Buton Selatan (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kabupaten Buton Selatan, Sulawesi Tenggara, berencana melaksanakan pembelajaran tatap muka secara penuh pada tahun ajaran baru 2021-2022.
Sekarang ini sekolah hanya dilakukan sistem sif atau bergantian terhadap para siswa.
"Kalau tatap muka kita sudah dari tahun lalu pada 13 Juli 2020, hanya saat itu dibagi per sif. Misalnya kelas 1 ada dua kelas dibagi menjadi empat ruangan, tapi tetap mematuhi protokol kesehatan," kata Kepala Dinas Pendidikan Buton Selatan, La Makiki, di Buton Selatan, Sabtu.
Meski dalam zona hijau, menurut dia, rencana pembelajaran sekolah tatap muka tersebut akan diserahkan kepada sekolah dengan melakukan rapat bersama komite sekolah untuk memastikan apakah secara tatap muka atau tidak.
"Semua kita serahkan juga kepada komite sekolah apabila menginginkan tatap muka atau tidak, karena yang diajari adalah anak-anak mereka juga," katanya.
Mengenai vaksinasi bagi para guru, pihaknya terus meminta Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Sekolah Dasar (SD) untuk melakukan vaksinasi.
"Jadi kita selalu sampaikan kepada mereka (guru, red.) untuk vaksin. Dan sekarang itu sudah berjalan. Namun itu juga selama (yang bersangkutan, red.) tidak punya penyakit bawaan. Karena jangan sampai ada penegasan dari pihak kementerian bahwa bisa berujung pada seritifikasi mereka bila guru yang sehat tidak vaksin," katanya.
Di samping itu, terkait jumlah guru TK, SD dan SMP di daerah itu, kata La Makiki, masih tercukupi dengan adanya juga tenaga honorer, baik di wilayah kepulauan dan daratan daerah itu.
"Tapi kalau berbicara guru yang ASN kurang. Tapi kalau untuk proses pembelajaran saya kira cukuplah dengan adanya tenaga honorer," imbuhnya.
Sekarang ini sekolah hanya dilakukan sistem sif atau bergantian terhadap para siswa.
"Kalau tatap muka kita sudah dari tahun lalu pada 13 Juli 2020, hanya saat itu dibagi per sif. Misalnya kelas 1 ada dua kelas dibagi menjadi empat ruangan, tapi tetap mematuhi protokol kesehatan," kata Kepala Dinas Pendidikan Buton Selatan, La Makiki, di Buton Selatan, Sabtu.
Meski dalam zona hijau, menurut dia, rencana pembelajaran sekolah tatap muka tersebut akan diserahkan kepada sekolah dengan melakukan rapat bersama komite sekolah untuk memastikan apakah secara tatap muka atau tidak.
"Semua kita serahkan juga kepada komite sekolah apabila menginginkan tatap muka atau tidak, karena yang diajari adalah anak-anak mereka juga," katanya.
Mengenai vaksinasi bagi para guru, pihaknya terus meminta Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S) Sekolah Dasar (SD) untuk melakukan vaksinasi.
"Jadi kita selalu sampaikan kepada mereka (guru, red.) untuk vaksin. Dan sekarang itu sudah berjalan. Namun itu juga selama (yang bersangkutan, red.) tidak punya penyakit bawaan. Karena jangan sampai ada penegasan dari pihak kementerian bahwa bisa berujung pada seritifikasi mereka bila guru yang sehat tidak vaksin," katanya.
Di samping itu, terkait jumlah guru TK, SD dan SMP di daerah itu, kata La Makiki, masih tercukupi dengan adanya juga tenaga honorer, baik di wilayah kepulauan dan daratan daerah itu.
"Tapi kalau berbicara guru yang ASN kurang. Tapi kalau untuk proses pembelajaran saya kira cukuplah dengan adanya tenaga honorer," imbuhnya.