Kendari (ANTARA) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Drs Asrun Lio MHum PhD berhasil menjadi yang terbaik dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan IX 2021, pada Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan (Puslatbang KMP) LAN RI.
Sebelum membawa program inovasi baru tersebut ke PKN II IX Puslatbang KMP LAN RI, pengalaman haru campur lucu dirasakan Kadis Dikbud Sultra saat membawakan materi sosialisasi Proper Perau Gadik di hadapan para guru dan kepala sekolah pada pertengahan Juli 2021.
Salah satu peserta sosialisasi pun mengangkat tangan tujuan menginterupsi tulisan PERAU GADIK, untuk memastikan apakah tidak ada salah penulisan PERAHU CADIK, yaitu jenis perahu tradisional yang biasa dipakai oleh orang zaman dahulu.
Alumni S3 The Australian National University of Cambera, yang menyelesaikan studinya tahun 2015 di negeri Kangguru Australia, menceritakan tidaklah mudah menyampaikan ide kepada orang lain tentang Proper PERAHU GADIK.
Judulnya dianggap lucu, seolah “ada salah tulis”, apalagi reformernya bergelar akademik “PhD”, yang dianggap tidak mungkin keliru dalam penulisan.
“Ketika awal sosialisasi, salah seorang peserta menginterupsi, dan berkata ‘izin pak Kadis apakah spanduknya tidak salah ketik? Bukannya PERAHU CADIK?, seperti salah satu jenis perahu tradisonal,” cerita orang nomor satu di jajaran Dikbud Sultra ini.
PERAHU GADIK adalah akronim dari Penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan yang merupakan sistem informasi penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan PNS, yang digunakan untuk memetakan dan mendistribusikan guru PNS secara merata sesuai dengan aturan dan kebutuhan pada satuan pendidikan.
Kadis Dikbud Sultra, Drs Asrun Lio, MHum,PhD saat melaporkan perkembangan proper Perau Gadik kepada Gubernur Sultra, H.Ali Mazi,SH dalam hal ini diterima Sekda Prov Dr Hj Nur Endang Abbas, SE, MSi. (Foto Antara/HO-Dikbud Sultra)
Inovasi PERAHU GADIK adalah sistem aplikasi penataan dan pemerataan guru, terobosan Dikbud Sultra di bawah kepemimpinan Asrun Lio PhD, dimana proses pemindahan atau pemutasian guru dan tenaga pendidik tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan dipindahkan oleh sistem dengan dasar pertimbangan tertentu.
Namun tenaga pendidik tidak perlu mengkhawatirkan sistem ini, sebab telah dipersiapkan mekanisme aturan untuk mengisi kekosongan guru di wilayah yang diperlukan. Sehingga distribusi guru negeri diharapkan dapat mengisi kekosongan tersebut.
"Salah satu faktor penunjang keberhasilan pendidikan berkualitas di Sultra adalah keberadaan guru, kepala sekolah, anak didik, dan orang-orang yang terkait di dalam proses pendidikan itu sendiri.
Salah satu komponen paling berpengaruh adalah guru, sebab menjadi garda terdepan dalam proses pendidikan, sebab prestasi belajar siswa banyak ditentukan oleh guru. Untuk itu, pendistribusian guru secara merata dan proporsional menjadi sangat penting, guna mewujudkan pendidikan bermutu serta merata.
"Olehnya, perlu terobosan baru atau inovasi mempercepat pendistribusian guru dan tenaga kependidikan secata merata di Sultra melalui Proper PERAHU GADIK," ucap Akademisi asal Moronene Bombana ini.
Asrun Lio yang juga menjadi satu dari sembilan orang yang dipilih dari total 60 perserta yang ada, sebagai Tim Penyusun Policy Brief oleh Kepala Pustlatbang KMP LAN, Dr Andi Taufik MSi, melalui Surat Keputusan Kepala Pusat Pelatihan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Nomor : 2534/PLB.1.2/PDB.07.1, menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada mereka yang telah berkontribusi besar dalam usulan inovasi PERAU GADIK, diantaranya Coach Suyono, Gubernur Sultra H Ali Mazi SH, dan Sekda Sultra Dr Hj Nur Endang Abbas, SE MSi.
Kadis Dikbud Sultra, Drs Asrun Lio, MHum,PhD (kiri) bersama Kapus Litbang Dr.Andi Taufik Msi (tengah) dan Sekda Prov.Sultra Dr Hj Nur Endang Abbas, SE,MSi. (Foto Antara/HO-Dikbud Sultra)
“Terimakasih kepada Coach yang hebat Bapak Suyono, yang telah mengusulkan PERAU GADIK sebagai judul Proper dan akhirnya menjadi viral. Sangat beruntung memiliki pimpinan Gubernur Sultra, Sekda sebagai Mentor dan Coach yang setiap saat bisa berkoordinasi, mendukung dan memotivasi saya, bahwa topik ini menarik serta memiliki dampak besar dalam peningkatan mutu pendidikan di Sulawesi Tenggara, mengutip pernyataan Gubernur Sultra bahwa salah satu faktor penunjang keberhasilan pendidikan berkualitas adalah keberadaan guru dan tenaga kependidikan. Ini bukan saja dari sisi kuantitas, tetapi juga pemerataannya, sangat memotivasi,” ungkap Drs Asrun Lio MHum PhD.
Disampaikannya pula, kendala akan waktu dan keterbatasan implementasi Proper ditengah pandemi Covid-19 dan PPKM tidak mengurangi target milestone capaian bisa berjalan lancar. Dan Proper Perau Gadik dipastikan bisa diikuti daerah lain.
“Meskipun terkendala singkatnya waktu implementasi proper dan situasi PPKM Covid-19, namum Alhamdulillah semua milestone berjalan lancar dan sukses. Seluruh rangkaian kesuksesan pelaksanaan implementasi Proper PKN II, Angkatan IX ini karena dipimpin oleh pemimpin berintegritas, terpelajar, Bapak Dr Andi Taufik MSi. Insya Allah melalui PERAU GADIK, Guru Merata Menuju Sultra Cerdas," harap Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra ini.
Lambang Proper Perau Gadik, Dikbud Sultra. (Foto Antara/HO-Dikbud Sultra)
Inovasi Perau Gadik wujudkan pemerataan guru ?
Perau Gadik adalah akronim dari Penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan yang merupakan sistem informasi penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan PNS, yang digunakan untuk memetakan dan mendistribusikan guru PNS secara merata sesuai dengan aturan dan kebutuhan pada satuan pendidikan.
Kedis Dikbud Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD menerangkan, berdasarkan data Dapodikmen, jumlah sekolah di lingkup Dikbud Provinsi Sultra sebanyak 416 sekolah negeri dan swasta, dengan jumlah kebutuhan guru PNS sebanyak 10.914 guru, namun guru yang ada berjumlah 9.598 orang.
Kondisi yang terjadi di Sultra, lanjut mantan Kepala Sekretariat Rektor UHO ini,tenaga guru lebih banyak di sekolah negeri favorit atau negeri di kota, sedangkan di daerah pedesaan atau terpencil kekurangan guru.
Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa ada guru yang berlebihan di suatu sekolah dan ada sekolah yang kekurangan guru.
"Ini disebabkan pendistribusian guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan minimal dan tidak sesuai dengan rasio guru dan murid, tidak sesuai dengan rasio guru dan sekolah, tidak sesuai rasio guru dan wilayah. Akibatnya, kebutuhan guru tidak terpenuhi karena guru lebih banyak berada pada sekolah kota, tetapi di sekolah yang terpencil kekurangan guru," kata mantan Kepala Pusat Studi Eropa UHO ini.
Kadis Dikbud Sultra, Drs Asrun Lio, MHum,PhD bersama Bupati Buton Drs La Bakri. (Foto Antara/HO-Dikbud Sultra)
Di Sultra, lanjut peraih predikat terbaik dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan IX 2021, pada Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan (Puslatbang KMP) LAN RI, jumlah guru terbanyak terdapat pada Kabupaten Muna dan Kota Kendari.
Sementara di kabupaten lain masih kekurangan guru. Secara umum, jumlah guru menumpuk pada ibu kota kabupaten, sementara di daerah-daerah pelosok masih sangat kekurangan.
"Untuk itu, melalui inovasi Perau Gadik ini akan ada proses pemindahan atau pemutasian guru maupun tenaga pendidik, yang tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan dipindahkan oleh sistem dengan dasar pertimbangan tertentu," ucapnya.
Pria kelahiran Buton pada 25 Mei 1968 ini melanjutkan, adapun cara kerja sistem tersebut dibagi ke dalam tiga tujuan, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangka pendek yakni terintegrasinya data ril profil sekolah, daftar GTK persekolah, peta GTK per sekolah, dan gabungan daftar GTK di dua kota yakni Kendari dan Baubau. Selanjutnya tersedianya peta GTK di Kota Kendari dan Baubau, serta terbitnya Pergub tentang penataan dan pemetaan GTK.
Kadis Dikbud Sultra, Drs Asrun Lio, MHum,PhD (tengah) bersama kabid GTK bersama sejumlaha gurudi Kota Kendari hadir dan memberi suport pameran Perau Gadik. (Foto Antara/HO-Dikbud Sultra)
Lulusan Cumlaude S1 Pendidikan Bahasa Inggris UHO Tahun 1990 melanjutkan, tujuan jangka menengah yakni terintegrasinya data ril profil sekolah, daftar GTK per sekolah, peta GTK per sekolah, dan gabungan daftar GTK di 10 kabupaten di Sultra. Kemudian terlaksananya percepatan penataan dan pemetaan GTK SMA/SMK dan SLB di 10 kabupaten di wilayah Sultra.
Adapun tujuan jangka panjang, masih dia, yakni terciptanya satu sistem pemetaan GTK yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pendistribusian GTK, serta terlaksananya percepatan penataan maupun pemerataan guru PNS SMA/SMK dan SLB di seluruh wilayah Sultra.Jadi Perau Gadik merupakan suatu sistem informasi penataan dan pemerataan guru dan tenaga kependidikan PNS, yang bisa digunakan secara mudah, praktis, cepat, dan akurat.
Tentu, insya allah bagi semua pihak yang mengharapkan terwujudnya kualitas pendidikan yang baik melalui pendistribusian guru dan tenaga kependidikan merata di Sultra, akan mendukung pelaksanaan sistem inovasi ini," harap pria lulusan S2 Linguistik Unhas Makassar ini.
Sebelum membawa program inovasi baru tersebut ke PKN II IX Puslatbang KMP LAN RI, pengalaman haru campur lucu dirasakan Kadis Dikbud Sultra saat membawakan materi sosialisasi Proper Perau Gadik di hadapan para guru dan kepala sekolah pada pertengahan Juli 2021.
Salah satu peserta sosialisasi pun mengangkat tangan tujuan menginterupsi tulisan PERAU GADIK, untuk memastikan apakah tidak ada salah penulisan PERAHU CADIK, yaitu jenis perahu tradisional yang biasa dipakai oleh orang zaman dahulu.
Alumni S3 The Australian National University of Cambera, yang menyelesaikan studinya tahun 2015 di negeri Kangguru Australia, menceritakan tidaklah mudah menyampaikan ide kepada orang lain tentang Proper PERAHU GADIK.
Judulnya dianggap lucu, seolah “ada salah tulis”, apalagi reformernya bergelar akademik “PhD”, yang dianggap tidak mungkin keliru dalam penulisan.
“Ketika awal sosialisasi, salah seorang peserta menginterupsi, dan berkata ‘izin pak Kadis apakah spanduknya tidak salah ketik? Bukannya PERAHU CADIK?, seperti salah satu jenis perahu tradisonal,” cerita orang nomor satu di jajaran Dikbud Sultra ini.
PERAHU GADIK adalah akronim dari Penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan yang merupakan sistem informasi penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan PNS, yang digunakan untuk memetakan dan mendistribusikan guru PNS secara merata sesuai dengan aturan dan kebutuhan pada satuan pendidikan.
Inovasi PERAHU GADIK adalah sistem aplikasi penataan dan pemerataan guru, terobosan Dikbud Sultra di bawah kepemimpinan Asrun Lio PhD, dimana proses pemindahan atau pemutasian guru dan tenaga pendidik tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan dipindahkan oleh sistem dengan dasar pertimbangan tertentu.
Namun tenaga pendidik tidak perlu mengkhawatirkan sistem ini, sebab telah dipersiapkan mekanisme aturan untuk mengisi kekosongan guru di wilayah yang diperlukan. Sehingga distribusi guru negeri diharapkan dapat mengisi kekosongan tersebut.
"Salah satu faktor penunjang keberhasilan pendidikan berkualitas di Sultra adalah keberadaan guru, kepala sekolah, anak didik, dan orang-orang yang terkait di dalam proses pendidikan itu sendiri.
Salah satu komponen paling berpengaruh adalah guru, sebab menjadi garda terdepan dalam proses pendidikan, sebab prestasi belajar siswa banyak ditentukan oleh guru. Untuk itu, pendistribusian guru secara merata dan proporsional menjadi sangat penting, guna mewujudkan pendidikan bermutu serta merata.
"Olehnya, perlu terobosan baru atau inovasi mempercepat pendistribusian guru dan tenaga kependidikan secata merata di Sultra melalui Proper PERAHU GADIK," ucap Akademisi asal Moronene Bombana ini.
Asrun Lio yang juga menjadi satu dari sembilan orang yang dipilih dari total 60 perserta yang ada, sebagai Tim Penyusun Policy Brief oleh Kepala Pustlatbang KMP LAN, Dr Andi Taufik MSi, melalui Surat Keputusan Kepala Pusat Pelatihan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan Nomor : 2534/PLB.1.2/PDB.07.1, menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada mereka yang telah berkontribusi besar dalam usulan inovasi PERAU GADIK, diantaranya Coach Suyono, Gubernur Sultra H Ali Mazi SH, dan Sekda Sultra Dr Hj Nur Endang Abbas, SE MSi.
“Terimakasih kepada Coach yang hebat Bapak Suyono, yang telah mengusulkan PERAU GADIK sebagai judul Proper dan akhirnya menjadi viral. Sangat beruntung memiliki pimpinan Gubernur Sultra, Sekda sebagai Mentor dan Coach yang setiap saat bisa berkoordinasi, mendukung dan memotivasi saya, bahwa topik ini menarik serta memiliki dampak besar dalam peningkatan mutu pendidikan di Sulawesi Tenggara, mengutip pernyataan Gubernur Sultra bahwa salah satu faktor penunjang keberhasilan pendidikan berkualitas adalah keberadaan guru dan tenaga kependidikan. Ini bukan saja dari sisi kuantitas, tetapi juga pemerataannya, sangat memotivasi,” ungkap Drs Asrun Lio MHum PhD.
Disampaikannya pula, kendala akan waktu dan keterbatasan implementasi Proper ditengah pandemi Covid-19 dan PPKM tidak mengurangi target milestone capaian bisa berjalan lancar. Dan Proper Perau Gadik dipastikan bisa diikuti daerah lain.
“Meskipun terkendala singkatnya waktu implementasi proper dan situasi PPKM Covid-19, namum Alhamdulillah semua milestone berjalan lancar dan sukses. Seluruh rangkaian kesuksesan pelaksanaan implementasi Proper PKN II, Angkatan IX ini karena dipimpin oleh pemimpin berintegritas, terpelajar, Bapak Dr Andi Taufik MSi. Insya Allah melalui PERAU GADIK, Guru Merata Menuju Sultra Cerdas," harap Pembina Kerukunan Keluarga Baubau Buton (KKBB) Provinsi Sultra ini.
Inovasi Perau Gadik wujudkan pemerataan guru ?
Perau Gadik adalah akronim dari Penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan yang merupakan sistem informasi penataan dan Pemerataan Guru dan Tenaga Kependidikan PNS, yang digunakan untuk memetakan dan mendistribusikan guru PNS secara merata sesuai dengan aturan dan kebutuhan pada satuan pendidikan.
Kedis Dikbud Sultra, Drs Asrun Lio MHum PhD menerangkan, berdasarkan data Dapodikmen, jumlah sekolah di lingkup Dikbud Provinsi Sultra sebanyak 416 sekolah negeri dan swasta, dengan jumlah kebutuhan guru PNS sebanyak 10.914 guru, namun guru yang ada berjumlah 9.598 orang.
Kondisi yang terjadi di Sultra, lanjut mantan Kepala Sekretariat Rektor UHO ini,tenaga guru lebih banyak di sekolah negeri favorit atau negeri di kota, sedangkan di daerah pedesaan atau terpencil kekurangan guru.
Hal ini menggambarkan dengan jelas bahwa ada guru yang berlebihan di suatu sekolah dan ada sekolah yang kekurangan guru.
"Ini disebabkan pendistribusian guru yang tidak sesuai dengan kebutuhan minimal dan tidak sesuai dengan rasio guru dan murid, tidak sesuai dengan rasio guru dan sekolah, tidak sesuai rasio guru dan wilayah. Akibatnya, kebutuhan guru tidak terpenuhi karena guru lebih banyak berada pada sekolah kota, tetapi di sekolah yang terpencil kekurangan guru," kata mantan Kepala Pusat Studi Eropa UHO ini.
Di Sultra, lanjut peraih predikat terbaik dalam Pelatihan Kepemimpinan Nasional (PKN) Tingkat II Angkatan IX 2021, pada Pusat Pelatihan dan Pengembangan dan Kajian Manajemen Pemerintahan (Puslatbang KMP) LAN RI, jumlah guru terbanyak terdapat pada Kabupaten Muna dan Kota Kendari.
Sementara di kabupaten lain masih kekurangan guru. Secara umum, jumlah guru menumpuk pada ibu kota kabupaten, sementara di daerah-daerah pelosok masih sangat kekurangan.
"Untuk itu, melalui inovasi Perau Gadik ini akan ada proses pemindahan atau pemutasian guru maupun tenaga pendidik, yang tidak lagi dilakukan secara manual, melainkan dipindahkan oleh sistem dengan dasar pertimbangan tertentu," ucapnya.
Pria kelahiran Buton pada 25 Mei 1968 ini melanjutkan, adapun cara kerja sistem tersebut dibagi ke dalam tiga tujuan, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang. Jangka pendek yakni terintegrasinya data ril profil sekolah, daftar GTK persekolah, peta GTK per sekolah, dan gabungan daftar GTK di dua kota yakni Kendari dan Baubau. Selanjutnya tersedianya peta GTK di Kota Kendari dan Baubau, serta terbitnya Pergub tentang penataan dan pemetaan GTK.
Lulusan Cumlaude S1 Pendidikan Bahasa Inggris UHO Tahun 1990 melanjutkan, tujuan jangka menengah yakni terintegrasinya data ril profil sekolah, daftar GTK per sekolah, peta GTK per sekolah, dan gabungan daftar GTK di 10 kabupaten di Sultra. Kemudian terlaksananya percepatan penataan dan pemetaan GTK SMA/SMK dan SLB di 10 kabupaten di wilayah Sultra.
Adapun tujuan jangka panjang, masih dia, yakni terciptanya satu sistem pemetaan GTK yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan pendistribusian GTK, serta terlaksananya percepatan penataan maupun pemerataan guru PNS SMA/SMK dan SLB di seluruh wilayah Sultra.Jadi Perau Gadik merupakan suatu sistem informasi penataan dan pemerataan guru dan tenaga kependidikan PNS, yang bisa digunakan secara mudah, praktis, cepat, dan akurat.
Tentu, insya allah bagi semua pihak yang mengharapkan terwujudnya kualitas pendidikan yang baik melalui pendistribusian guru dan tenaga kependidikan merata di Sultra, akan mendukung pelaksanaan sistem inovasi ini," harap pria lulusan S2 Linguistik Unhas Makassar ini.