Kendari (ANTARA) - Penggunaan kolam retensi boulevard di Wanggu Kecamatan Baruga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra) dapat mengurangi sekitar 40-45 persen luapan banjir dikala hujan deras yang bersumber dari Sungai Wanggu sebelum terbuang dan bermuara ke pantai Teluk Kendari.
Staf Ahli Kementerian PUPR,Endra bersama Wakil Ketua Komisi V DPR RI asal pemilihan Sultra Ridwan Bae dan beberapa kepala balai pusat, Rabui, yang datang memberi pengarahan terkait proses pembangunan kolam retensi itu sebagai sarana untuk mencegah dan mengurangi banjir di Kota Kendari di kala hujan deras tiba.
Menurut Endra, proyek pembangunan kolam retensi yang mulai dibangun awal 2020 itu memanfaatkan dana APBN sebesar Rp30 miliar itu terdiri dari kolam retensi hulu dengan luas genangan 3 hektare dan kolam reteni hilir seluas 5,9 hektare dengan daya tampun 295.000 meter3.
Staf Ahli Menteri PUPR, Endra (tengah) bersama Wakil Ketua Komisi V DPR RI, Ridwan Bae (baju putih rompi orence) saat meninjau pemanfaatan Kolam Retensi Boulevar di Sungai Wanggu Baruga Kendari,(Foto ANTARA/Azis Senong)
"Jadi kolam retensi ini, selain untuk mengurangi volume banjir yang sering terjadi di Kota Kendari melalui Sungai Wanggu, juga kedepan sebagai ruang terbuka untuk prasarana olahraga dan rekreasi bagi masyarakat khususnbya di Kota kendari," ujar Endra didampingi Kepala Balai Sungai Sultra, Haeruddin.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae mengatakan, mengapresiasi terhadap pihak Kementerian PUPR yang telah membangun kolam retensi itu sebagai tempat menampungnya debit air dikala sungai wanggu ini meluap sebelum bermuara ke pantai Teluk Kendari.
"Jadi awal dibangunnya kolam retensi ini, saat kejadian banjir besar di Kota Kendari pada tahun 2013 lalu. Warga Kota Kendari dan beberapa kabupaten di Sultra alami bencana banjir yang luar besar, hampir separuh rumah di Kota Kendari yang berpenduduk 400 ribu jiwa itu tenggelam saat itu," kata Ridwan.
Politisi Partai Golkar Sultra dan mantan Bupati Muna dua periode itu mengungkapkan, di era Presiden Joko Widodo pembangunan infrastruktur di Sulawesi Tenggara jadi perhatian pemerintah terutama menampatkan beberapa proyek strategi nasional seperti proyek Jembatan Teluk Kendari yang pesmiannya oleh Presiden pada tahun 2020.
Di samping itu, proyek bendungan Landongi di Kolaka Timur, proyek pembangunan jembatan Ameroro di Kabupaten Konawe dan proyek pembangunan jembatan menghubungkan daratan pulau Muna dan Pulau Buton yang renvanan akan dilasanakan pada 2022 dan Pelosika yakni proyek jembatan dan bendungan yang anggarannya lebih dari Rp3 triliun.
Staf Ahli Kementerian PUPR,Endra bersama Wakil Ketua Komisi V DPR RI asal pemilihan Sultra Ridwan Bae dan beberapa kepala balai pusat, Rabui, yang datang memberi pengarahan terkait proses pembangunan kolam retensi itu sebagai sarana untuk mencegah dan mengurangi banjir di Kota Kendari di kala hujan deras tiba.
Menurut Endra, proyek pembangunan kolam retensi yang mulai dibangun awal 2020 itu memanfaatkan dana APBN sebesar Rp30 miliar itu terdiri dari kolam retensi hulu dengan luas genangan 3 hektare dan kolam reteni hilir seluas 5,9 hektare dengan daya tampun 295.000 meter3.
"Jadi kolam retensi ini, selain untuk mengurangi volume banjir yang sering terjadi di Kota Kendari melalui Sungai Wanggu, juga kedepan sebagai ruang terbuka untuk prasarana olahraga dan rekreasi bagi masyarakat khususnbya di Kota kendari," ujar Endra didampingi Kepala Balai Sungai Sultra, Haeruddin.
Sementara itu Wakil Ketua Komisi V DPR RI Ridwan Bae mengatakan, mengapresiasi terhadap pihak Kementerian PUPR yang telah membangun kolam retensi itu sebagai tempat menampungnya debit air dikala sungai wanggu ini meluap sebelum bermuara ke pantai Teluk Kendari.
"Jadi awal dibangunnya kolam retensi ini, saat kejadian banjir besar di Kota Kendari pada tahun 2013 lalu. Warga Kota Kendari dan beberapa kabupaten di Sultra alami bencana banjir yang luar besar, hampir separuh rumah di Kota Kendari yang berpenduduk 400 ribu jiwa itu tenggelam saat itu," kata Ridwan.
Politisi Partai Golkar Sultra dan mantan Bupati Muna dua periode itu mengungkapkan, di era Presiden Joko Widodo pembangunan infrastruktur di Sulawesi Tenggara jadi perhatian pemerintah terutama menampatkan beberapa proyek strategi nasional seperti proyek Jembatan Teluk Kendari yang pesmiannya oleh Presiden pada tahun 2020.
Di samping itu, proyek bendungan Landongi di Kolaka Timur, proyek pembangunan jembatan Ameroro di Kabupaten Konawe dan proyek pembangunan jembatan menghubungkan daratan pulau Muna dan Pulau Buton yang renvanan akan dilasanakan pada 2022 dan Pelosika yakni proyek jembatan dan bendungan yang anggarannya lebih dari Rp3 triliun.