Kendari (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kendari menyiampaikan bahwa daerah Sulawesi Tenggara kemungkinan tidak terjadi tsunami dampak gempa bumi bermagnitudo 7,5 yang terjadi di Laut Flores, Nusa Tenggara Timur.

Kepala Stasiun Geofisika Kendari Rudin saat dihubungi melalui selulernya dari Kendari, Selasa, mengatakan bahwa memang benar sebelumnya BMKG menyampaikan bahwa beberapa daerah di Sultra di antaranya Kabupaten, Buton, Bombana dan Wakatobi status siaga dan waspada tsunami.

"Ini kan gempanya di Flores tadi pukul 10.20 WIB, disampaikan peringatan dini akan terjadi tsunami di beberapa daerah termasuk di (Provinsi) Sulawesi Tenggara di Kabupaten Bombana, Buton dan Wakatobi. Namun hingga saat ini sudah pukul 12.20 WITA, itu tidak ada tsunami, kemungkinan tidak terjadi," katanya

Dia menyampaikan, untuk Kabupaten Bombana dan Buton sebelumnya disampaikan status siaga, sedangkan Kabupaten Wakatobi berstatus waspada.

"Kalau waspada itu 0-3 meter klau terjadi (tsunami). Namun hingga saat ini sudah jam 12 lewat 20, itu tidak ada tsunami, kemungkinan tidak terjadi," ujar dia.

Rudin meminta masyarakat tetap tenang, jangan panik dan terus mengikuti instruksi dari pemerintah daerah terkait seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), serta selalu mencari informasi dari statisun Geofisika Kendari atau BMKG Kendari.

"Kalau di BPBD sudah terpasang beberapa alat kami seperti Warning Receiver System New Generation (WRS NewGen) sudah terpasang di semua BPBD, jadi alhamdulillah Pemda dalam hal ini BPBD sudah tau semua itu, kalau ada peringatan tsunami sudah ada, sudah tau mereka," ujar Rudin.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan peringatan dini tsunami di wilayah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Maluku.

Peringatan dini tersebut dikeluarkan menyusul gempa bumi dengan magnitudo 7,5 pada Selasa pukul 10.20.22 WIB yang pusatnya berada di 7.59 Lintang Selatan 122.26 Bujur Timur pada kedalaman 12 kilometer.


Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024