Kendari (ANTARA) - Dua tahun lebih pandemi COVID-19 masih membayang-bayangi kehidupan semua orang termasuk di Kota Kendari, ibu kota Provinsi Sulawesi Tenggara.

Sejak merebak pada Maret 2020 lalu, virus ini sempat menghambat ekonomi, sosial budaya, agama, pendidikan dan lainnya karena semua serba terbatas bahkan terpaksa dihentikan sementara akibat ulah pandemi ini.

Virus yang tak berbau dan kasat mata ini menggerogoti sendi-sendi kehidupan manusia. Dua tahun lamanya kita bagai hidup dalam sebuah penjara yang jika kita keluar maka berisiko bagi diri kita bahkan nyawa kita sendiri.

Dengan kondisi ini pemerintah dan institusi lainnya seperti TNI-Polri termasuk BIN dan pihak lainnya melakukan upaya agar kita bisa keluar dari bayang-bayang wabah global ini.

Beberapa upaya yang dilakukan di antaranya menekankan kepada seluruh masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan yakni memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan.

Selain itu, membatasi kegiatan masyarakat sebagai bentuk mencegah kerumunan serta menghadirkan layanan vaksinasi gratis untuk meningkatkan umun tubuh masyarakat agar bisa mencegah risiko tertular COVID-19 dan membentuk ketahanan kelompok.

Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, terbukti apa yang telah dilakukan selama ini akhirnya membuahkan hasil. Saat ini penyebaran pandemi COVID-19 di Kota Kendari telah terkendali.

Berbagai aktivitas di kota itu saat ini terpantau mulai dilakukan dengan tatap muka, yang sebelumnya dilakukan virtual seperti pendidikan meski belum 100 persen dilakukan, kegiatan ibadah, pasar, mal bahkan kegiatan pemerintahan pun mulai dilakukan tatap muka.

Meski begitu, yang harus dipahami adalah sebesar apapun usaha pemerintah dalam upaya penanggulangan COVID-19 jika tidak mendapat dukungan masyarakat maka semua akan sia-sia begitu saja.

Kita tidak boleh terbuai dengan kondisi saat ini. Semangat yang membara memerangi wabah pandemi COVID-19 agar sirna dari Kota Kendari harus terus membara di hati dan benak kita.

Kita harus selalu menyiapkan amunisi dalam melawan wabah ini. Amunisi yang perlu disiapkan adalah 5M yaitu memakai masker, menjaga jarak, rajin mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas. Tak lupa pula kita juga harus menyiapkan tameng bagi diri kita yaitu vaksinasi COVID-19.

Amunisi ini harus disiapkan sebaik-baiknya sebab wabah global pandemi ini kita tidak tahu apakah akan kembali merajalela atau bisa sirna dari muka bumi ini khususnya di Kota Lulo.

Oleh karena itu, diharapkan peran dan dukungan semua pihak agar Kota Kendari benar-benar bisa keluar dari wabah COVID-19 ini sehingga semua aktivitas dapat berjalan normal kembali.
 

Vaksinasi

Berbagai pihak di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, melakukan vaksinasi COVID-19 seperti TNI-Polri, dan Badan Intelijen Negara (BIN) setempat untuk membentuk ketahanan kelompok atau herd immnunity.

TNI-Polri gencar melakukan vaksinasi dengan menyasar masyarakat umum termasuk pelajar yang ada di ibu kota provinsi itu. Mereka melakukan vaksinasi sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah agar para pelajar dapat melakukan pembelajaran tatap muka (PTM).

Selain itu, Badan Intelijen Negara (BIN) Sulawesi Tenggara juga menggandeng Dinas Kesehatan Kota Kendari melakukan vaksinasi COVID-19 kepada kelompok rentan yaitu lansia dengan sistem jemput bola atau mendatangi langsung dari rumah ke rumah (door to door).

Kepala BIN Sultra Brigjen TNI Toto Oktavian mengatakan vaksinasi lansia dari rumah ke rumah untuk mempercepat capaian vaksinasi sera membentuk kekebalan kelompok dari penyebaran COVID-19.

"Kami melaksanakan door to door ini untuk bisa mendatangi masyarakat khususnya lansia. Lansia ini kan targetnya masih banyak kurangnya sehingga dengan door to door kami harapkan para lansia bisa menjadi sasaran target kami," kata dia.

BIN Sulawesi Tenggara melakukan vaksinasi kepada kelompok lanjut usia (lansia) yang ada di daerah pesisir Kelurahan Petoaha, Kecamatan Nambo, Kota Kendari.

Vaksinasi yang menyasar kelompok lansia yang dilakukan BIN Sultra dengan menggandeng Dinas Kesehatan setempat menargetkan sebanyak 2.000 dosis dapat diberikan kepada kelompok rentan COVID-19.

Vaksinasi dengan sistem jemput bola menyasar masyarakat lanjut usia atau lansia mengingat sejauh ini capaian vaksinasi lansia di Kota Kendari masih terbilang rendah.

Sukur, salah satu warga peserta vaksinasi, mengaku bersyukur karena tidak repot-repot mencari lokasi penyuntikan vaksin untuk untuk meningkatkan imun tubuh dari COVID-19.

Menurut dia, pengetahuan masyarakat terhadap COVID-19 sangat kurang sehingga dengan adanya aparat yang turun ke lapangan langsung membuat masyarakat merasa sangat terbantu dengan adanya program ini.

Selain vaksinasi dari rumah ke rumah di waktu yang bersamaan BIN Sultra juga melaksanakan serbuan vaksinasi bagi pelajar di Kota Kendari dengan target 3.500 dosis.

Tak hanya itu, BIN Sultra juga menggandeng komunitas mobil angkutan kota (angkot) yang kerap disebut "pete-pete" oleh warga Kota Kendari guna mendorong percepatan vaksinasi bagi pelajar di daerah tersebut.

Toto mengatakan pelibatan puluhan unit "pete-pete" tersebut untuk membantu mobilitas antarjemput secara gratis bagi pelajar yang menjadi peserta vaksinasi karena keterbatasan jarak dengan gerai vaksin yang berpusat di SMAN 2 Kendari.

"Kita didukung oleh komunitas 'pete-pete'. Jadi untuk kali ini kami memanfaatkan komunitas 'pete-pete' untuk menjemput para pelajar sampai dengan di titik vaksinasi di SMAN 2 Kendari," kata dia.

BIN Sulawesi Tenggara berkomitmen membantu pemerintah dalam upaya percepatan capaian vaksinasi guna meningkatkan imun masyarakat atau kekebalan kelompok dari infeksi COVID-19.

Koordinator Gerakan Komunitas Pete-Pete, La Bolo, mengatakan komunitasnya tergerak untuk membantu pemerintah, khususnya BIN Daerah Sultra, dalam meningkatkan capaian sasaran vaksinasi COVID-19 sehingga aktivitas warga bisa berjalan normal kembali.

"Kami juga mengimbau masyarakat supaya mau divaksin, jadi kita jemput di sekolah masing-masing setelah itu kita antar kembali lagi," ujar dia.

Inri Ananda Hasanah, pelajar SMAN 2 Kendari, berharap dengan masif vaksinasi maka dapat memutus mata rantai penularan COVID-19, khususnya di kota itu, sehingga aktivitas sekolah bisa kembali dilakukan dengan tatap muka.

Kepala Dinas Kesehatan Kendari Rahminingrum mengatakan secara keseluruhan vaksinasi dosis satu di kota itu mencapai 166.764 orang atau 62,89 persen dari total 265.147 sasaran, dosis kedua mencapai 110.996 orang atau 41,86 persen dari total sasaran.

Khusus remaja sendiri capaian vaksinasi sudah sebanyak 25.765 orang atau 71,10 persen dari 17.040 sasaran. Kemudian dosis kedua mencapai 16.756 atau 46,89 persen dari sasaran.

Selanjutnya, vaksinasi kelompok lanjut usia baru tercapai 9.644 orang dari target 17.040 sasaran. Sedangkan dosis kedua baru mencapai 6.499 orang.

Semua pihak tetap diminta disiplin protokol kesehatan 5M, yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari keramaian, dan mengurangi mobilitas meski telah mendapatkan suntikan vaksin hingga dosis lengkap.

Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi optimistis dengan vaksinasi COVID-19 yang saat ini digalakkan oleh pemerintah setempat yang dibantu TNI-Polri hingga lembaga lainnya dapat menurunkan status level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) provinsi itu.

Ali Mazi menyampaikan, saat ini mayoritas kabupaten/kota termasuk provinsi berada di level 2 PPKM mikro. Sehingga untuk bisa turun ke level 1, Gubernur menekankan pentingnya vaksinasi COVID-19.

Gubernur mengatakan bahwa seluruh masyarakat Indonesia khususnya di Sulawesi Tenggara penting melakukan vaksinasi sehingga pertumbuhan angka kasus COVID-19 cegah.

Dia mengajak agar bahu-membahu membangun kesadaran anak-anak mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA termasuk mahasiswa agar meningkatkan diri untuk melakukan vaksinasi.

Gubernur juga meminta kepada seluruh masyarakat agar tetap disiplin protokol kesehatan utamanya memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan guna mencegah agar tidak terinfeksi COvID-19, meski telah menerima vaksin dosis lengkap.

Kasus aktif

Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Kendari, Sulawesi Tenggara menyebut kasus aktif pasien terinfeksi SARS-CoV-2 di daerah setempat tersisa empat orang.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Kendari Algazali mengatakan kasus aktif COVID-19 di kota itu tersebar masing-masing satu orang dari Kecamatan Kambu dan Baruga serta dua orang dari Kecamatan Puuwatu.

Keempat kasus aktif tersebut saat ini melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing karena berada pada ketegori orang tanpa gejala (OTG).

Satgas setempat sebelumnya mencatat, semua 65 kelurahan yang tersebar di 11 kecamatan berada di zona hijau karena sempat nihil kasus aktif COVID-9 19 per 14 Oktober. Namun, setelah kembali terjadi penambahan kasus positif baru, maka empat kelurahan kini zona kuning.

Empat kelurahan tersebut yaitu Kelurahan Puuwatu di Kecamatan Puuwatu, Kelurahan Watu-Watu di Kecamatan Kendari Barat, Kelurahan Baruga di Kecamatan Baruga, dan Kelurahan Padaleau di Kecamatan Kambu.

Dia menjelaskan pula bahwa jumlah akumulatif kasus infeksi virus corona di Kota Kendari total 7.718 kasus dengan jumlah penderita yang sudah sembuh seluruhnya 7.619 orang, pasien yang meninggal dunia sebanyak 95 orang.

Algazali mengingatkan semua pihak untuk tetap mematuhi protokol kesehatan utamanya memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan, ketika menjalankan aktivitas produktif sehari-hari.

"Jangan abai terhadap protokol kesehatan, ini penting untuk selalu dipatuhi agar kita bisa keluar dari pandemi COVID-19 dan tidak ada lagi penambahan kasus positif baru," kata dia.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Kendari itu juga mengajak masyarakat agar menyukseskan program vaksinasi yang digalakkan pemerintah sebagai upaya meningkatkan imun tubuh sehingga mencegah dari infeksi virus corona jenis baru dan variannya.



Waspada

Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara Sulkarnain Kadir mengatakan bahwa pihaknya mewaspadai potensi kungkinan terjadinya gelombang ketiga COVID-19 pada akhir tahun 2021 nanti.

Berdasarkan analisis pihaknya yang patut diwaspadai yaitu kegiatan di akhir tahun karena di waktu itu ada dua hal yang bisa menjadi pemicu untuk gelombang ketiga (COVID-19) terjadi.

Pada akhir tahun nanti adanya liburan panjang dinilai biasa mengundang orang untuk keluar rumah dan berinteraksi di luar rumah dalam skala jumlah yang banyak sehingga berisiko adaya kerumunan yang berpotensi terjadi penyebaran COVID-19.

Kemudian yang kedua, menurut dia, pada akhir tahun nanti akan memasuki musim penghujan dimana pada kondisi itu banyak masyarakat yang daya tahan tubuhnya turun sehingga bisa menjadi pintu masuknya virus itu.

Wali Kota mengatakan bahwa pihaknya terus saling berkoordinasi bersama Satuan Tugas Penanganan COVID-19 dan Tim Operasi Yustisi sebagai penegak protokol kesehatan.

Dengan disiplin protokol kesehatan utamanya memakai masker, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan, termasuk berpartisipasi mengikuti vaksinasi, diyakini bisa mengantarkan Kota Kendari keluar dari masa-masa sulit akibat dari wabah global pandemi COVID-19 ini.
 
 
 

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024