Kendari (ANTARA) - Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kendari, Sulawesi Tenggara menyebut mayoritas pedagang jajanan buka puasa atau takjil di daerah itu, saat ini trennya mulai taat terhadap aturan.
Kepala BPOM Kendari Yoseph Nahak Klau di Kendari, Rabu mengatakan selama puasa Ramadhan 2022 pihaknya telah melakukan uji sampel terhadap 217 pangan takjil dengan hasil memenuhi syarat.
"Jumlah produk yang kita sampling itu ada 217 dan kita tidak lagi menemukan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya di dalam pangan takjil," katanya.
BPOM Kendari melakukan uji sampel pangan takjil di Raha Kabupaten Muna, Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan termasuk di Kota Kendari.
Dia menyebut, pihaknya sudah melakukan pengawasan pangan takjil buka puasa baik tahun 2021 lalu dan di tahun tidak lagi menemukan bahan-bahan berbahaya seperti boraks, pewarna tekstil dan kertas seperti rodhamine B dan methanil yellow, termasuk formalin.
"Sudah dua tahun ini setidaknya kita tidak lagi mendapatkan bahwa takjil yang dijual itu ada formalin, ada rodhamin B ada boraks ada methanil Yellow," ujar dia.
BPOM Kendari saat melakukan pengawasan juga dirangkaikan dengan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) terkait bagaimana menyediakan pangan yang sehat tanpa bahan pangan berbahaya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi pihak pedagang karena sudah tidak lagi membuat dagangan yang mengandung bahan-bahan berbahaya.
Dalam melakukan pengawasan, BPOM Kendari bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota di antaranya Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
"Kita lihat dari waktu ke waktu kesadaran dari pelaku usaha kita terkait dengan takjil ini sudah sangat baik dan ini saya kira sesuatu yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan terus untuk kedepannya," demikian Yoseph.
Kepala BPOM Kendari Yoseph Nahak Klau di Kendari, Rabu mengatakan selama puasa Ramadhan 2022 pihaknya telah melakukan uji sampel terhadap 217 pangan takjil dengan hasil memenuhi syarat.
"Jumlah produk yang kita sampling itu ada 217 dan kita tidak lagi menemukan penggunaan bahan-bahan kimia berbahaya di dalam pangan takjil," katanya.
BPOM Kendari melakukan uji sampel pangan takjil di Raha Kabupaten Muna, Ranomeeto Kabupaten Konawe Selatan termasuk di Kota Kendari.
Dia menyebut, pihaknya sudah melakukan pengawasan pangan takjil buka puasa baik tahun 2021 lalu dan di tahun tidak lagi menemukan bahan-bahan berbahaya seperti boraks, pewarna tekstil dan kertas seperti rodhamine B dan methanil yellow, termasuk formalin.
"Sudah dua tahun ini setidaknya kita tidak lagi mendapatkan bahwa takjil yang dijual itu ada formalin, ada rodhamin B ada boraks ada methanil Yellow," ujar dia.
BPOM Kendari saat melakukan pengawasan juga dirangkaikan dengan komunikasi informasi dan edukasi (KIE) terkait bagaimana menyediakan pangan yang sehat tanpa bahan pangan berbahaya.
Selain itu, ia juga mengapresiasi pihak pedagang karena sudah tidak lagi membuat dagangan yang mengandung bahan-bahan berbahaya.
Dalam melakukan pengawasan, BPOM Kendari bekerjasama dengan pemerintah kabupaten/kota di antaranya Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan.
"Kita lihat dari waktu ke waktu kesadaran dari pelaku usaha kita terkait dengan takjil ini sudah sangat baik dan ini saya kira sesuatu yang harus kita pertahankan dan kita tingkatkan terus untuk kedepannya," demikian Yoseph.