Mamuju (ANTARA) - Banjir merendam pemukiman warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) akibat hujan deras mengguyur daerah itu selama tiga jam.

"Hujan yang terus turun sepanjang sore selama tiga jam membuat puluhan permukiman warga terendam banjir hingga setinggi lutut manusia dewasa," kata Rusdi, seorang warga di kompleks BTN Ampi Kota Mamuju, Senin.

Ia mengatakan banjir telah beberapa kali merendam permukiman warga tersebut setiap hujan kali deras turun di tahun ini.

"Buruknya drainase di Mamuju membuat banjir terjadi, sehingga permukiman warga terendam, ini harus menjadi perhatian pemerintah untuk ditanggulangi," katanya.

Selain warga BTN Ampi, banjir juga permukiman warga di perumahan kompleks Pemda Mamuju dan juga kompleks Pasar Baru Mamuju.

"Banjir sudah seperti langganan dan mengganggu aktivitas warga, karena barang berharga miliknya dirusak banjir, seperti yang terjadi di sekitar perumahan kompleks Pemda Kota Mamuju," kata warga setempat lainnya, Anca.

Sementara sejumlah pedagang di kompleks Pasar Baru Mamuju, tampak merapikan dagangannya ke tempat lebih tinggi karena khawatir dirusak banjir.

"Pedagang cukup panik kalau genangan air semakin tinggi, karena dapat merusak dagangan para pedagang, banjir mengakibatkan pembeli menjadi berkurang," kata Azis salah seorang pedagang.

Pada awal 2017 banjir besar melanda Kota Mamuju, mengakibatkan sejumlah rumah hanyut dan ribuan rumah terendam, banjir itu membuat masyarakat Mamuju trauma ketika musim hujan tiba.

Bupati Mamuju Sutinah Suhardi sebelumnya telah meminta Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kabupaten Mamuju melakukan pembersihan drainase yang tersumbat sampah.

Bupati menilai, terdapat drainase yang rusak di Mamuju sehingga air hujan tidak mengalir dengan lancar dan mengakibatkan banjir merendam rumah warga.

"Keterbatasan anggaran akibat penanganan COVID-19 membuat perbaikan drainase tertunda, drainase banyak tersumbat dan rusak di Mamuju, yang mesti dilakukan perbaikan, semoga ke depannya pemerintah mampu memperbaiki," katanya.

 

Pewarta : M.Faisal Hanapi
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024