Kendari (ANTARA) - Pembangunan embung yang dilakukan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT)  di tiga desa di Kabupaten Bombana, Sulawesi Tengara, dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat setempat.

Embubg tersebut tidak hanya berfungsi  menampung air untuk sektor pertanian dan perkebunan namun saat ini dijadikan wisata mancing yang dapat meningkatkan perekonomian di desa itu.

Tiga desa sebagai wilayah pembangunan embung yakni Desa Lombakasih dan Desa Kalaero di Kecamatan Lantari Jaya, serta Desa Rompu-rompu di Kecamatan Poleang Utara.

Menurut tokoh masyarakat di Kecamatan Lantari Jaya, H Ahmad, Sabtu,  keberadaan embung yang dibangun dengan ukuran 20 X 30 meter persegi itu, dirasakan sangat bermanfaat, terutama untuk menampung air hujan bagi persawahan dan sebagian perkebunan di desa itu.

"Walaupun daya tampung embung itu sangat terbatas,  sedikitnya telah menjadi alternatif bagi para petani mengambil air  jika musim kemarau," ujaranya.

Kadis Tanaman Pangan Bombana, Mulihin secara terpisaj mengatakan pemanfaatan embung di desa itu cukup dirasakan masyarakat, apalagi di wilayah petani sawah hanya mengandalkan air tadah hujan yang panen sekali dalam setahun. Namun setelah adanya pembangunan embung itu sekali petani ada yang melakukan musim tanam dua kali dalam setahun.

Dijelaskan, pembangunan embung yang memanfaatkan  dana pusat itu memang sedikit berbeda dengan sebelumnya. Sebab, embung yang dibangun itu tak hanya sebagai penampung air di sektor pertanian saja, tetapi menjadi multifungsi, baik dari sektor pertanian, wisata, maupun pendapatan asli daerah (PAD).

Untuk sektor pertanian bakal mempermudah masyarakat di desa dalam mengairi sawah atau tanaman lainnya sekaligus tempat pembudidayaan ikan sehingga dijadikan lokasi pemancingan yang akan bermuara pada PAD.

"Ada fungsi ikutan di sana, selain peningkatan potensi pertanian, juga menambah penghasilan PAD kita jika dimanfaatkan sebagai lokasi wisata pemancingan," tuturnya.


 

Pewarta : Abdul Azis Senong
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024