Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia menargetkan untuk menghentikan 50 persen impor elpiji melalui investasi hilirisasi batu bara menjadi produk dimetil eter.

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proyek gasifikasi batu bara yang akan dikelola di Muara Enim, Sumatera Selatan dapat menghasilkan 1,4 juta ton dimetil eter per tahun dari bahan baku 6 juta batu bara kalori rendah.

"Kami menargetkan dalam satu sampai dua tahun ini minimal 50 persen impor gas elpiji bisa kami jadikan hilirisasi dalam negeri lewat bahan baku batu bara," ujarnya dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin.

Pemerintah berharap proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan untuk sekitar 13 ribu orang pada tahap konstruksi yang dilakukan oleh Air Products & Chemicals Inc. Adapun di sektor hilir yang akan dikelola oleh Pertamina diharapkan mampu menciptakan 12 ribu lapangan pekerjaan baru.

Proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter merupakan hasil kerja sama antara Amerika Serikat dengan Indonesia melalui perusahaan Air Products & Chemicals Inc, PT Bukit Asam, dan Pertamina.

Bahlil menargetkan perusahaan dari negara Paman Sam itu bisa merealisasikan nilai rencana investasi sebesar 15 miliar dolar AS untuk industri gasifikasi batu bara beserta turunannya di Indonesia.

"Tahun ini, kami akan masuk ke tahun hilirisasi batu bara. Jadi dimetil eter yang sudah kami groundbreaking investasi Amerika Serikat dari Air Products, tahun ini harus tereksekusi 15 miliar dolar AS," kata Bahlil.


 

Pewarta : Sugiharto Purnama
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024