Kendari (ANTARA) - Pegawai di Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kementerian Kesehatan Kendari, Sulawesi Tenggara kompak menggunakan pakaian adat meski mengajar ataupun menguji mahasiswa saat peringatan Hari Kartini 2022.
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari Teguh Fathurahman di Kendari, Kamis mengatakan jajarannya menggunakan berbagai pakaian adat untuk menyatukan berbagai perbedaan juga sebagai bentuk menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang termasuk Kartini.
"Kita ingin mengenang jasa-jasa para pahlawan khususnya dari kaum perempuan, yang paling menonjol kan Kartini, yang menggerakkan persamaan gender, persamaan hak-hak perempuan dengan laki-laki," katanya usai menguji mahasiswa sembari menggunakan baju adat Suku Tolaki.
Dia menyampaikan jajarannya menggunakan berbagai pakaian adat seperti baju adat Suku Tolaki, Muna, Buton, Mornene, Makassar termasuk baju ada dari Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menyatukan keberagaman di Poltekkes Kendari.
"Perayaan Hari Kartini menggunakan baju adat, itu kita ada pesan-pesan moral. Kita menyadari bahwa kondisi kita sering ada gesekan-gesekan diantara kita. Nah, salah satunya kita ingin menunjukkan Kebhinekaan kita khususnya di Poltekkes, kita Bhineka tetapi ada landasan yang penting, ada keberagaman di dalam Poltekkes tetapi kita tetap satu," ujar dia.
Menurutnya, baju adat merupakan bagian dari simbol keberagaman suku di Indonesia tetapi dia berharap perbedaan itu tidak dijadikan sebagai sesuatu yang memicu konflik ataupun memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Artinya salah satu simbol-simbol keberagaman kan baju adat, tetapi bukan berarti hati kami beda, ini hanya simbol keberagaman tetapi landasannya adalah kebersamaan dan kesatuan," ucap dia.
Di matanya, sosok Kartini sangat berperan penting bagi karir kaum perempuan saat ini. Banyak perempuan menduduki ataupun menempati posisi strategis karena berkat perjuangan Kartini.
"Ternyata nilai-nilai yang beliau bawa itu sampai sekarang terbawa, jadi artinya gerakan genderisme itu tidak melulu dari barat, Indonesia sudah memulainya khususnya Kartini," ujar dia.
Selain itu, dia menegaskan sebagai seorang pemimpin dirinya dirinya memberikan penghargaan kepada orang yang memiliki kemampuan dan kinerja bagus serta kontribusi apa yang diberikan bagi institusi tanpa membedakan perempuan atau laki-laki.
"Saya sendiri menempatkan laki-laki dan perempuan sama, saya tidak melihat siapanya tetapi apanya. Artinya dia perempuan berprestasi bisa memberikan sesuatu bagi institusi saya memberikan penghargaan, salah satunya menempati jabatan," ucap dia.
Dia pun mengaku saat ini kaum perempuan lebih banyak menduduki jabatan di Poltekkes Kendari daripada kaum laki-laki.
"Karena apa? Karena saya melihat potensinya, kemampuannya, bukan dia laki-laki atau perempuan," demikian Teguh.
Direktur Poltekkes Kemenkes Kendari Teguh Fathurahman di Kendari, Kamis mengatakan jajarannya menggunakan berbagai pakaian adat untuk menyatukan berbagai perbedaan juga sebagai bentuk menghargai jasa-jasa para pahlawan yang telah berjuang termasuk Kartini.
"Kita ingin mengenang jasa-jasa para pahlawan khususnya dari kaum perempuan, yang paling menonjol kan Kartini, yang menggerakkan persamaan gender, persamaan hak-hak perempuan dengan laki-laki," katanya usai menguji mahasiswa sembari menggunakan baju adat Suku Tolaki.
Dia menyampaikan jajarannya menggunakan berbagai pakaian adat seperti baju adat Suku Tolaki, Muna, Buton, Mornene, Makassar termasuk baju ada dari Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk menyatukan keberagaman di Poltekkes Kendari.
"Perayaan Hari Kartini menggunakan baju adat, itu kita ada pesan-pesan moral. Kita menyadari bahwa kondisi kita sering ada gesekan-gesekan diantara kita. Nah, salah satunya kita ingin menunjukkan Kebhinekaan kita khususnya di Poltekkes, kita Bhineka tetapi ada landasan yang penting, ada keberagaman di dalam Poltekkes tetapi kita tetap satu," ujar dia.
Menurutnya, baju adat merupakan bagian dari simbol keberagaman suku di Indonesia tetapi dia berharap perbedaan itu tidak dijadikan sebagai sesuatu yang memicu konflik ataupun memecah persatuan dan kesatuan bangsa.
"Artinya salah satu simbol-simbol keberagaman kan baju adat, tetapi bukan berarti hati kami beda, ini hanya simbol keberagaman tetapi landasannya adalah kebersamaan dan kesatuan," ucap dia.
Di matanya, sosok Kartini sangat berperan penting bagi karir kaum perempuan saat ini. Banyak perempuan menduduki ataupun menempati posisi strategis karena berkat perjuangan Kartini.
"Ternyata nilai-nilai yang beliau bawa itu sampai sekarang terbawa, jadi artinya gerakan genderisme itu tidak melulu dari barat, Indonesia sudah memulainya khususnya Kartini," ujar dia.
Selain itu, dia menegaskan sebagai seorang pemimpin dirinya dirinya memberikan penghargaan kepada orang yang memiliki kemampuan dan kinerja bagus serta kontribusi apa yang diberikan bagi institusi tanpa membedakan perempuan atau laki-laki.
"Saya sendiri menempatkan laki-laki dan perempuan sama, saya tidak melihat siapanya tetapi apanya. Artinya dia perempuan berprestasi bisa memberikan sesuatu bagi institusi saya memberikan penghargaan, salah satunya menempati jabatan," ucap dia.
Dia pun mengaku saat ini kaum perempuan lebih banyak menduduki jabatan di Poltekkes Kendari daripada kaum laki-laki.
"Karena apa? Karena saya melihat potensinya, kemampuannya, bukan dia laki-laki atau perempuan," demikian Teguh.