Kendari (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, menyatakan sampah di daerah itu masih terkendali meskipun pada saat puasa Ramadhan ada peningkatan produksi yang cukup signifikan.
Kepala DLHK Kendari Nismawati di Kendari, Jumat, mengatakan penanganan sampah saat Ramadhan dikarenakan para petugas kebersihan yang sigap dalam mengangkut sampah sehari sebelum Lebaran 1443 Hijriah.
"Jadi kita sudah mengantisipasi, memang sebelum Lebaran itu sampah meningkat karena sopir yang beragama Muslim tidak masuk kerja. Nah, sehari sebelum Lebaran mereka kerja sampai dua kali untuk memastikan itu betul-betul bersih," katanya.
Dia menyampaikan, dalam mengatasi sampah saat Ramadhan, petugas kebersihan melakukan pengangkutan sampah dua kali dalam sehari jelang hari Lebaran.
"Sehingga besoknya ketika Lebaran mereka tidak bekerja. Sampah yang ada di TPS memang hanya sampah yang dikeluarkan rumah tangga di hari Lebaran itu. Sehingga memang belum terlalu bau untuk kemudian diangkut kembali," ujar dia.
Dia menghimbau masyarakat Kendari untuk meningkatkan kesadaran dalam hal membuang sampah, utamanya membuang tepat waktu.
Meski begitu, ia mengaku bahwa dalam dua tahun terakhir masyarakat di ibu kota provinsi ini sudah memiliki kesadaran dalam mengelola sampah.
"Alhamdulillah sekarang sudah tidak seperti saya masuk dua tahun lalu. Kalau dulu itu kesadaran masyarakat sangat minim walaupun sekarang belum seperti kita inginkan, tapi dengan kita adakan sosialisasi perlahan-lahan masyarakat mulai sadar," ucap dia.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kendari menyebut, sampah yang diproduksi di daerah tersebut rata-rata 260-300 ton per hari dengan jumlah armada pengangkut yang beroperasi sebanyak 52 unit.
Kepala DLHK Kendari Nismawati di Kendari, Jumat, mengatakan penanganan sampah saat Ramadhan dikarenakan para petugas kebersihan yang sigap dalam mengangkut sampah sehari sebelum Lebaran 1443 Hijriah.
"Jadi kita sudah mengantisipasi, memang sebelum Lebaran itu sampah meningkat karena sopir yang beragama Muslim tidak masuk kerja. Nah, sehari sebelum Lebaran mereka kerja sampai dua kali untuk memastikan itu betul-betul bersih," katanya.
Dia menyampaikan, dalam mengatasi sampah saat Ramadhan, petugas kebersihan melakukan pengangkutan sampah dua kali dalam sehari jelang hari Lebaran.
"Sehingga besoknya ketika Lebaran mereka tidak bekerja. Sampah yang ada di TPS memang hanya sampah yang dikeluarkan rumah tangga di hari Lebaran itu. Sehingga memang belum terlalu bau untuk kemudian diangkut kembali," ujar dia.
Dia menghimbau masyarakat Kendari untuk meningkatkan kesadaran dalam hal membuang sampah, utamanya membuang tepat waktu.
Meski begitu, ia mengaku bahwa dalam dua tahun terakhir masyarakat di ibu kota provinsi ini sudah memiliki kesadaran dalam mengelola sampah.
"Alhamdulillah sekarang sudah tidak seperti saya masuk dua tahun lalu. Kalau dulu itu kesadaran masyarakat sangat minim walaupun sekarang belum seperti kita inginkan, tapi dengan kita adakan sosialisasi perlahan-lahan masyarakat mulai sadar," ucap dia.
Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kendari menyebut, sampah yang diproduksi di daerah tersebut rata-rata 260-300 ton per hari dengan jumlah armada pengangkut yang beroperasi sebanyak 52 unit.