Jakarta (ANTARA) - Kolaborasi PT PLN (Persero) dan PT PAL Indonesia berhasil membangun kapal pembangkit listrik berdaya 60 megawatt yang akan menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah terpencil.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan proyek bernilai investasi Rp997 miliar ini bakal beroperasi secara komersil pada Maret 2022.
"Kami berharap kapal ini dapat beroperasi dengan andal, efisien dan tepat waktu dalam mendukung sistem kelistrikan wilayah Ambon," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Sinergi dua BUMN ini menjadi tonggak revolusioner dari pembangunan pembangkit listrik mudah berpindah berupa barge mounted power Plant (BMPP) atau pembangkit listrik yang dipasang pada kapal tongkang.
BMPP tahap pertama yang dikembangkan PLN melalui anak usahanya PT Indonesia Power yang bersinergi dengan PT PAL ini diberi nama BMPP Nusantara 1.
Kapal itu dilengkapi dengan teknologi dua jenis bahan bakar dalam mengakomodir fleksibilitas ketersediaan bahan bakar. Daya yang besar membuat kapal itu menjadi solusi untuk melistriki area atau wilayah yang mengalami defisit tenaga listrik.
Saat ini, kapal pembangkit listrik tersebut telah selesai dan segera menuju ke Ambon, Maluku, ditandai dengan delivery to site BMPP Nusantara 1 yang dilaksanakan di dermaga bandar barat Divisi Kapal Niaga PAL di Surabaya hari ini.
Darmawan menyampaikan bahwa pihaknya akan melanjutkan pembuatan kapal pembangkit listrik untuk unit ke dua dan ketiga dengan total kapasitas 150 megawatt.
"Berikutnya akan berlanjut dengan BMPP Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3 dengan total kapasitas 150 megawatt," ujar Darmawan.
Operasional dan perawatan sepenuhnya dilaksanakan anak usaha PLN melalui PT Indonesia Power, sehingga tidak ada lagi ketergantungan pada pasokan listrik dari pihak luar.
Kapal pembangkit listrik tersebut akan mengalirkan listrik ke Ambon melalui jaringan 150 kilovolt. Pada akhir Januari, BMPP Nusantara 1 akan berlayar menuju Ambon dari Surabaya. Selanjutnya, BMPP Nusantara 1 akan mooring process pada 12 Februari 2022,
Segera setelah kapal berlabuh di Ambon akan dilaksanakan pekerjaan evakuasi daya, RLB, backfeeding, RLS, sinkron sampai dengan Laik Operasi BMPP, untuk mendukung sistem kelistrikan wilayah Ambon sebelum tanggal 31 Maret 2022.
Untuk proyek BMPP 2 dan 3, Indonesia Power dan PAL akan membuat spesifikasi yang lebih baik agar bisa digunakan untuk wilayah lebih terpencil ataupun siaga bencana.
Direktur Utama PAL Kaharuddin Djenod menjelaskan proyek pembangunan BMPP Nusantara 1 yang dilaksanakan di tengah pandemi menjadikan tantangan yang signifikan terhadap produktivitas dan capaian kinerja.
"Pembangunan BMPP ini memang melibatkan banyak pihak. Kami terus berusaha untuk meningkatkan TKDN dari proyek ini untuk BMPP ke 2 dan 3.
Diharapkan proses delivery to site diberikan kelancaran dan proses commissioning sampai dengan commercial operation date dapat dilaksanakan sesuai target," katanya.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan proyek bernilai investasi Rp997 miliar ini bakal beroperasi secara komersil pada Maret 2022.
"Kami berharap kapal ini dapat beroperasi dengan andal, efisien dan tepat waktu dalam mendukung sistem kelistrikan wilayah Ambon," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Sinergi dua BUMN ini menjadi tonggak revolusioner dari pembangunan pembangkit listrik mudah berpindah berupa barge mounted power Plant (BMPP) atau pembangkit listrik yang dipasang pada kapal tongkang.
BMPP tahap pertama yang dikembangkan PLN melalui anak usahanya PT Indonesia Power yang bersinergi dengan PT PAL ini diberi nama BMPP Nusantara 1.
Kapal itu dilengkapi dengan teknologi dua jenis bahan bakar dalam mengakomodir fleksibilitas ketersediaan bahan bakar. Daya yang besar membuat kapal itu menjadi solusi untuk melistriki area atau wilayah yang mengalami defisit tenaga listrik.
Saat ini, kapal pembangkit listrik tersebut telah selesai dan segera menuju ke Ambon, Maluku, ditandai dengan delivery to site BMPP Nusantara 1 yang dilaksanakan di dermaga bandar barat Divisi Kapal Niaga PAL di Surabaya hari ini.
Darmawan menyampaikan bahwa pihaknya akan melanjutkan pembuatan kapal pembangkit listrik untuk unit ke dua dan ketiga dengan total kapasitas 150 megawatt.
"Berikutnya akan berlanjut dengan BMPP Nusantara 2 dan BMPP Nusantara 3 dengan total kapasitas 150 megawatt," ujar Darmawan.
Operasional dan perawatan sepenuhnya dilaksanakan anak usaha PLN melalui PT Indonesia Power, sehingga tidak ada lagi ketergantungan pada pasokan listrik dari pihak luar.
Kapal pembangkit listrik tersebut akan mengalirkan listrik ke Ambon melalui jaringan 150 kilovolt. Pada akhir Januari, BMPP Nusantara 1 akan berlayar menuju Ambon dari Surabaya. Selanjutnya, BMPP Nusantara 1 akan mooring process pada 12 Februari 2022,
Segera setelah kapal berlabuh di Ambon akan dilaksanakan pekerjaan evakuasi daya, RLB, backfeeding, RLS, sinkron sampai dengan Laik Operasi BMPP, untuk mendukung sistem kelistrikan wilayah Ambon sebelum tanggal 31 Maret 2022.
Untuk proyek BMPP 2 dan 3, Indonesia Power dan PAL akan membuat spesifikasi yang lebih baik agar bisa digunakan untuk wilayah lebih terpencil ataupun siaga bencana.
Direktur Utama PAL Kaharuddin Djenod menjelaskan proyek pembangunan BMPP Nusantara 1 yang dilaksanakan di tengah pandemi menjadikan tantangan yang signifikan terhadap produktivitas dan capaian kinerja.
"Pembangunan BMPP ini memang melibatkan banyak pihak. Kami terus berusaha untuk meningkatkan TKDN dari proyek ini untuk BMPP ke 2 dan 3.
Diharapkan proses delivery to site diberikan kelancaran dan proses commissioning sampai dengan commercial operation date dapat dilaksanakan sesuai target," katanya.