Kendari (ANTARA) - Polisi menurunkan 500 personel gabungan mengantisipasi demonstrasi damai mahasiswa dari berbagai kampus di Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin.
"Total anggota yang diturunkan berjumlah 500 personel gabungan dari Polda Sultra, Polresta Kendari dan Brimobda Sultra," kata Kepala Polresta Kendari, AKBP Didik Erfianto.
Namun demikian dia juga berharap agar aksi kali ini berjalan aman dan tertib, serta tidak melakukan aksi yang berlebihan atau anarkis. "Kami harap mahasiswa dapat menyampaikan aspirasinya secara santun apalagi saat ini masih dalam suasana bulan suci Ramadan, sehingga ibadah tetap terjaga," katanya.
Pantauan sejak pukul 09.00 Wita hingga menjelang siang pukul 13.00 WITA di sejumlah titik, polisi sudah memasang pagar pengaman untuk menghalau aksi mahasiswa yang berlebihan, terutama di sekitar rumah dinas gubernur Sulawesi Tenggara.
Aksi unjuk rasa mahasiswa berjalan kaki dari beberapa sudut jalan menuju Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, di Kendari, Senin. Sebagian mereka bayak yang hanya duduk di sudut jalan, mencari perlindungan dari terik matahari siang karena umumnya mereka juga di suasana puasa Ramadhan. ANTARA/Azis Senong
Polisi juga telah mengalihkan arus lalulintas di berbagai tempat untuk menghindari kemacetan akibat aksi mahasiswa yang turun ke jalan. Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Kendari sudah mulai bergerak dari kampus menuju beberapa titik aksi sekitar pukul 10.00 WITA.
Polisi menjaga beberapa tempat strategis, di antaranya Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, rumah dinas gubernur Sulawesi Tenggara, seluruh SPBU, dan pusat perbelanjaan.
Sebelumnya pada pukul 10.30 Wita, Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Abdurrahman Saleh, menerima aspirasi mahasiswa dari HMI Cabang Kendari dan gabungan elemen masyarakat Kendari di gedung sekretariat dewan berlangsung damai dengan beberapa tuntutan mahasiswa seperti menolak wacana penundaan Pemilu 2024, turunkan harga BBM dan tuntaskan kelangkaan minyak goreng.
"Semua tuntutan adik-adik mahasiswa ini menjadi catatan dan perhatian khusus dewan untuk kami turuskan ke pemerintah Pusat," kata dia.
"Total anggota yang diturunkan berjumlah 500 personel gabungan dari Polda Sultra, Polresta Kendari dan Brimobda Sultra," kata Kepala Polresta Kendari, AKBP Didik Erfianto.
Namun demikian dia juga berharap agar aksi kali ini berjalan aman dan tertib, serta tidak melakukan aksi yang berlebihan atau anarkis. "Kami harap mahasiswa dapat menyampaikan aspirasinya secara santun apalagi saat ini masih dalam suasana bulan suci Ramadan, sehingga ibadah tetap terjaga," katanya.
Pantauan sejak pukul 09.00 Wita hingga menjelang siang pukul 13.00 WITA di sejumlah titik, polisi sudah memasang pagar pengaman untuk menghalau aksi mahasiswa yang berlebihan, terutama di sekitar rumah dinas gubernur Sulawesi Tenggara.
Polisi juga telah mengalihkan arus lalulintas di berbagai tempat untuk menghindari kemacetan akibat aksi mahasiswa yang turun ke jalan. Mahasiswa dari berbagai Perguruan Tinggi di Kendari sudah mulai bergerak dari kampus menuju beberapa titik aksi sekitar pukul 10.00 WITA.
Polisi menjaga beberapa tempat strategis, di antaranya Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, rumah dinas gubernur Sulawesi Tenggara, seluruh SPBU, dan pusat perbelanjaan.
Sebelumnya pada pukul 10.30 Wita, Ketua DPRD Sulawesi Tenggara, Abdurrahman Saleh, menerima aspirasi mahasiswa dari HMI Cabang Kendari dan gabungan elemen masyarakat Kendari di gedung sekretariat dewan berlangsung damai dengan beberapa tuntutan mahasiswa seperti menolak wacana penundaan Pemilu 2024, turunkan harga BBM dan tuntaskan kelangkaan minyak goreng.
"Semua tuntutan adik-adik mahasiswa ini menjadi catatan dan perhatian khusus dewan untuk kami turuskan ke pemerintah Pusat," kata dia.