Sulut, Sangihe (ANTARA) - Tim Forensik Polda Sulut menjelaskan kematian Wakil Bupati Sangihe, Helmud Hontong di pesawat dalam penerbangan Denpasar, Bali ke Manado, pada Rabu (9/6), karena sakit menahun yang di deritanya.
"Hasil sementara berdasarkan autopsi, kematian Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Helmud Hontong dalam pesawat bukan diracun tetapi karena sakit menahun yang dideritanya," kata salah satu tim forensik, dr Faizal Zulkarnaen di Tahuna, Senin.
Menurut dia, berbagai spekulasi atas kematian wakil bupati membuat penyidik meminta keluarga untuk melakukan autopsi terhadap almarhum Helmud Hontong.
Autopsi dilakukan tim forensi mulai pukul 05.00 Wita hingga pukul 7:30 Wita di Rumah Sakit Umum Daerah Liunkendage Tahuna.
Tim forensik gabungan yang melakukan pemeriksaan terdiri atas dr. Faizal Zulkarnaen Direktur RS Bhayangkara Manado, dr. Nola Mallo spesialis forensik, dr. Elisa Rompas Spesialis Forensik RS Prof Kandow di Aula Polres Sangihe menyampaikan, hasil sementara ada beberapa penyakit menahun dari organ-organ almarhum.
"Saat pemeriksaan terhadap jenazah almarhum, kami tidak menemukan penyebab lain yang mengakibatkan kematian Helmud Hontong selain karena sakit, namun kami tetap mengambil sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata dia.
Pemeriksaan lanjutan itu adalah toksikologi dan pemeriksaan jaringan organ serta pemeriksaan toksikologi yang dilakukan di laboratorium forensik untuk pemeriksaan racun dan bahan-bahan lainnya, sedangkan untuk pemeriksaan jaringan dilakukan di Rumah Sakit Kandou di Manado dan laboratorium forensik di Makassar.
"Jadi dugaan sementara, Wakil Bupati Helmud Hontong meninggal akibat penyakit lama," tegas Zulkarnaen.
Direktur Kriminal Umum Polda Sulut AKPB Gani F Siahaan menyampaikan dengan berbagai spekulasi penyebab kematian almarhum Helmud Hontong yang berkembang di media sosial, maka dibentuk dua tim, yakni tim penyelidikan forensik dan penyelidikan kedokteran forensik untuk melakukan autopsi.
"Kami tetap melakukan penyelidikan apakah ada peristiwa pidana yang terjadi? Sampai saat ini tim tetap melakukan penyelidikannya," ujar Siahaan
Kapolres Sangihe AKBP Tony Budhi Sosetyo mengatakan autopsi dilakukan untuk membantu penyidik dan masyarakat agar tidak muncul berspekulasi dan membuat terang benderang penyebab kematian almarhum Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong," ungkap Kapolres.
"Hasil sementara berdasarkan autopsi, kematian Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Helmud Hontong dalam pesawat bukan diracun tetapi karena sakit menahun yang dideritanya," kata salah satu tim forensik, dr Faizal Zulkarnaen di Tahuna, Senin.
Menurut dia, berbagai spekulasi atas kematian wakil bupati membuat penyidik meminta keluarga untuk melakukan autopsi terhadap almarhum Helmud Hontong.
Autopsi dilakukan tim forensi mulai pukul 05.00 Wita hingga pukul 7:30 Wita di Rumah Sakit Umum Daerah Liunkendage Tahuna.
Tim forensik gabungan yang melakukan pemeriksaan terdiri atas dr. Faizal Zulkarnaen Direktur RS Bhayangkara Manado, dr. Nola Mallo spesialis forensik, dr. Elisa Rompas Spesialis Forensik RS Prof Kandow di Aula Polres Sangihe menyampaikan, hasil sementara ada beberapa penyakit menahun dari organ-organ almarhum.
"Saat pemeriksaan terhadap jenazah almarhum, kami tidak menemukan penyebab lain yang mengakibatkan kematian Helmud Hontong selain karena sakit, namun kami tetap mengambil sampel untuk pemeriksaan lebih lanjut," kata dia.
Pemeriksaan lanjutan itu adalah toksikologi dan pemeriksaan jaringan organ serta pemeriksaan toksikologi yang dilakukan di laboratorium forensik untuk pemeriksaan racun dan bahan-bahan lainnya, sedangkan untuk pemeriksaan jaringan dilakukan di Rumah Sakit Kandou di Manado dan laboratorium forensik di Makassar.
"Jadi dugaan sementara, Wakil Bupati Helmud Hontong meninggal akibat penyakit lama," tegas Zulkarnaen.
Direktur Kriminal Umum Polda Sulut AKPB Gani F Siahaan menyampaikan dengan berbagai spekulasi penyebab kematian almarhum Helmud Hontong yang berkembang di media sosial, maka dibentuk dua tim, yakni tim penyelidikan forensik dan penyelidikan kedokteran forensik untuk melakukan autopsi.
"Kami tetap melakukan penyelidikan apakah ada peristiwa pidana yang terjadi? Sampai saat ini tim tetap melakukan penyelidikannya," ujar Siahaan
Kapolres Sangihe AKBP Tony Budhi Sosetyo mengatakan autopsi dilakukan untuk membantu penyidik dan masyarakat agar tidak muncul berspekulasi dan membuat terang benderang penyebab kematian almarhum Wakil Bupati Sangihe Helmud Hontong," ungkap Kapolres.