Kendari (ANTARA) - Harga emas perhiasan yang diperjualbelikan di pusat perdagangan di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), selama Februari hingga Maret 2022 masih naik dengan fluktuasi antara Rp900.000 hingga Rp960.000 per gram untuk emas 23 karat sementara emas 22 karat berkisar Rp820.000 hingga Rp840.000 per gram.

Dari Kota Kendari, Rabu, mencatat pencapaian harga emas perhiasan yang tergolong cukup tinggi itu dinilai para pedagang masih dalam batas yang wajar ketimbang sebelumnya pada akhir 2020 lalu mencapai Rp1,2 juta per gram.

Salah satu pedagang jual beli emas di Kendari, Syamsu mengatakan pergerakan harga emas selama satu bulan terakhir ini disebabkan adanya pengaruh nilai mata uang asing (dolar) terhadap rupiah, disamping juga adanya sentimen pasar terutama beberapa produk ekspor non migas yang mengalami kenaikan di pasar global.

"Kenaikan penjualan emas perhiasan belakangan ini sudah berlangsung selama beberapa bulan terakhir, dan kalaupun mengalami naik maupun turun hanya pada kisaran antara 10-12 persen,"ujarnya.

Ia mengatakan pencapaian harga emas perhiasan yang pernah menembus angka lebih dari Rp1,1 juta per gram pada setahun lalu disebabkan situasi perekonomian dunia khususnya Amerika Serikat saat itu alami gejolak.

"Jadi pergerakan naiknya harga emas sangat berpengaruh terhadap nilai dolar, di mana bila dolar naik maka otomatis akan mempengaruhi harga emas di pasaran lokal maupun pasar dunia,” kata, Fredy, salah satu pedagang perhiasan emas di Kota Kendari.

Emas perhiasan yang ditawarkan selama ini ada dua jenis dan kualitasnya, selain emas 23 karat dan emas 22 karat. Namun yang dominan dan disukai konsumen adalah emas 23 karat dengan harga Rp920-Rp950 ribu per gram.

Para konsumen yang datang membeli perhiasan emas adalah ibu-ibu dan gadis remaja, dan umumnya emas yang dibeli maupun yang dipesan adalah kalung, gelang dan cincin.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024