Kendari (ANTARA) - Masyarakat dua desa di Kecamatan Parigi Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, melakukan aksi menutup jalan jalan poros antara Desa Laiba-Wakumoro dengan cara memasang batu gunung (pondasi) di tengah jalan, sebagai bentuk kekecewaan mereka karena sudah bertahun-tahun kawasan itu tidak diaspal.

Masyarakat mengaku sudah cukup lama menanti janji-janji pemerintah untuk melakukan perbaikan jalan, apalagi jalan itu merupakan jalur utama yang menghubungkan wilayah Kabupaten Muna menuju Kabupaten Buton Tengah kemudian menyeberang ke Kota Baubau melalui pelabuhan feri Wamengkoli, namun hingga saat ini belum juga diselesaikan.

"Apa yang dilakukan oleh forum masyarakat itu adalah murni aspirasi mereka tanpa intervensi dari pemerintah setempat,” ungkap Camat Parigi, La Kiama, melalui pesan WhatsApp yang diterima, Jumat.  

Aksi menutup jalan, oleh warganya adalah bagian bentuk kekecewaan terhadap pernyataan oknum pejabat dalam hal ini anggota DPRD Provinsi dapil Muna yang membidangi infrastruktur serta dinas terkait di provinsi ini. 

"Pada tahun 2020 lalu, jalan poros Laiba-Wakumoro, dijanji akan diaspal, tetapi karena refochusing anggaran akibat COVID-19, maka tidak dilaksanakan, hingga APBD perubahan Provinsi tahun 2020 tidak juga dilakukan,” ujarnya.  

"Setelah saya coba komunikasi dengan Koorlap forum masyarakat Muna, pekerjaan jalan itu ternyata menyelesaikan jalan Wakuru, dengan titik nol Desa Laiba sampai Polsek Kabawo, setelah dikonfirmasi, Desa Laiba-Wakumoro hanya kebagian sekitar 500 meter,” jelasnya.  

Kendati demikian, ia berharap aksi yang dilakukan oleh forum masyarakat tetap santun serta menjaga kedamaian, sehingga tidak merugikan masyarakat lainnya.

 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024