Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meresmikan Bendungan Paselloreng dan Bendung Gilireng di Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis.
"Alhamdulillah, Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang dibangun tahun 2015, hari ini sudah selesai dan siap difungsikan," kata Presiden Jokowi di Bendungan Passelloreng, Sulawesi Selatan, Kamis.
Dalam peresmian tersebut, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Amran Mahmud, dan pejabat terkait lainnya.
"Bendungan Paselloreng menelan biaya Rp771 miliar dan sudah dilengkapi dengan bendung irigasi Gilireng yang akan sangat bermanfaat untuk mendukung Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional," tambah Presiden.
Menurut Presiden, untuk mencapai ketahanan pangan sangat membutuhkan suplai air.
"Air itu akan ada, kalau kita memiliki sebanyak-banyaknya bendungan, sehingga bisa menyediakan suplai air secara kontinu dan berkelanjutan," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi mengungkapkan pada 2021 sudah dan akan diselesaikan 17 bendungan yang diharapkan dapat meningkatkan dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
Dengan kapasitas tampung 138 juta meter kubik serta luas genangan 1.258 hektare, Bendungan Paselloreng, menurut Presiden, mampu mengairi sawah seluas 8.500 hektare.
"Kita harapkan dengan suplai air yang ada akan meningkatkan frekuensi tanam yang mungkin dari satu bisa jadi dua atau tiga (kali) sehingga bisa meningkatkan produktivitas lahan dan kita harapkan meningkatkan kesejahteraan petani," tambah Presiden.
Bendungan Paselloreng juga bermanfaat untuk ketahanan air.
"Bisa mereduksi banjir Sungai Gilireng hingga 489 meter kubik per detik dan menyediakan air baku 145 liter per detik yang akan melayani enam kecamatan di Kabupaten Wajo," ungkap Presiden.
Selanjutnya, bendungan juga berfungsi untuk daerah konservasi yang dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dan memberikan alternatif pendapatan baru untuk masyarakat.
Bendungan Pasellorenng dibangun lewat kerja sama operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Bumi Karsa.
Sementara, Bendung Gilireng yang terletak di Desa Arajang, Kabupaten Wajo, menelan anggaran Rp199 miliar.
Bendung Gilireng dapat menjadi sumber air untuk irigasi yang akan disuplai dari Bendungan Passelloreng. Bendung Gilireng memiliki lebar 50 meter dengan debit intake sebesar 16,34 meter kubik per detik.
"Alhamdulillah, Bendungan Paselloreng di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, yang dibangun tahun 2015, hari ini sudah selesai dan siap difungsikan," kata Presiden Jokowi di Bendungan Passelloreng, Sulawesi Selatan, Kamis.
Dalam peresmian tersebut, Presiden Jokowi didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Plt Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman, Bupati Wajo Amran Mahmud, dan pejabat terkait lainnya.
"Bendungan Paselloreng menelan biaya Rp771 miliar dan sudah dilengkapi dengan bendung irigasi Gilireng yang akan sangat bermanfaat untuk mendukung Sulawesi Selatan sebagai lumbung pangan nasional," tambah Presiden.
Menurut Presiden, untuk mencapai ketahanan pangan sangat membutuhkan suplai air.
"Air itu akan ada, kalau kita memiliki sebanyak-banyaknya bendungan, sehingga bisa menyediakan suplai air secara kontinu dan berkelanjutan," ungkap Presiden.
Presiden Jokowi mengungkapkan pada 2021 sudah dan akan diselesaikan 17 bendungan yang diharapkan dapat meningkatkan dan memperkuat ketahanan pangan Indonesia.
Dengan kapasitas tampung 138 juta meter kubik serta luas genangan 1.258 hektare, Bendungan Paselloreng, menurut Presiden, mampu mengairi sawah seluas 8.500 hektare.
"Kita harapkan dengan suplai air yang ada akan meningkatkan frekuensi tanam yang mungkin dari satu bisa jadi dua atau tiga (kali) sehingga bisa meningkatkan produktivitas lahan dan kita harapkan meningkatkan kesejahteraan petani," tambah Presiden.
Bendungan Paselloreng juga bermanfaat untuk ketahanan air.
"Bisa mereduksi banjir Sungai Gilireng hingga 489 meter kubik per detik dan menyediakan air baku 145 liter per detik yang akan melayani enam kecamatan di Kabupaten Wajo," ungkap Presiden.
Selanjutnya, bendungan juga berfungsi untuk daerah konservasi yang dapat dimanfaatkan untuk pariwisata dan memberikan alternatif pendapatan baru untuk masyarakat.
Bendungan Pasellorenng dibangun lewat kerja sama operasi (KSO) antara PT Wijaya Karya (Persero) Tbk dan PT Bumi Karsa.
Sementara, Bendung Gilireng yang terletak di Desa Arajang, Kabupaten Wajo, menelan anggaran Rp199 miliar.
Bendung Gilireng dapat menjadi sumber air untuk irigasi yang akan disuplai dari Bendungan Passelloreng. Bendung Gilireng memiliki lebar 50 meter dengan debit intake sebesar 16,34 meter kubik per detik.