Jakarta (ANTARA) - Direktur Sekolah Dasar Ditjen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Sri Wahyuningsih mengatakan kebahagiaan harus dimaknai secara luas, bukan sekadar prestasi akademik.

"Sejatinya, kebahagiaan harus dimaknai lebih luas, tidak karena prestasi akademik atau kemampuan finansial, tapi semua yang bangkit dari diri sendiri," kata Sri dalam konferensi pers daring, Jumat.

Sri mengajak para orangtua dan pengasuh untuk keluar dari pengertian bahagia yang sempit, kemudian mengajari generasi muda tentang arti kebahagiaan yang sebenarnya dengan cara memaknai hal yang terjadi dalam hidup secara lebih positif.



Berdasarkan survei daring terhadap 2143 responden dewasa pada Februari 2022 dari Personal Growth, 61 persen orangtua di Indonesia beranggapan bahwa prestasi akademik anak di sekolah berkontribusi penting untuk kebahagiaannya.

Kendati demikian, pandangan masyarakat tentang faktor prestasi akademik yang dianggap penting justru tidak berkontribusi secara signifikan terhadap tingkat kebahagiaan subjektif mereka. Tingkat kebahagiaan meningkat saat orang mementingkan relasi sosial dan punya pandangan bahwa kebahagiaan bisa diusahakan.



Sri mengatakan, kebahagiaan yang dirasakan anak sejak kecil akan berdampak positif terhadap tumbuh kembangnya. Anak yang bahagia akan lebih mudah bersosialisasi, punya empati, percaya diri, tumbuh kreatif dan punya keterampilan dalam memecahkan masalah. Anak yang bahagia dan dibesarkan dengan penuh cinta dapat tumbuh menjadi pribadi yang tangguh.

"Anak yang bahagia sejak kecil akan memberi dampak positif terhadap tumbuh kembang secara kognitif, sosial maupun emosional," ujar dia.

Kebahagiaan orangtua yang ditularkan kepada anak akan melahirkan generasi emas yang berkontribusi terhadap Indonesia. Ia mendorong agar semua pihak, baik pemerintah maupun swasta, sama-sama berupaya mencetak generasi muda bahagia yang kelak dapat memberikan manfaat untuk negeri.
 

Pewarta : Nanien Yuniar
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024