Parigi, Sulteng (ANTARA) -
Ia menjelaskan banjir bandang Sigi dan sekitarnya pada Minggu (29/8) malam
terjadi dipicu hujan lebat yang mengguyur wilayah itu mengakibatkan air sungai di desa setempat meluap hingga membawa material lumpur dan potongan kayu besar serta bebatuan hingga ke pemukiman warga.
Dilaporkan dari peristiwa itu tidak ditemukan korban jiwa, namun lima rumah warga setempat rusak berat.
"Meskipun tidak ada korban jiwa, namun kami tetap berpartisipasi sebagai mana laporan warga yang kami terima," katanya.
Ia memaparkan pada operasi SAR ini tim Basarnas dibantu lima personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, lalu dua personel Polsek setempat, empat personel SAR Maritim, dua personel SAR Pramuka dan dua relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Sigi serta warga setempat.
"Mereka tergabung dalam tim SAR gabungan. Setelah warga di evakuasi ke tempat yang aman dan situasi mulai kondusif, maka operasi SAR kali ini dinyatakan selesai dan seluruh unsur yang membantu di kembalikan ke kesatuan masing-masing," kata Andrias.
Banjir bandang melanda Desa Rogo bukan kali pertama, peristiwa itu juga sempat terjadi pada September 2020 lalu. Dari peristiwa tersebut 176 jiwa warga di dusun I dan II terdampak langsung.
Selanjutnya, rumah rusak berat atau tidak lagi dapat dihuni sebanyak 13 unit, dari total 75 rumah yang terdampak berat, sedang dan ringan, demikian Eddy Mills.
Sekurangnya 179 jiwa warga di Desa Rogo, Kabupaten Sigi, Provinsi Sulawesi Tengah terdampak banjir bandang, kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Palu Andrias Hendrik Johanes.
"Dari hasil asesmen tim kami di lapangan, sekitar 57 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Dusun I dan IV. Banjir membawa material lumpur dan potongan kayu dan batu," katanya di Palu, Senin.
"Dari hasil asesmen tim kami di lapangan, sekitar 57 kepala keluarga (KK) terdampak banjir di Dusun I dan IV. Banjir membawa material lumpur dan potongan kayu dan batu," katanya di Palu, Senin.
Ia menjelaskan banjir bandang Sigi dan sekitarnya pada Minggu (29/8) malam
terjadi dipicu hujan lebat yang mengguyur wilayah itu mengakibatkan air sungai di desa setempat meluap hingga membawa material lumpur dan potongan kayu besar serta bebatuan hingga ke pemukiman warga.
Dilaporkan dari peristiwa itu tidak ditemukan korban jiwa, namun lima rumah warga setempat rusak berat.
Sebagai upaya pertolongan kepada warga, Basarnas mengerahkan enam personel ikut membantu proses evakuasi warga ke tempat yang lebih aman.
"Meskipun tidak ada korban jiwa, namun kami tetap berpartisipasi sebagai mana laporan warga yang kami terima," katanya.
Ia memaparkan pada operasi SAR ini tim Basarnas dibantu lima personel Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sigi, lalu dua personel Polsek setempat, empat personel SAR Maritim, dua personel SAR Pramuka dan dua relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Sigi serta warga setempat.
"Mereka tergabung dalam tim SAR gabungan. Setelah warga di evakuasi ke tempat yang aman dan situasi mulai kondusif, maka operasi SAR kali ini dinyatakan selesai dan seluruh unsur yang membantu di kembalikan ke kesatuan masing-masing," kata Andrias.
Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Sigi Eddy Mills mengemukakan, sejak Minggu malam pihaknya mengerahkan alat berat untuk membantu mengatasi dampak banjir bandang di Desa Rogo.
"Banyak material terbawa banjir sehingga perlu di tangani dengan alat berat," katanya.
Banjir bandang melanda Desa Rogo bukan kali pertama, peristiwa itu juga sempat terjadi pada September 2020 lalu. Dari peristiwa tersebut 176 jiwa warga di dusun I dan II terdampak langsung.
Selanjutnya, rumah rusak berat atau tidak lagi dapat dihuni sebanyak 13 unit, dari total 75 rumah yang terdampak berat, sedang dan ringan, demikian Eddy Mills.