Buton Selatan (ANTARA) - Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Sulawesi Tenggara, H Zainal Mustamin mengajak untuk terus mencanangkan dan mewujudkan visi Kemenag RI yaitu membangun Kemenag yang profesional dan handal dalam membangun masyarakat yang saleh, moderat, cerdas dan unggul, salah satunya melalui Penguatan Moderasi Beragama.

"Penguatan moderasi beragama merupakan salah satu program pemerintah RI yang masuk dalam agenda RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan pengarusutamaannya harus mulai dari Kemenag," ungkapnya, saat membuka kegiatan Penguatan Moderasi Beragama Menuju Tahun Toleransi 2022 di Kemenag Kabupaten Buton Selatan, Jumat.

Kakanwil Zainal Mustamin menambahkan, jika penguatan moderasi beragama itu sendiri terbangun di atas empat pilar. Pertama, komitmen keberagamaan dalam NKRI. Karena, Moderasi beragama adalah benteng untuk menjaga kebangsaan dengan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

"Kedua toleransi, baik toleransi beragama maupun toleransi antar suku dan golongan, ras dan sebagainya. Sebagaimana toleransi yang berarti menghargai perbedaan, maka kita harus menghargai setiap perbedaan yang ada," katanya.

Ketiga, lanjut Kakanwil semangat antiradikalisme dan antikekerasan. Karena radikalisme dan kekerasan akan menodai keberagamaan dan merusak moderasi. Karenanya, tokoh agama harus mengambil peran penting untuk menjaga moderasi, meski itu bukan menyangkut masalah keberagamaan.

Keempat, moderasi beragama kompetibel dengan kearifan lokal. Sehingga, kita harus mengadopsi kearifan lokal yang lahir dan tumbuh sebagai penyokong budaya di daerah. Sehingga kearifan lokal bisa bersanding dengan nilai agama. Agama datang di masyarakat yang sudah memiliki ruang budaya. Agama yang menjaga budaya dan budaya akan terjaga tanpa bertentangan dengan nilai agama.

"Karenanya, Gerakan Kemenag Bersahabat digulirkan untuk membangun mindset dan cultureset, agar bisa bersama dalam memprogramkan berbagai kegiatan dalam semangat kebersamaan (Bersama, Bersatu, Bersaudara)," imbuhnya.

Kakanwil lantas mengutarakan, jika di luar tusi fungsi agama, Kemenag  Sultra memiliki tiga tantangan, yaitu tantangan reformasi birokrasi yang akan dibreakdown dalam Bersih Religius. Kemudian, tantangan penguatan moderasi beragama untuk mewujudkan pribadi yang santun dan harmoni, serta tantangan transformasi digital yang direspon dengan berbasis teknologi.

"Kemenag Sultra bersahabat adalah sebuah gerakan yang kita bangun untuk mewujudkan visi, meskipun tanpa dana gerakan ini akan tetap berjalan dan dikemas melalui tagline 3B (Bersama, Bersatu, Bersaudara). Bersama kita bisa, Bersatu kita kuat, Bersaudara kita rukun," tegas Kakanwil.

Dalam kunjungan perdananya di Kemenag Busel, Kakanwil juga mengajak seluruh yang hadir agar senantiasa membangun dua komitmen, yaitu komitmen untuk membangun sistem yang didasari kepatuhan dan komitmen membangun keteladanan, dimana setiap ASN harus menjadi contoh dan menerapkan nilai kepribadian yang luhur sebagai contoh. Senantiasa menjadi pribadi yang berintegritas, jujur, pemaaf dan sebagainya.

Zainal Mustamin juga memberikan apresiasi atas apa yang telah menjadi program Kemenag Busel bersama pemerintah daerah. Menurutnya, sinergitas antara program Kemenag dan Pemerintah Daerah harus disandingkan untuk terus melahirkan inovasi.

"Mari bersama terus melahirkan inovasi. Sudahi segala perdebatan dan permusuhan. Kemenag bersahabat adalah tahap awal kita akan membuat piloting, dimulai dari Kemenag kabupaten/kota, kemudian KUA, madrasah hingga pesantren. Selanjutnya akan merambah hingga masjid, gereja, pura, vihara, dan majelis-majelis agama," pungkasnya.

Dalam kegiatan Penguatan Moderasi Beragama ini turut dihadiri Kepala Kemenag Busel, H. Mukhtar dan dihadiri Kepala Bidang Urais dan Binsyar, Jamaluddin, Kabid Pendidikan Agama dan Keagamaan, Sitti Mardawiah Kasim, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah H Muhammad Saleh, serta seluruh ASN lingkup Kemenag Busel.
 

Pewarta : Yusran
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024