Kendari (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara menyebut sebanyak 67.773 merchant di provinsi tersebut telah menggunakan metode pembayaran digital Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Pelaksana Tugas Kepala BI Sultra Taufik Ariesta Ardhiawan di Kendari, Rabu, mengatakan bahwa pihaknya turut berperan aktif dalam akselerasi transformasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital antara lain melalui digitalisasi transaksi.

"Sampai dengan Oktober 2021, BI Sultra telah mendorong pemanfaatan QRIS dengan total 67.773 merchant di seluruh Sulawesi Tenggara," kata dia pada kegiatan pertemuan tahunan BI Sultra tahun 2021.

Dari sisi transaksi masyarakat, BI Sultra terus mendorong pemanfaatan QRIS sebagai media pembayaran digital yang contactless dan cemumuah (cepat, mudah, murah, aman dan handal) melalui berbagai kegiatan sosialisasi dan upaya digitalisasi transaksi.

BI Sultra bersinergi dengan pemerintah daerah, perbankan dan PJSP, telah melakukan digitalisasi transaksi berbasiskan QRIS untuk pembayaran tagihan PDAM, transaksi di pasar tradisional yang dimulai dari paddy’s market Kota Kendari.

"Termasuk transaksi pariwisata di berbagai spot antara lain Pantai Nambo (Kota Kendari), Tanjung Malaha (Kabupaten Kolaka), dan Wakatobi (Kabupaten Wakatobi), serta transaksi di rumah ibadah," ujar Taufik.

Selain mendorong transaksi non tunai di masyarakat, BI Sultra juga turut mendorong implementasi elektronifikasi transaksi pemerintah (ETP).

Dalam mendukung hal tersebut dan sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat, BI Sultra mendukung pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) sebagai wadah untuk mengakselerasi digitalisasi di daerah.

"Dapat kami sampaikan bahwa saat ini di Sulawesi Tenggara telah terbentuk seluruh TP2DD yaitu 18 pemda yang ada di Sulawesi Tenggara," katanya.

Sebelumnya, BI Sultra mencatat total transaksi non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKN-BI) dan Bank Indonesia–Real-Time Gross Settlement (BI-RTGS) sebesar Rp16,8 triliun atau meningkat 15,6 persen (yoy) selama periode Januari-Oktober 2021.

BI Sultra juga menyampaikan, jumlah uang yang beredar hingga Oktober 2021 tercatat Rp3,9 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 17,4 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Penurunan yang terjadi tersebut selaras dengan peralihan penggunaan transaksi digital oleh masyarakat Sulawesi Tenggara," kata Taufik.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024