwisata ini kan sebenarnya masyarakat itu sendiri, jadi kita harapkan dari akun-akun sosial medianya mereka bisa mempromosikan destinasi itu serta menjaga kebersihannya saat berkunjung," kata Belli.
Kepala Dinas Pariwisata Sultra Belli Harli Tombili di Kendari, Minggu, mengatakan tujuh destinasi itu antara lain Keraton Wolio di Buton, Kawasan Kars Liangkabori di Muna, Hutan Mangrove terluas di Asia Tenggara di Buton Utara, Jalan Akses Kendari-Toronipa-Labengki, Pulau Anoa (Padamarang) di Kolaka, Mata Rombeo di Kolaka Utara dan Rawa Aopa Watumohai di Konawe Selatan.
"Tujuh destinasi tersebut hasil dari keputusan bersama para yang telah diskusi bersama wartawan nasional serta aktivis pariwisata se-Indonesia saat di momen hari Pers Nasional (HPN)," katanya.
Dia menjelaskan saat ini sedang dilakukan penyusunan kerangka regulasi sehingga nantinya tujuh destinasi itu bisa dikenalkan ke level nasional bahkan hingga internasional.
Menurut Belli, tujuh destinasi tersebut akan dibuat setara dengan level Wakatobi agar masyarakat dapat memiliki pilihan objek wisata yang lebih banyak ketika berkunjung ke wilayah Sulawesi Tenggara.
"Kita buat seperti ini agar nantinya kalau orang berkunjung ke Sultra, nantinya punya pilihan lain setelah balik berkunjung dari Wakatobi," katanya.
Ia berharap agar program ini nantinya mendapat dukungan masyarakat dengan melakukan promosi serta menjaga lingkungan agar keindahannya bisa terus dapat dinikmati.
"Yang bersentuhan dengan pariwisata ini kan sebenarnya masyarakat itu sendiri, jadi kita harapkan dari akun-akun sosial medianya mereka bisa mempromosikan destinasi itu serta menjaga kebersihannya saat berkunjung," kata Belli.