Beijing (ANTARA) - Sedikitnya 546 mahasiswa asal Indonesia dari jenjang S1 hingga S3 di sejumlah perguruan tinggi di China tertunda kelulusannya akibat terdampak pandemi COVID-19.
"Mereka itu terkendala teknis pembelajaran jarak jauh selama pandemi," kata Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, Selasa.
Biasanya dalam satu tahun China meluluskan 1.400 hingga 1.800 pelajar Indonesia dari berbagai jenjang pendidikan. Namun sejak pandemi melanda, maka tingkat kelulusannya tinggal 60 persen.
"Beberapa mahasiswa eksakta yang belajar daring mengalami beberapa kendala, seperti laboratorium, praktikum, koas (co-assistant bagi mahasiswa tingkat akhir kedokteran) dan lain-lain," ujar Yaya kepada ANTARA di Beijing.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka tidak ada jalan lain kecuali mendesak pemerintah China untuk mengizinkan para pelajar dari Indonesia masuk kembali.
"Tidak hanya Indonesia, beberapa negara lain juga menyampaikan hal serupa kepada otoritas China. Beberapa pelajar China juga mendesak ingin melanjutkan sekolah di Indonesia," katanya menambahkan.
Ia menyebutkan sebanyak 44 mahasiswa China yang meraih program beasiswa Dharmasiswa dalam dua periode 2019 dan 2020 juga belum bisa diberangkatkan ke Indonesia karena pandemi.
Sementara dari 15.760 pelajar Indonesia di China terdapat sebanyak 1.352 orang yang masih bertahan di kampusnya masing-masing di 27 kota di daratan Tiongkok itu sejak pandemi COVID-19 merebak, sedangkan yang lain sudah berada di Indonesia untuk menjalani perkuliahan jarak jauh.
Dalam beberapa waktu terakhir, China membuka akses bagi orang asing selain untuk tujuan berwisata dan belajar. Salah satu syarat untuk mendapatkan visa China, maka pemohon harus menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19 buatan China.
Meskipun sampai saat ini belum ada kebijakan apa pun terkait kebijakan visa China bagi pelajar, Atdikbudristek telah berkirim surat kepada beberapa menteri di Indonesia, yakni Menlu, Mendikbudristek, Mendagri, dan Komite Penerangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Surat itu berisi usulan kepada instansi di Indonesia agar segera memberikan vaksinasi terhadap para pelajar Indonesia sebagai bentuk persiapan jika sewaktu-waktu China membuka kembali akses masuk kepada para pelajar asing.
Sebelumnya dalam pertemuan bilateral China-Indonesia di Provinsi Fujian pada 1-3 April 2021, Menlu Retno LP Marsudi menyampaikan harapannya kepada Menlu Wang Yi agar memfasiltasi kembalinya para pelajar Indonesia ke China.
"Mereka itu terkendala teknis pembelajaran jarak jauh selama pandemi," kata Atase Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada Kedutaan Besar RI di Beijing, Yaya Sutarya, Selasa.
Biasanya dalam satu tahun China meluluskan 1.400 hingga 1.800 pelajar Indonesia dari berbagai jenjang pendidikan. Namun sejak pandemi melanda, maka tingkat kelulusannya tinggal 60 persen.
"Beberapa mahasiswa eksakta yang belajar daring mengalami beberapa kendala, seperti laboratorium, praktikum, koas (co-assistant bagi mahasiswa tingkat akhir kedokteran) dan lain-lain," ujar Yaya kepada ANTARA di Beijing.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, maka tidak ada jalan lain kecuali mendesak pemerintah China untuk mengizinkan para pelajar dari Indonesia masuk kembali.
"Tidak hanya Indonesia, beberapa negara lain juga menyampaikan hal serupa kepada otoritas China. Beberapa pelajar China juga mendesak ingin melanjutkan sekolah di Indonesia," katanya menambahkan.
Ia menyebutkan sebanyak 44 mahasiswa China yang meraih program beasiswa Dharmasiswa dalam dua periode 2019 dan 2020 juga belum bisa diberangkatkan ke Indonesia karena pandemi.
Sementara dari 15.760 pelajar Indonesia di China terdapat sebanyak 1.352 orang yang masih bertahan di kampusnya masing-masing di 27 kota di daratan Tiongkok itu sejak pandemi COVID-19 merebak, sedangkan yang lain sudah berada di Indonesia untuk menjalani perkuliahan jarak jauh.
Dalam beberapa waktu terakhir, China membuka akses bagi orang asing selain untuk tujuan berwisata dan belajar. Salah satu syarat untuk mendapatkan visa China, maka pemohon harus menunjukkan sertifikat vaksin COVID-19 buatan China.
Meskipun sampai saat ini belum ada kebijakan apa pun terkait kebijakan visa China bagi pelajar, Atdikbudristek telah berkirim surat kepada beberapa menteri di Indonesia, yakni Menlu, Mendikbudristek, Mendagri, dan Komite Penerangan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional.
Surat itu berisi usulan kepada instansi di Indonesia agar segera memberikan vaksinasi terhadap para pelajar Indonesia sebagai bentuk persiapan jika sewaktu-waktu China membuka kembali akses masuk kepada para pelajar asing.
Sebelumnya dalam pertemuan bilateral China-Indonesia di Provinsi Fujian pada 1-3 April 2021, Menlu Retno LP Marsudi menyampaikan harapannya kepada Menlu Wang Yi agar memfasiltasi kembalinya para pelajar Indonesia ke China.