Tomohon (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian ESDM menyarankan jangan ada aktivitas masyarakat dan wisatawan dalam radius 1,5 kilometer dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon di Tomohon, Sulawesi Utara.
"Untuk menutup aktivitas menuju ke kawah bukan kewenangan kami, tapi Pemerintah Kota Tomohon khususnya BPBD," sebut Sub Koordinator Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Devy K Syahbana, di melalui sambungan telepon genggam, Sabtu.
Menurut dia, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lokon terjadi beberapa hari belakangan ini, namun hanya bersifat permukaan yang diindikasikan dengan gempa permukaan dan embusan.
"Statusnya masih Tingkat II (waspada) belum ke Tingkat III (siaga). Kami akan terus memantau aktivitasnya apakah terjadi peningkatan gempa signifikan atau tidak," sebutnya.
Walaupun berstatus Tingkat II, kata dia, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya letusan walaupun diperkirakan dampaknya hanya di sekitar kawah.
"Kegempaannya masih didominasi gempa dangkal dan segi jumlah belum luar biasa," sebutnya.
Kawah Tompaluan, Gunung Lokon saat ini telah menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat lokal maupun mancanegara. Saban hari ada saja masyarakat yang mengunjungi bahkan berkemah di sekitar kawah yang pernah bererupsi hebat pada 24 Oktober 1991.
Belakangan ini, terjadi peningkatan gempa dangkal dan embusan di salah satu gunung api aktif Sulawesi Utara itu, selain Gunung Soputan dan Gunung Karangetang.
Selain merekomendasikan tidak ada aktivitas di sekitar kawah, jika terjadi letusan dan hujan abu, masyarakat diimbau tetap berada di dalam rumah dan apabila di luar rumah disarankan menggunakan masker, dan kaca mata.
Selanjutnya, mewaspdai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama musim hujan.
"Untuk menutup aktivitas menuju ke kawah bukan kewenangan kami, tapi Pemerintah Kota Tomohon khususnya BPBD," sebut Sub Koordinator Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur, Devy K Syahbana, di melalui sambungan telepon genggam, Sabtu.
Menurut dia, peningkatan aktivitas vulkanik Gunung Lokon terjadi beberapa hari belakangan ini, namun hanya bersifat permukaan yang diindikasikan dengan gempa permukaan dan embusan.
"Statusnya masih Tingkat II (waspada) belum ke Tingkat III (siaga). Kami akan terus memantau aktivitasnya apakah terjadi peningkatan gempa signifikan atau tidak," sebutnya.
Walaupun berstatus Tingkat II, kata dia, namun tidak menutup kemungkinan terjadinya letusan walaupun diperkirakan dampaknya hanya di sekitar kawah.
"Kegempaannya masih didominasi gempa dangkal dan segi jumlah belum luar biasa," sebutnya.
Kawah Tompaluan, Gunung Lokon saat ini telah menjadi salah satu tujuan wisata masyarakat lokal maupun mancanegara. Saban hari ada saja masyarakat yang mengunjungi bahkan berkemah di sekitar kawah yang pernah bererupsi hebat pada 24 Oktober 1991.
Belakangan ini, terjadi peningkatan gempa dangkal dan embusan di salah satu gunung api aktif Sulawesi Utara itu, selain Gunung Soputan dan Gunung Karangetang.
Selain merekomendasikan tidak ada aktivitas di sekitar kawah, jika terjadi letusan dan hujan abu, masyarakat diimbau tetap berada di dalam rumah dan apabila di luar rumah disarankan menggunakan masker, dan kaca mata.
Selanjutnya, mewaspdai potensi lahar pada sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Lokon terutama musim hujan.