Kendari (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian Kendari Bersama Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Kendari, Sulawesi Tenggara, membuka layanan vaksinasi rabies secara gratis bertempat kompleks Karantina Kendari, Senin.
"Kegiatan vaksin rabies ini merupakan rangkaian memperingati Hari Rabies se-Dunia," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari N.Prayatno Ginting.
Ia mengatakan salah satu tugas balai Karantina Pertanian adalah melakukan pencegahan penyakit hewan karantina baik daerah luar maupun ke luar Kota Kendari dan Sultra khususnya.
“Untuk itu dengan salah satu tugas tersebut akan berusaha berupaya semaksimal mungkin menjadikan Kota Kendari dan Sultra pada umumnya sebagai salah satu daerah yang terbebas dari virus rabies pada tahun 2030 mendatang," kata Prayatno Ginting.
Tercatat kurang lebih puluhan hewan yang didaftarkan oleh pemiliknya untuk divaksin, di antaranya kucing dan anjing.
Sedangkan pihak Karantina Pertanian Kendari menyiapkan sekitar 200 dosis vaksin untuk hewan peliharaan tersebut, tidak hanya untuk kucing dan anjing, tetapi juga untuk kelinci dan kera.
Sementara itu, Sekda kota Kendari Hj.Nahwa Umar mengaku sangat mengapresiasi kegiatan pelayanan vaksinasi rabies kepada hewan pembawa virus rabies yang diselenggarakan Balai Karantina Pertanian PDHI dalam rangka hari Rabies.
“Kami berharap kegiatan vaksin rabies tersebut tetap dilaksanakan dan tidak hanya diadakan dalam rangka hari rabies saja namun kiranya dapat dilaksanakan setiap hari agar pada tahun 2030 mendatang Kota Kendari dan terbebas dari virus rabies.” kata Nahwa Umar.
Dalam rangka pelayanan vaksin rabies dan anjing sebanyak 13 dokter hewan diturunkan dari Balai Karantina Pertanian, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kota Kendari.
Untuk diketahui rabies merupakan salah satu penyakit paling mematikan yang dapat menular dari hewan ke manusia dan berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 lalu angka kematian akibat rabies di Indonesia masih cukup tinggi yakni 100 - 156 kematian per tahun, dengan case fatality rate (tingkat kematian) hampir 100 persen.
Hal ini menggambarkan bahwa rabies masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dan statistik 98 persen penyakit rabies yang ditularkan melalui anjing, dan 2 persen penyakit tersebut ditularkan melalui kucing dan kera.
"Kegiatan vaksin rabies ini merupakan rangkaian memperingati Hari Rabies se-Dunia," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kendari N.Prayatno Ginting.
Ia mengatakan salah satu tugas balai Karantina Pertanian adalah melakukan pencegahan penyakit hewan karantina baik daerah luar maupun ke luar Kota Kendari dan Sultra khususnya.
“Untuk itu dengan salah satu tugas tersebut akan berusaha berupaya semaksimal mungkin menjadikan Kota Kendari dan Sultra pada umumnya sebagai salah satu daerah yang terbebas dari virus rabies pada tahun 2030 mendatang," kata Prayatno Ginting.
Tercatat kurang lebih puluhan hewan yang didaftarkan oleh pemiliknya untuk divaksin, di antaranya kucing dan anjing.
Sedangkan pihak Karantina Pertanian Kendari menyiapkan sekitar 200 dosis vaksin untuk hewan peliharaan tersebut, tidak hanya untuk kucing dan anjing, tetapi juga untuk kelinci dan kera.
Sementara itu, Sekda kota Kendari Hj.Nahwa Umar mengaku sangat mengapresiasi kegiatan pelayanan vaksinasi rabies kepada hewan pembawa virus rabies yang diselenggarakan Balai Karantina Pertanian PDHI dalam rangka hari Rabies.
“Kami berharap kegiatan vaksin rabies tersebut tetap dilaksanakan dan tidak hanya diadakan dalam rangka hari rabies saja namun kiranya dapat dilaksanakan setiap hari agar pada tahun 2030 mendatang Kota Kendari dan terbebas dari virus rabies.” kata Nahwa Umar.
Dalam rangka pelayanan vaksin rabies dan anjing sebanyak 13 dokter hewan diturunkan dari Balai Karantina Pertanian, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Kota Kendari.
Untuk diketahui rabies merupakan salah satu penyakit paling mematikan yang dapat menular dari hewan ke manusia dan berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada tahun 2020 lalu angka kematian akibat rabies di Indonesia masih cukup tinggi yakni 100 - 156 kematian per tahun, dengan case fatality rate (tingkat kematian) hampir 100 persen.
Hal ini menggambarkan bahwa rabies masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat dan statistik 98 persen penyakit rabies yang ditularkan melalui anjing, dan 2 persen penyakit tersebut ditularkan melalui kucing dan kera.