Kendari (ANTARA) - Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Kendari di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) menghadirkan pusat informasi atau konseling tentang pendidikan seks normal dan kesehatan reproduksi bagi anak-anak warga binaan.

Kepala LPKA Kendari Akbar Amnur saat dihubungi melalui telepon selulernya di Kendari, Sabtu, mengatakan pihaknya berinisiasi menghadirkan pusat konseling tentang seks yang sehat, baik dan normal karena dari 43 warga binaan di Lapas itu sebanyak 75 persen merupakan kasus pelecehan seksual kepada lawan jenisnya.

"Berangkat dari data itu berarti ini menandakan ada fenomena pendidikan seks yang tidak maksimal bagi anak-anak remaja di bawah usia 18 tahun. Akhirnya kita gagas untuk membuat kegiatan edukasi tentang seks yang baik, normal dan sehat kepada anak-anak binaan perlu diarahkan. Kami membuat wadahnya yaitu PIK-R (Pusat Informasi Konseling Remaja)," kata dia.

Dalam kegiatan konseling yang sudah berjalan dua bulan tersebut pihaknya menggandeng Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kendari.

Ia menyampaikan, bahwa meskipun anak-anak binaan di Lapas tersebut berada di dalam lapas, namun pihaknya tetap berkomitmen agar hak-hak mereka tetap terpenuhi.

"Kita buatkan wadah edukasi kesehatan remaja khususnya kesehatan reproduksi mereka," ujar dia.

Menurut dia, penting bagi mereka untuk bisa mendapatkan pengetahuan dasar apalagi terkait kesehatan reproduksi mereka. Termasuk mengajarkan pendidikan seks sejak dini yang sehat, baik dan normal.

"Mereka ini kan harus ada jalur pengetahuan supaya mereka tidak miss informasi tentang edukasi seks khususnya," tambah dia.

Selain membuat pusat informasi tentang kesehatan reproduksi, LPKA Kelas II Kendari juga menghadirkan program pendidikan bagi anak-anak binaan di Lapas itu dengan bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga Kota Kendari.

"Salah satu tugas utama LPKA adalah menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anak binaan baik pendidikan formal, informal, maupun nonformal," tegasnya.

Pewarta : Muhammad Harianto
Editor : Hernawan Wahyudono
Copyright © ANTARA 2024