Jakarta (ANTARA) - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Endokrinologi IDAI Dr Muhammad Faizi, SpA(K) mengungkapkan ketersediaan insulin untuk pasien dengan diabetes tipe 1 masih belum merata di seluruh layanan fasilitas kesehatan (faskes) di Indonesia.
"Hingga saat ini masih ada beberapa rumah sakit dengan kelas tertentu yang belum memadai dalam pemberian akses insulin terutama untuk pasien diabetes tipe 1," ujar Faizi dalam diskusi daring pada Sabtu.
Faizi mengatakan masih ada sejumlah daerah yang faskes tingkat tiganya tidak menyiapkan insulin.
"Untuk faskes tingkat tiga di kota-kota besar memang ketersediaan insulin sangat memadai, pasien bisa meminta asupan insulin sampai mingguan, tapi sayangnya tidak semua faskes bisa menyediakan ini," tambah Faizi.
Padahal penyandang diabetes tipe 1 dikatakan Faizi harus bergantung pada suntikan insulin setiap harinya untuk membantu menjaga metaboliknya tetap seimbang, sehingga tidak terjadi hiperglikemik atau hipoglikemik yang bisa berujung pada kematian pasien.
Kondisi ini juga disesalkan oleh profesor ilmu kesehatan anak dengan keahlian khusus di bidang endokrinologi anak Prof Dr dr Aman Pulungan, SpA(K), FAAP, FRCPI (Hon.).
"Sudah 100 tahun penemuan insulin, tapi akses terhadap insulin masih kurang seimbang. Akses kita rendah sekali," ujar Aman yang merupakan anggota Dewan Penasehat Physician International Society for Pediatric and Adolescent Diabetics.
Menurut Aman, akses layanan insulin ini harus ditingkatkan karena pasien terutama anak-anak dengan diabetes melitus tipe 1, dapat segera meninggal bila tidak segera mendapatkan insulin.
Lebih lanjut Aman juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadikan momentum Hari Diabetes Sedunia sebagai cara meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya penyakit tidak menular seperti diabetes serta betapa pentingnya insulin untuk pasien dengan diabetes.
"Anak dengan diabetes melitus juga bisa berprestasi apabila akses terhadap insulin bisa kita jaga dan pastikan mereka mendapatkannya, karena tanpa insulin anak-anak ini bisa meninggal terutama mereka dengan diabetes melitus tipe 1," kata Aman.
"Hingga saat ini masih ada beberapa rumah sakit dengan kelas tertentu yang belum memadai dalam pemberian akses insulin terutama untuk pasien diabetes tipe 1," ujar Faizi dalam diskusi daring pada Sabtu.
Faizi mengatakan masih ada sejumlah daerah yang faskes tingkat tiganya tidak menyiapkan insulin.
"Untuk faskes tingkat tiga di kota-kota besar memang ketersediaan insulin sangat memadai, pasien bisa meminta asupan insulin sampai mingguan, tapi sayangnya tidak semua faskes bisa menyediakan ini," tambah Faizi.
Padahal penyandang diabetes tipe 1 dikatakan Faizi harus bergantung pada suntikan insulin setiap harinya untuk membantu menjaga metaboliknya tetap seimbang, sehingga tidak terjadi hiperglikemik atau hipoglikemik yang bisa berujung pada kematian pasien.
Kondisi ini juga disesalkan oleh profesor ilmu kesehatan anak dengan keahlian khusus di bidang endokrinologi anak Prof Dr dr Aman Pulungan, SpA(K), FAAP, FRCPI (Hon.).
"Sudah 100 tahun penemuan insulin, tapi akses terhadap insulin masih kurang seimbang. Akses kita rendah sekali," ujar Aman yang merupakan anggota Dewan Penasehat Physician International Society for Pediatric and Adolescent Diabetics.
Menurut Aman, akses layanan insulin ini harus ditingkatkan karena pasien terutama anak-anak dengan diabetes melitus tipe 1, dapat segera meninggal bila tidak segera mendapatkan insulin.
Lebih lanjut Aman juga mengajak masyarakat Indonesia untuk menjadikan momentum Hari Diabetes Sedunia sebagai cara meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya penyakit tidak menular seperti diabetes serta betapa pentingnya insulin untuk pasien dengan diabetes.
"Anak dengan diabetes melitus juga bisa berprestasi apabila akses terhadap insulin bisa kita jaga dan pastikan mereka mendapatkannya, karena tanpa insulin anak-anak ini bisa meninggal terutama mereka dengan diabetes melitus tipe 1," kata Aman.