Kendari (ANTARA) - Kalangan pengusaha pengumpul hasil komoditas perkebunan khususnya  pinang di Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Sulawesi Tenggara (Sultra) mengaku bahwa selama masa pandemi COVID-19 permintaan pinang dari Provinsi Medan Sumatera Utara (Sumut) cukup besar.

"Selama setahun terakhir ini, cukup banyak permintaan buah pinang dari Medan dengan kualitas terbaik kadar 5 persen. Hanya masalahanya adalah bahan baku yang dihasilkan dari petani, masih sangat terbatas sehingga pengiriman pun disesuaikan dengan bahan baku yang ada," kata Junaedi, salah satu pengusaha pembeli hasil perkebunan di Kendari, Senin.

Ia mengatakan, buah pinang yang dibeli lalu dikumpulkan dari petani di Konsel, Bombana dan Konawe itu masih dalam jumlah terbatas itupun  masih harus disortir dan dijemur untuk menghasilkan pinang yang berkualitas ekspor.

"Pinang yang siap kami kirim ke Medan ini, sudah harus memenuhi standar pasar, dengan kadar air 5 persen. Harga pembelian di tingkat petani antara Rp15.500 hingga Rp17.000 per kilogram tergantung dari kualitas," ujar Junaedi.

  Karyawan PT.Jaffarindo Palemmas yang berkecimpung dalam usaha jual beli pinang saat memasukkan pinagh ke dalam wadah karung untuk kemudian di antarpulaukan ke Medan, Sumut. (Foto ANTARA/Azis Senong)
Adapun permintaan pinang yang dikirim ke Medan itu dengan jenis yang berbeda-beda, mulai pinang bulat, pecah/belah maupun pinang rebus, dengan harga yang berbeda-beda. Setelah di Medan melalui proses sebelum di ekspor ke negara Thailand dan India.

Junaedi dengan nama usaha PT.Jaffarindo Palemmas itu mengatakan, usaha yang digelutinya selama dua tiga tahun terakhir ini cukup menggairahkan, meski  suasana pandemi COVID-19 tetap lancar dan memberi omzet yang cukup baik.

Tanpa menyebut omzet yang diraih dalam per bulannya, Ia mengatakan, dengan mempekerjakaan karywan 5-7 orang sehari itu bisa mengumpulkan bahan baku pinang 10-20 ton per bulan.

"Memang musim panen pinang petani dari berbagai wilayah antara bulan September, Oktober hingga November setelah itu mulai berkurang lagi. Dan kala pun ada stok di luar bulan itu hanya dalam jumlah terbatas," tuturnya.

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024